Chapter 10: Remember it?

8 4 0
                                    

💌

Yudha panik tengah mampus kala mendapati Seyyan yang mendadak mencengkeram kepalanya sendiri dengan kedua tangannya seraya meringis sakit seperti ada sesuatu yang menghantam kepalanya.

Cowok itu bahkan sampai tersungkur karena tak kuat menahan sakit pada kepalanya dan sejurus kemudian, pandangan cowok itu menggelap bersamaan dengan beberapa tetes darah mengalir dihidungnya.

Wow, Yudha berasa menonton live action!

Tapi masa bodoh dengan live action yang dimaksudkan tadi karena yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya mendapatkan pertolongan secepat kilat untuk temannya yang malang ini.

Jadi, Yudha harus menelepon siapa?

Maka sejurus kemudian, cowok itu mengotak-atik ponsel guna mencari kontak secara asal lantaran panik dan cemas menjadi satu. Masa bodoh lah, siapapun itu semoga bisa membantu temannya ini.

Sementara pada layar handphone, menampilkan sebuah nomor tanpa nama.

Tuh, kan, apa lagi sih, ini? Bodoamatlah siapapun tolong teman sebangkunya ini!

Yudha segera mengklik nomor tersebut, awalnya panggilan tertolak dua kali.

Cowok itu kembali mengotak-atik kontak guna menemukan nama kontak keluarga Seyyan tapi tiba-tiba nomor asing langsung tertera pada layar.

Tanpa ba-bi-bu cowok itu mengangkatnya. “Tolong, ini si Seyyan pingsan. Anjir mana berat, lagi. Siapapun cepat datang. Kami di taman belakang s—”

Pip!

Sialan. Sambungan diputuskan sepihak.

Semoga bantuan segera datang. Sekarang Yudha harus memapah temannya ini guna dipindahkan ke teman yang lebih layak seperti contoh, bangku taman dibelakangnya ini.

Sementara di lain tempat, aura mencengkam menguar disepanjang koridor yang dilaluinya.

Seseorang yang baru saja memutuskan panggilan sepihak itu nampak melirik arloji lighting gold di tangan kiri yang menampilkan pukul 02.28 dengan tangan kanannya mengklik sebuah nomor yang langsung tersambung pada sebuah panggilan. “Lalai sekali lagi, jangan harap saya bisa menahan pistol kesayangan yang selalu haus darah ini!”

“Lakukan tugas kalian secepatnya!”

“Baik, Nona muda!”

💌

Yesha panik setengah mati kala mendapati kabar tak mengenakkan dari sang putra yang ternyata berada di rumah sakit sekarang.

Maka tanpa ba-bi-bu lagi, wanita itu bersama dua bodyguardnya segera bergegas menuju rumah sakit terdekat.

Sesampainya ia disana, seorang pemuda langsung memperkenalkan diri bahwa ia adalah teman sebangku Seyyan. Yesha pun berterimakasih pada Yudha karena mau membantu anaknya.

“Maaf sekali lagi ya, Tan. Harusnya saya telepon nomor Anda lebih dulu, tapi tadi karena saya kesulitan mencari namanya dan kebetulan langsung ada satu nomor yang saya asal klik demi menghemat waktu. Tapi saya nggak tahu nomor siapa, tadi, soalnya ngga ada namanya.” jelas Yudha panjang lebar yang seketika membuat Yesha tercenung.

Nomor tanpa nama?

“Coba sini saya lihat.”

“Ini, Tante...”

DEG!

“L-loh, ini bukannya n-nomor...” melihat respon seperti itu membuat Yudha jadi berpikir yang tidak-tidak. Tuh, kan, jangan-jangan itu nomor pacarnya Seyyan? Atau mantannya, kah?

UNBREAKABLE LOVE : Before and after i forget you[✓]Where stories live. Discover now