90 TAHUN PENA BERTULIS (sekuel) ✅

24 1 0
                                    

90 TAHUN PENA BERTULIS adalah sekuel dari SENJA DI ATAS BENDERA KITA.

By the way ini cerita gonta-ganti pov mohon dicermati saat membaca agar tidak bingung yauu.

Happy Reading lop u

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Berharap kepada damaimu dan abadi kenanganmu teman, seperti senja di atas bendera kita kala itu— Adipati Bagas

Saya dan kamu, kelak kita akan bertemu saat peluru tak lagi menakuti dunia— Nakamura Yashuo

Dunia akhirnya damai, sama seperti kehidupanku. Aku juga tak pernah menyangka mampu bekerja dan memberikan sesuap nasi kepada orang-orang sekitarku.

Masa berlalu kini seperti dahan tua yang kian berjatuhan, memoriku soal masa jaya perlahan menghilang dan rasanya aku melupakan sesuatu atau tepatnya seseorang.

Aku kembali merenung sembari menatap pemandangan di luar sana, jemariku tak berhenti mengenggam kalung berisikan fotonya.

Aku tak bisa mengingat namanya atau siapa orang itu. Yang aku ingat kami akan bertemu ketika dunia sudah damai. Sekaranglah saatnya tapi siapa yang harus kutemui dan di mana dia.

Aku merasa sudah sangat renta menunggunya. Tubuhku seperti tinggal nyawa yang siap pergi menunggu janji saja. Aku terjebak di ruangan ini dengan seorang laki-laki muda tampan yang selalu duduk di sudut ruangan sembari membaca buku.

Yang lebih heran pemuda itu ada di foto ini bersama orang yang sedang kutunggu itu.

"Hei! Kapan dia datang?"

Pemuda itu hanya menaikan kedua alisnya, "Datang? Siapa?"

Itulah percakapan kami setiap harinya, kupikir dia tau karena mengurungku di ruangan ini. Ah, tidak dia tak mengurungku dia hanya menemaniku.

"Kemarilah." Ia menurut lalu mendatangiku, aku menunjukan foto yang ada di kalung milikku.

"Dia, maksudku kalian berdua ada di foto ini aku ingin menemui yang ini." Aku menujuk pemuda lain yang berdiri di sebelah kanan dalam foto ini.

Pemuda itu mengerutkan keningnya seolah terkejut melihat wajahnya sendiri berada di foto, aku tak menghiraukan itu dan meminta tolong padanya.

"Bisakah kamu panggilkan dia, Saya tak ingat namanya tapi kami harus bertemu."

Selain tak mengingatnya tubuhku sudah jatuh sakit, setidaknya sebelum mati aku ingin menepati janjiku.

"Kumohon..."

Pemuda itu menatapku sejenak lalu tersenyum.

"Aku akan mencarinya, aku janji."

Dalam ingatanku hanya berputar soal kalimat terakhirnya lagi. Ia selalu muncul dalam mimpi dengan memakai pakaian tentara jepang dulu, seingatku harusnya jepang dan indonesia bermusuhan kala itu.

Entah kenapa diingatanku dia tersenyum dan kami duduk bersama saat menjelang senja. Ia tak pernah melayangkan senjatanya padaku, seingatku kami juga bertukar pikiran di sebuah rumah tua ujung kota.

Namun setiap pagi setelah senja dan malam yang gelap ia menghilang.

Seminggu sudah berlalu, pemuda itu masih belum membawanya padaku.

"Sabar aku masih mencari dia."

Pemuda itu juga nampaknya frustasi menemukannya. aku akhirnya berhenti bertanya dan menunggu lebih sabar meski setiap senja berganti membuat waktuku semakin menipis di ranjang pesakitan ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Chapter Upon Me [TXT ONESHOOT]Where stories live. Discover now