3. Iblis Telah Pulang

279 36 26
                                    

ANJING melolong dari kejauhan ketika 1 pria dan 1 pemuda membopong kain merah ke halaman belakang rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ANJING melolong dari kejauhan ketika 1 pria dan 1 pemuda membopong kain merah ke halaman belakang rumah. Mereka melakukannya cukup kesulitan sebab harus berhati-hati agar darah tidak tercecer dari mayat yang dibawa. Dukk! Kepala Zhan si korban pembunuhan terantuk batu, dia diletakkan di pinggir lubang yang sudah digali hanya sedalam 8 meter. Jiji dan Lin Hua terlalu panik sampai tidak kuasa menggali lebih dalam, terlebih lagi Tuan Xing terus menggencar mereka untuk cepat.

Di dalam rumah, Nyonya Zuyi sibuk membersihkan ruang keluarga dari darah serta pecahan beling asbak.

Wanita itu menatap agak lama ke arah genangan darah Zhan, tubuhnya gemetar dan mata mendadak terasa panas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wanita itu menatap agak lama ke arah genangan darah Zhan, tubuhnya gemetar dan mata mendadak terasa panas.

"Bukan kami yang salah. Tapi dosamu sudah pernah mengkhianati Yibo 2 tahun lalu." Dia berbisik, mencoba membela diri serta mengenyahkan pikiran berlebihan.

Lalu di halaman belakang, tubuh tak bergerak Zhan digelindingkan ke dalam liang lahat bersamaan sehelai kain merah.

"Cepat kubur tanpa ada celah!" Tuan Xing berseru pada anak-anaknya yang berdiri gamang. Dengan cepat, Jiji dan Lin Hua mengayunkan sekop masing-masing, meruntuhkan tumpukan tanah hingga berjatuhan menimpa tubuh bersimbah darah.

 Dengan cepat, Jiji dan Lin Hua mengayunkan sekop masing-masing, meruntuhkan tumpukan tanah hingga berjatuhan menimpa tubuh bersimbah darah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mas Yibo..."

Itu adalah bisikan yang benar-benar terakhir dari belah bibir berdarah. Dia semula masih hidup, tapi wajah tertimbun tanah semakin banyak sehingga napasnya seketika habis. Kekejaman manusia-manusia di atas tanah itu telah dirasakan, mata sayu Zhan menutup dalam kematian paling menyayat hati. Bahkan sebelum berjumpa kakak tersayang yang entah di mana, dirinya harus pergi sangat jauh.

CINCIN SANG PENGANTINWhere stories live. Discover now