6

2.3K 406 49
                                    


Jayden sudah mencari-cari Tyara kemana-mana, hanya satu yang belum lelaki itu datangi, rumah orangtua Tyara.

Lelaki itu memutuskan untuk menanyakan alamatnya kepada mamah nya lalu pergi kesana. Dengan perasaan tidak yakin Jayden menjalankan mobil menuju alamat yang sudah mamahnya kirimkan.

Sekitar dua puluh menit kemudian Jayden sampai didepan sebuah rumah yang cukup membuatnya de javu, Jayden merasa sering kesini namun dirinya tidak tau pasti.

Lelaki itu turun dari mobilnya sedikit berlari menuju pintu besar rumah tersebut, Jayden menekan bell rumah itu sampai tak lama pintunya terbuka.

"Siang tan- mah" ucapnya lalu menyalim wanita yang dirinya ketahui adalah mamah nya Tyara

"Ngapain kamu kesini?"

Jayden terkesiap sebentar akan pertanyaan itu, bukan karena kalimatnya namun nadanya yang tidak bersahabat.

"Saya cari Tyara"

"Tyara gak mau ketemu kamu"

Jayden berkedip dua kali atas jawaban itu, sepertinya Tyara sudah mengatakan semuanya pada orangtuanya.

"Lebih baik kamu pergi Jayden, sebelum suami saya ngeliat kamu disini, saya masih berbaik hati karena saya tau kamu masih dalam proses pemulihan, lebih baik kamu angkat kaki dari sini, anak saya juga gak mau ketemu kamu lagi"

"Tapi tante-

"Sudah lah Jayden, saya minta maaf kalau selama ini anak saya mengganggu kamu, atau membuat kamu risih, Tyara sudah tanda tangani surat cerainya secepatnya kamu urus akta perceraiannya, pulanglah jangan temuin anak saya lagi, kami anggap ini perpisahan baik-baik" potong mamah Tyara dengan suara sedikit bergetar menahan tangis

Sejujurnya wanita itu tau Jayden bukanlah pria yang buruk, dirinya pernah menyaksikan bagaimana lelaki itu memperlakukan putrinya penuh cinta, Sani tidak mengerti dengan jalan yang diberikan Tuhan pada rumah tangga putrinya.

"Saya-

Bruk!

Pintu itu sudah ditutup.

"Shit" umpat Jayden. Lalu melangkah kembali kemobilnya.

Jayden pun meninggalkan rumah itu, setidaknya dia tau Tyara dimana.

.

Tyara memandang mobil Jayden yang meninggalkan halaman rumahnya lewat kaca besar kamarnya

"Se-enggak mau berusaha itu kamu yah mas buat aku sama anak kamu" lirihnya seiringan dengan air mata yang turun membasahi pipi nya.

"Tya"

Tyara langsung mengusap air matanya, "Iya mah"

"Tadi Jayden kesini"

Tyara mengangguk, "Iya mah, Tyara liat"

Wanita yang lebih tua itu menghela nafasnya lalu mendepati putrinya, membawa Tyara untuk duduk diatas ranjang.

"Gak bisa diomongin baik-baik nak? Tuhan melaknat pasangan yang berpisah bukan karena kematian"

"Jayden yang mau pisah mamah, bukan mau nya Tyara, Tyara gak bisa maksa Jayden buat bareng sama Tyara terus kalo memang Jayden gak mau"

Tyara kembali menangis dipelukan mamahnya.

...

Jayden bingung sekarang, benar Jayden memang berencana menceraikan Tyara tapi bukan seperti ini, apa yang harus dirinya jelaskan kepada orangtuanya?

"Gara-gara Talia sialan! ngapain pake datang segala ke rumah?! Tyara jadi tau kan!" sebalnya memukul stir mobilnya.

Sibuk dengan pikirannya yang berkecamuk sembari mengemudikan mobilnya, tiba-tiba ponselnya berdering

REMEMBERWhere stories live. Discover now