4

2.1K 363 49
                                    


TYPO

"Gue gak tau lagi mau gimana Chit"

"Gue juga gak bisa ngomong apa-apa selain lo harus sabar, lo tau sejak kapan mereka berhubungan lagi?"

"Gue baru tau semalem pas buka HP nya tapi kayaknya mereka udah komunikasi lagi selama sebulanan"

Chitta menghela nafasnya lalu memeluk Tyara.

"Gue gak akan dukung apapun keputusan yang lo ambil, buat kebaikan lo, kasihan anak lo juga"

"Gue pikir, kesabaran gue selama ini bisa buat dia balik atau minimal baik, ternyata gue gak bisa. Kayaknya udah jalannya deh kayak gini" Tyara tersenyum miris

"Gue mau cerai aja Chit setelah anak gue lahir"

"Lo yakin?"

Tyara mengangguk, "Iya, udah gak ada kesempatan lagi buat rumah tangga gue, dia juga udah balik ke mantannya"

"Gue dukung keputusan lo, asal itu buat kebaikan lo, kalo lo mau buat sementara lo bisa tinggal disini dulu, kasihan dirumah juga dia jarang pulang"

Tyara menggeleng, "Gue udah banyak ngerepotin lo, gue juga gak enak sama Johan, gapapa kok, justru bagus dia gak pulang, dari pada gue sakit hati mulu"

Chitta menghela nafasnya lalu mengangguk, "Yaudah kalo lo mau nya kayak gitu"

...

Pukul lima sore Tyara pulang kerumah setelah dari rumah Chitta sahabatnya, mendapati Jayden yang sudah pulang kantor sedang memangku laptopnya duduk disofa ruang tamu.

"Dari mana lo baru balik jam segini?"

"Tempat Chitta mas"

"Siapa tuh?"

"Sahabat aku"

Jayden berdecih lalu kembali fokus pada laptopnya.

Tyara pergi ke kamar, dirinya akan memasak untuk makan malam, terlebih dahulu dirinya mandi membersihkan diri.

Baru saja keluar kamar mandi, wanita itu mendapati Jayden yang kini sudah rapi didepan kaca

"Mau kemana mas?"

"Bukan urusan lo"

Tyara menghela nafasnya, "Jangan pulang larut mas, besok masuk kerja"

"Gue gak pulang"

"Mas mau tidur dimana kalo gak pulang?"

"Bukan urusan lo, brisik banget"

"Iya maaf deh, hati-hati nyetirnya"

"Gak usah sok perhatian"

Tyara terkekeh kecil, "Bukan apa-apa, takutnya kebentur dua kali kan kita gak tau bisa bangun lagi atau enggak"

Jayden langsung memandang Tyara, "Lo nyumpahin gue?"

Tyara menggeleng, "Aku cuma gak mau mas kenapa-kenapa"

"Bacot"

Jayden pun meninggalkan kamar itu.

"Sabar Tyara, sebulan lagi" ucapnya memandang kepergian Jayden

Tyara mengelus perutnya, "Dek maaf yah kalo mamih bilang kalo mamih kayaknya mulai muak sama papih kamu, ternyata mamih gak secinta itu" ucapnya lalu mendengus.

..

Jayden benar-benar tidak pulang, saat Tyara bangun tidak ada siapa-siapa dirumah ini selain dirinya.

Setelah mandi pagi Tyara keluar kamar hendak membuatkan sarapan untuknya, baru saja dirinya akan ke dapur, bell rumahnya berbunyi.

Tyara berajalan ke arah pintu lalu membukanya, mendapati seorang wanita itu kini berdiri di hadapannya.

REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang