CC: 17

4.1K 612 113
                                    

Happy Reading

Hanya punya celah waktu beberapa detik, Rain terus berlari. Entah mengapa pintu utama tangga darurat ke asramanya terasa sangat jauh. Ketika orang itu semakin mendekat dan ingin menggapainya, Rain dengan cepat meraih gagang pintu dan masuk ke laitai asrama. Napasnya terdengar tidak beraturan, mulutnya terasa kelu untuk berteriak meminta tolong saat tidak ada satu pun orang di lantai ini. Rain tidak tahu, mengapa orang itu mengejarnya, tapi dengan cepat Rain meraih pintunya dan memasukkan pin kamarnya.

Gagal.

"Shit!" Rain mengumpat ketika kegugupannya membuat dia salah memasukkan pin.

Sekali lagi, Rain mencoba dengan langkah berat itu semakin terdengar.

Berhasil. Rain segera membuka pintu dan masuk ke dalam kamarnya, tapi ketika dia ingin menutupnya. Sebuah tangan menghalangi pintu itu. Mata Rain membulat, detak jantunynya seakan hendak berhenti saat itu.

Tidak, Rain tahu ini bukan waktunya untuk panik dan berserah diri. Rain juga merasa tenaga orang misterius ini sangatlah kuat. Dengan tangan yang menggunakan sarung tangan dan beberapa jarinya terlihat melewati pintu Rain. Dan dengan segala pertimbangan, Rain menggigit jari-jari si orang misterius sekuat tenaga. Hingga terdengar suara teriakan yang terdengar seperti suara robot.

Berhasil. Tangan itu ditarik dan tidak lagi menghalangi pintu untuk ditutup sempurna oleh Rain. Setelah berhasil mengusir orang misterius, Rain terduduk lemas di lantai. Napasnya bergerak tidak teratur. Tubuhnya bergemetar seperti daun yang terkena oleh angin. Matanya memancarkan ketakutan yang terlihat jelas dari wajah yang pucat itu.

Rain berharap dia tengah bermimpi, tapi nyatanya ini bukanlah mimpi. Ini nyata, bahwa ada orang misterius datang dan mungkin jika dia tidak bisa berpikir jernih, akan terjadi sesuatu yang buruk padanya. Iya, Rain tidak bisa membayangkan hal buruk itu.

Setelah merasa sedikit lebih tenang, Rain mengingat ponselnya. Dia takut, jika terjadi sesuatu kepada teman-temannya. Rain segera meraih ponselnya yang terjatuh di lantai, karena menghalangi orang misterius masuk. Rain mengetikkan pesan di grup whatsapp, tapi saat dia memberitahu bahwa ada yang mencoba untuk melukainya. Sebuah notifikasi masuk, hingga kerutan halus terlihat di dahinya.

+628*********4

Jangan mudah percaya dengan orang di sekitarmu

Rain terdiam sesaat, tangannya perlahan bergerak menekan tombol call untuk menghubungi orang itu. Namun yang dia dapati adalah nomor itu tidak bisa dihubungi. Pikiran Rain terus berkelana, keraguan menghinggapi dirinya. Kejadian dua tahun yang lalu, di mana orang terdekat yang membuat kekacauan terjadi di Champion Class, hadir di ingatannya. 

Kilasan wajah satu per satu anggota Champion Class di kelasnya juga hadir di ingatan, Rain. Rain menggenggam ponselnya cukup erat, dan memejamkan matanya sejenak. Tidak lama, Rain membuka matanya setelah merasa semakin tenang dan pikirannya jernih.

"Gue tetap harus kasih tahu mereka, tapi dengan cara gue."

Rain membuka grup bersama teman-temannya dengan nama grup 'Siapa Kita?' yang beranggotakan teman satu kelasnya. Jari-jari Rain mengetikkan kalimat yang membuat kehebohan terjadi di grup kelasnya. Rain berusaha menanggapi  keributan itu dengan tenang.

Siapa Kita?

Rain
Tadi ada yang ngikutin gue, tapi gue nggak tahu siapa
Orangnya udah pergi

Rain membaca setiap balasan pesan dengan penuh rasa khawatir dari teman-temannya, hingga membentuk sebuah kurva di bibirnya. Tidak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu yang membuat Rain sempat menahan napasnya. Rain berdiri dengan perasaan ragu. Dia mengintip dari lubang kecil pintu kamarnya dan seketika Rain menghela napas panjang. Ketika tahu yang datang adalah beberapa orang teman sekelasnya.

CHAMPION CLASS and the WINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang