daddy

6.3K 277 2
                                    

_____

Didalam mobil Panglima terus memperhatikan Ara yang sedang menonton kartun upin ipin diponselnya sendiri. Panglima tersenyum lalu mengelus pipi Ara.

Ara yang merasakan sentuhan dari Panglima pun lantas menoleh kearah sang empu.

"Abang listen? Jantung Ara debar debar, Ara sick?" tanya Ara dengan polosnya.

Panglima terkekeh mendengar ucapan polos dari Ara, "bukan sakit." jelas Panglima.

"Really? Tapi jantung Ara berdebar dug dug dug." Ara mempraktekan bunyi jantungnya dengan lucu membuat Panglima gemes.

"Apakah setiap berdekatan denganku jantungmu akan seperti itu?" Panglima malah bertanya.

"Hu'um, apakah abang bawa penyakit buat Ara? Huhuu Ara gak mau sakit..."

Panglima menggelengkan kepalanya, "kamu sini deh, dengerin juga jantung abang." Panglima menarik pelan tubuh Ara menggunakan sebelah tangannya agar Ara mendekat.

Ara nurut saja, dia memegang dada bidang Panglima lalu menempelkan telinganya didada bidang itu seakan mendengarkan sesuatu.

"Abang sick juga?" Ara mendongak menatap Panglima yang sedang fokus menyetir itu, saat Ara menempel kan telinga pada dada bidang Panglima dan dapat Ara dengar dan rasakan bahwa jantung Panglima juga berdetak sepertinya.

Panglima tersenyum manis lalu mengelus lembut pipi chubby Ara, "itu bukan sakit, tapi itu tanda bahwa abang menyukai mu dan sayang sama kamu." jelas Panglima.

"Berarti kalu jantungnya dug dug dug itu tanda nya suka dan sayang?" tanya Ara.

"Tergantung, jika kamu merasa nyaman didekat orang yang buat jantungmu berdebar berarti kamu menyukainya, dan jika jantung kamu berdebar tapi perasaanmu gelisah berarti itu bukan suka tapi gelisah atau ada tanda bahaya." jelas Panglima dengan lembut.

Ara menganggukkan kepalanya lucu tanda mengerti apa yang dimaksud Panglima, "Ara nyaman dekat abang." Ara memeluk tubuh kekar Panglima.

Panglima terkekeh lalu membalas pelukan Ara dengan sebelah tangannya, karena sebelah tangannya lagi menggenggam setir.

"Abang juga sayang kamu." ucap Panglima.

"Berarti kita pacaran?" tanya Ara walaupun dia belum mengerti apa itu pacaran, dia mengingat penjelasan sang bunda saat sarapan tadi.

Panglima menunduk untuk melihat Ara yang sedang ngedusel didada bidangnya, tangannya terulur lagi untuk mengelus lembut pipi Ara.

"Untuk sekarang abang belum nembak kamu, tunggu abang minta persetujuan dari daddy dan bang Bagas kamu dulu." Panglima berniat akan meminta izin juga kepada daddy dan abangnya Ara yang dulu dia tidak ingin nanti setelah pacaran keluarga Ara yang dulu tidak menyetujuinya, jadi dia harus izin dulu agar hubungan mereka tenang.

Ara melepaskan pelukannya dan menatap Panglima dengan mata berkaca kaca, "abang mau bunuh Ara?" tanya nya polos.

Alis Panglima terangkat sebelah, "ngapain abang bunuh kamu?" heran Panglima saat mendengar ucapan Ara.

"Tadi kata abang tembak tembak." ucap Ara memanyunkan bibirnya.

Panglima terkekeh gemes, "bukan itu maksudnya little girl." gemes Panglima.

Ara mengerjapkan matanya polos, "terus?" tanya nya.

"Abang akan menyatakan perasaan abang dan mengajak kamu berpacaran setelah mendapat izin dari daddy dan juga abang kamu." jelas Panglima.

Ara memiringkan kepalanya menatap polos kearah Panglima, "daddy? Bang Agas?" tanya nya dan Panglima menganggukkan kepalanya.

"Abang kenal daddy?" tanya Ara.

TRANSMIGRASI ARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang