Chapter 3. Perjamuan

26 7 0
                                    

Dapat dimaklumi jika Putri tahu siapa yang akan dikirim, karena orang itu pasti mendapatkan laporan dari para bawahannya, Weis sebelum pergi tentu melewati penjagaan di ibukota oleh sebab itulah informasi itu tidaklah sulit untuk di dapatkan.

Weis sebelumnya berpikir ekstra keras, terus bertanya-tanya di dalam benaknya, apa tujuan sang Putri menyewa assassin untuk membunuh assassin lainnya?

Dia tidak mengerti kenapa Putri harus membuat prosesnya menjadi sulit, karena dia bisa saja memberi dekrit untuk memburu pembunuh Lord Alfonso, alih-alih melakukan itu sang Putri justru memilih bertindak di balik bayang-bayang dengan menyewa assassin.

Sang Putri adalah orang dengan status kebangsawanan tertinggi di kerajaan ini, tidak mungkin ada yang akan meragukan tindakannya bahkan jika dia melanggar suatu hukum, orang-orang pasti akan berpura-pura untuk tidak melihatnya karena ayahnya sang Raja adalah orang paling berkuasa di dalam Kerajaan.

Kerajaan Ursula menganut sistem pemerintahan Monarki Absolut yang dimana perintah Raja adalah hal yang mutlak disini bahkan organisasi keagamaan sekalipun harus tunduk pada perintah Raja.

Seperti yang Weis perkiraan, pasti ada semacam plot yang sedang berjalan saat ini. Memikirkan hal ini tidak ada habisnya, memangnya kenapa jika hal itu benar adanya dia cuma harus menyelesaikan misinya.

Weis memandang Alistair dan kesatria pendampingnya dengan tajam sebelum menghela nafas yang panjang.

'Orang-orang ini adalah bawahan Lord Torin, dan apakah Lord Torin bergerak atas perintah sang Putri? Sepertinya begitu, pasalnya darimana lagi mereka tahu tentang diriku.'

Semakin dia memikirkannya, Weis semakin tertarik dengan Lord baru ini dan ingin segera menemuinya.

"Akan kukatakan tujuanku sebenarnya, tapi yang boleh tahu hal itu hanyalah Lord Torin."

Memberitahukan tujuannya kepada banyak orang akan sangat beresiko untuknya, jadi dia hanya akan mengatakan tujuannya kepada Lord Torin saja, orang yang memberi perintah kepada dua orang dihadapannya ini, juga itu akan menghemat banyak waktu dan meminimalisir resiko kebocoran Informasi, karena jika dia memberitahukan tujuannya kepada Alistair sekarang ini itu tidak ada bedanya jika diberitahukan langsung kepada Lord Torin karena pada akhirnya informasi yang disampaikannya pasti akan diberikan kepada Lord Torin, jadi mengapa tidak menghemat waktu dengan cara langsung berbicara kepada orang yang penasaran dengannya.

"Tuan Rolan," Alistair memandang Weis dengan tatapan tajam, menyiratkan ketegangan yang tersembunyi di balik kata-katanya selanjutnya.

Weis merenung sejenak, mencoba membaca ekspresi wajah Alistair. 'Dia memanggilku dengan nama samaran, apa itu artinya dia juga tidak ingin membocorkan identitasku yang sebenarnya?' pikir Weis dalam hati.

"Kami sudah cukup mentoleransi tindakanmu yang membawa benda berbahaya kedalam kota, mempertimbangkan hal itu menemui Lord Torin sekarang sepertinya akan sulit."

Namun, tanpa menunjukkan keraguan sedikit pun, Weis menjawab dengan mantap, "Jangan terlalu kaku begitu. Saya akan menyerahkan semua barang-barang saya yang Anda anggap berbahaya sebelum bertemu Lord Torin. Saya sangat memahami kekhawatiran Anda, dan sangat memahami posisi saya di sini. Membiarkan seorang assassin bersenjata bertemu dengan tuan Anda pasti membuat Anda sangat risau."

Alistair terdiam sejenak, seolah mempertimbangkan kata-kata Weis. Akhirnya, dengan nada yang masih waspada, dia menjawab.

"... Bersiaplah untuk beberapa saat lagi, dan lakukan apa yang Anda katakan."

Weis tersenyum tipis, "Apakah itu artinya saya diizinkan bertemu dengan Lord Torin?" Katanya dengan menggoda.

Alistair tidak jatuh pada umpan itu, dan hanya menjawab dengan singkat, "Menurut anda?"

Endless Enigma Where stories live. Discover now