Hari-hari si Bebek (nama panggilan sayang) bertahan hidup di luar Liberté. Tinggal di klinik sudah tak mungkin lagi karena dia sudah sembuh dari luka-lukanya. Perut lapar, uang tak ada, sedangkan tagihan pengobatan masih belum sepenuhnya tertutupi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebuah hologram berbentuk bola dunia, berputar perlahan. Deretan angka yang melayang di pojok kanan bawah menunjukkan detik dan menit yang terus berlangsung. Namun yang lebih menarik perhatian Ducky adalah sebaris kata, paling mencolok di antara yang lain.
"Bumi," gumamnya membaca tulisan itu.
Alisnya bertaut dan jari-jari menggosok dagu. Dia sama sekali tak mengenali bentuk daratan yang tampak di permukaan bola dunia itu.
Bumi mana yang dimaksud?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ducky menekankan jari ke pangkal hidungnya, mencoba mengembalikan fokus. Sedari tadi dia gagal mengolah informasi dari denah, pikirannya masih mengulang isi mimpi yang muncul ketika dia menyempatkan diri untuk power nap—tidur sejenak untuk memulihkan tenaga. Mengingat apa saja yang dilakukan ketika berusaha menarik perhatian Suster Tilia di klinik dulu lumayan memberi hantaman pada mental. Makin diperparah oleh reaksi negatif Suster itu setelahnya.
Rona merah masih tersisa di ujung telinga Ducky setiap kali ingatannya memutar ulang isi mimpi itu.
"Oke ... Oke," gumamnya. Sengaja menyuarakan pikiran untuk mencegah otak memutar ulang ingatan itu lagi. "Dari sini, belok ... lalu lurus sedikit, pertigaan pertama ...."
ATV berhenti dengan decit panjang karet yang beradu dengan lantai. Ducky sudah berusaha menghindari area dengan tingkat kerusakan terlalu parah untuk dilalui kendaraan. Namun akhirnya tiba juga waktunya untuk turun.
Hanya ada lorong sempit di tempat yang akan dilalui. Mungkin cukup untuk dua orang berjalan tanpa saling menyenggol, tetapi tidak cukup lebar untuk kendaraannya. Tempat yang dituju masih agak jauh dan—dilihat dari perbedaan ketinggian di denah,mengharuskan dirinya menggunakan tangga.
Ducky melengos panjang. Walau enggan, dia terpaksa turun dari ATV apabila ingin melanjutkan perjalanan. Hanya senjata, berbagai perlengkapan standar untuk melintasi reruntuhan, dan tas selempang saja yang dibawa.
