Tiga Puluh Satu

6 4 0
                                    

Ken mendengus "Apa Gelya punya kakak? bukahkah dia anak pertamamu?"

Hartawan terdiam.

"Jadi benar apa yang selama ini orang bilang? Haris adalah anakmu dari keluarga Adinata?"

Hartawan mengangguk pelan.

"Dia adalah pengecualian! Aku akan mencari darah itu kemanapun!"

"Tuan Ken-"

"Apa kamu lupa? Apa yang sudah Haris lakukan pada Gelya?"

"Berikan kesempatan untuknya bertaubat."

"Taubat?" Ken mendengus "Apa yang akan dia minta dari Gelya setelah dia memberikan darahnya?"

Hartawan menggeleng "Dia hanya ingin menebus kesalahannya pada adiknya."

Ken memejamkan matanya sebentar dan menggeleng "Tetap saja, aku tidak akan membiarkannya!"

"Tuan Ken, keadaan Gelya sudah di ambang hidup dan mati. Kita tidak punya waktu banyak." Hartawan memelas.

"Jaga mulutmu! Gelya akan selamat, dan aku akan menyelamatkannya!" Ken pun pergi dari sana, ucapan Ken yang terlalu berani itu membuat orang-orang disana terbelalak.

"Ken- lo mau kemana?" cegah Jo dengan menahan tangannya.

Ken menepisnya dan segera pergi dari sana tanpa menjawab Jo.

Bhimasena mengejar Ken, dan Jo menahannya "Apa yang mau kamu lakukan?"

Bhimasena mendengus "Aku harus bicara dengan si keras kepala itu! Menyingkirlah!"

Ken terus berjalan dengan perasaan gundah dan amarahnya yang menjadi satu, pikirannya berkelana untuk mencari kemana ia harus pergi menemukan darah untuk Gelya dan menyelamatkannya. Sampai namanya di panggil oleh seseorang dan Ken membalikan badannya.

Ken menatap Bhimasena yang sudah di hadapannya.

"Apa kamu selalu se-egois ini, Ken?"

"Apa urusanmu?"

"Urusanku adalah tentang Gelya!"

Ken menatapnya tajam "Apa hakmu?"

"Hakku adalah ingin melihat Gelya kembali selamat dan sehat, walaupun saat ini sebagai temannya!"

Ken mengerutkan keningnya "Aku tidak punya waktu untuk mendengarkan omong kosongmu!" Ken beranjak pergi dari sana.

"Ken- apa kamu tidak melihat Gelya terbaring disana?  saat ini Gelya tidak membutuhkan egomu! Gelya harus segera di tolong!"

Ken menghentikan langkahnya.

"Kenapa? Apa sepenting itu egomu? sampai kamu melarang keluarganya sendiri untuk menolongnya? Apa Egomu akan terluka? Kenapa segalanya itu harus kamu?"

Ken membalikan badannya "Kamu tidak tau apa yang sudah di lakukan keluarganya pada Gelya!"

Bhimasena terdiam "Lalu? Apa bedanya dengan keluargamu yang sudah berbuat jahat pada Gelya juga?"

Ken terdiam mematung.

"Ken,  Gelya butuh darah itu sekarang! Jangan sampai terulang seperti kemarin, kamu hanya mementingkan ego dan harga dirimu saja! Kamu sibuk menyelesaikan banyak hal sampai tidak menemui Gelya setelah keguguran! Padahal yang Gelya butuhkan itu kamu di sisinya!"

Ken melotot menatap Bhimasena.

"Ah- aku benci sekali harus mengatakan ini, tapi memang satu-satunya yang di butuhkan Gelya adalah kamu saat itu! Seandainya kamu selalu berada di sisinya, Gelya tidak akan-"

My Freak LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora