dua belas

48.8K 3.2K 58
                                    

up lg nih, buat klean
yg jahatnya, gamau komen, hiks😞

•••••

Tok

Tok

Tok

Hanna melirik pintu kamarnya yang baru saja diketuk seseorang. Ia mengklik layar ipad-nya agar drama yang ia tonton berhenti.

Clek!

Gadis itu menelan salivanya melihat sosok Regan yang masih berbalut seragam masuk ke kamarnya. Ia menaruh ipad-nya dan beringsut mundur merapatkan diri pada headboard.

"Udah enakan?" pertanyaan itu terlontar sementara sosoknya menutup kembali pintu kamar.

"Mau ngapain?" Regan menaikkan sebelah bibirnya ketika mendapati pertanyaannya dijawab dengan sebuah pertanyaan lain.

"Udah enakan belum, Sayang?" Regan kembali bertanya ketika telah sampai di samping ranjang, tangannya terangkat mengelus kepala Hanna yang dihindari oleh gadis itu.

"Ck," cowok itu berdecak sebal sembari melemparkan paperbag ke depan Hanna. "Gak inget kemarin lo-"

"ENGGAK!" potong Hanna dengan memekik kencang dan menatap Regan sengit.

Menyadari reaksi Hanna, ia jadi yakin bahwa gadis itu mengingat kejadian semalam. Regan sontak tersenyum remeh.

"Kemarin en-"

"DIEM!"

Buk!

Hanna melemparkan bantal ke arah Regan sembari berteriak, tidak ingin mendengar perkataan Regan yang membahas kejadian kemarin.

"Mending pergi, deh. Mual gue liat muka lo!" Regan mengerutkan keningnya kesal mendengar perkataan Hanna.

"Lo siapa?"

Hanna yang baru akan menyalakan ipad-nya lagi mendelik mendengar pertanyaan Regan. Apa maksudnya pertanyaan itu? Apa ia terlalu kelihatan hingga Regan menyadari ia bukan Hanna asli?

Regan menarik dagu kecil Hanna kemudian membawanya mendongak menatap balik tatapan tajamnya.

Hanna lagi-lagi menelan ludah, ia sering kali dibuat seperti ini jika bersama Regan.

"Lo siapa ngatur-ngatur gue?" suara lirih yang datar itu membuat Hanna merinding juga lega di saat bersamaan.

"Kalo lo mual lihat muka gue, gue bakal bikin lo lihat muka gue seumur hidup!" senyuman seram mengembang apik di bibir cowok itu, membuat Hanna yang melihatnya dari jarak dekat semakin panas dingin.

Puas melihat wajah kicep Hanna, Regan menegakkan tubuhnya dengan tangan yang masuk ke saku celananya.

"Itu dari Felia, barang lo yang ketinggalan," Regan berkata sembari melirik sekilas paperbag yang tadi ia lempar.

"Lusa jadwal makan malem bareng. Bakal lebih bagus kalo lo gak banyak tingkah. Tingkah lo akhir-akhir ini bikin pusing. Kalo Bunda sama Ayah tau, gue yang kena," Hanna yang sedari tadi diam makin diam. Berusaha mencerna kata-kata Regan.

Merasa urusannya sudah selesai, Regan berbalik hendak keluar dari sana.

"Please, sadar diri. Tingkah lo juga bikin pusing," Hanna berkata sembari meraih paperbag di depannya.

Regan yang mendengar itu menghentikan langkahnya, membalikkan tubuhnya untuk menatap Hanna.

"Dari dulu gue gitu, dan lo gak masalah selama ini. Kenapa sekarang lo protes?"

HannaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora