PASRAH

13 4 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Balik lagi deh hehehe.

Semangat untuk hari ini dan seterusnya, jaga kesehatan juga seng.

Bismillahirrahmanirrahim

꧁✦✦✦✦✦꧂

"Semakin ikhlas semakin tenang. Belajarlah untuk berlapang dada, karena tidak semua yang kita inginkan itu yang terbaik menurut Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sesulit apapun keadaanmu, ajarilah hatimu agar bisa menerima keadaan tanpa membenci."
― Habib Umar bin Hafidz ―

꧁✦✦✦✦✦꧂

"Gue cinta sama lo, La"

"GUE ENGGAK!, please Vangga. Itu cuman masa lalu, gue yang sekarang bukanlah gue yang dulu, gue pengen belajar Istiqomah dan gak mau lagi terjerat dalam hubungan yang belum halal, lo ngerti kan Angga?"

"Tapi, La-"

"Lo bisa diem gak? Lo mau ikut masuk ke toilet cewek? Ngotak kali lo ah"

"Ya, kalo sama lo mah ma-"

BUGH

"ANYING NYEURI"

"Tuh ape kan, gue males ama cowok yang toxic kayak lo"

"Itu gue kelepasan, La"

"Halah, botakmu"

Vanyla pun menutup pintu toilet cewek dengan keras, lokasinya seperti biasa. Yakni di Masjid Al-Furqon.

Alvangga terkejut dan mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali, Vanyla dari dahulu memang galak akan tetapi ia tidak gencar untuk mendekati Vanyla sebelum ke pepet oleh seseorang.

Lantas Alvangga pun melangkahkan kakinya dan duduk di teras Masjid Al-Furqon, padahal kini telah memasuki waktu Isya, akan tetapi Alvangga malah enggan untuk menunaikan sholat. Padahal banyak orang yang mulai memasuki Masjid untuk menunaikan ibadah Sholat.

Satu kata dalam benak Alvangga jika ada sangkut pautnya dengan Sholat, yaitu malas.

Mata Alvangga menelusuri keindahan lingkungan Masjid Al-furqan, sehingga netra hitamnya tidak sengaja menangkap seorang pemuda tampan yang akan menunaikan Sholat, yaitu Haikal.

Yang membuat Alvangga bingung adalah, bukannya rumah Haikal sangat jauh dengan lokasi Masjid Al-furqan? Mengapa ia bisa ke sini?.

Dan, ya! Alvangga jadi teringat sesuatu, di sini juga ada keberadaan Vanyla. Alvangga tahu bahwa Vanyla menyukai Haikal, kabar tersebut kini sudah beredar kepada tiap Indra pendengar milik orang-orang di sekolah. Jadi tak heran jika semua orang sudah mengetahui pasal ini.

"Waduh, gak bisa ini. Vanyla gaboleh ketemu Haikal" dengan cekatan, Alvangga pun bangun dari duduknya dan menghampiri Haikal yang sudah melepaskan sandal capitnya itu.

"Ekhem"

Haikal menoleh, lalu mengangkat satu alisnya.

"Ngapain?"

"Apa urusan lo?" tanya Haikal ketus, Haikal bukan membenci atau marah dengan Alvangga, hanya saja rasa sakit hatinya masih belum sembuh karena perkataan Alvangga dan Reza pada tempo hari.

Memang pasalnya Haikal sudah biasa diperlakukan seperti ini. Namun, kala itu perkataan dari Alvangga dan Reza tidak bisa semudah itu Haikal terima dengan hatinya.

Vanyla : Always about youWhere stories live. Discover now