30

559 54 0
                                    




.


.


.



Deru nafas memburu seorang vampir bersurai biru terdengar nyaring pada sepinya malam. Tungkainya bergetar dan terasa berat untuk dilangkahkan.

Dengan Haechan yang terkulai lemah di dekapannya, Mark berjalan bergegas menuju ke suatu tempat yang menurutnya dapat membantu menyembunyikan keberadaan mereka berdua untuk sementara waktu.

Mansion bangsawan Lee.

Hanya tempat itu satu-satunya menjadi tujuannya kala pikirannya tengah kalut dengan kondisi Haechan saat ini.

Di sepanjang jalan ia tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri atas kejadian buruk yang menimpa Haechan sampai pemuda itu malah memilih untuk menjadi seorang vampir slave untuk menyelamatkan diri sendiri.

"Aku gagal.. aku gagal menjagamu.. Haechan.."

Bulir air mata kembali berjatuhan dari netra merah milik Mark yang memancarkan kekalutan serta rasa bersalah yang amat besar pada pemuda yang tengah di dekapnya ini.

Jeno tersentak dari mejanya dan mengangkat kepala ke arah jendela kala merasakan aura aneh yang tercampur aduk tengah mendekati mansionnya.

Vampir Lee itu tidak bisa beranggapan jika aura tersebut merupakan ancaman kala dirinya mendapati aura sang vampir Jung juga tercampur disana.

Ia keluar dari kamarnya hendak menuju ke halaman mansion, tapi Jaemin malah mendahuluinya dan vampir cantik itu telah berdiri di ambang pintu mansion dengan raut yang sulit diartikan.

"Jaemin."

Sang pemilik nama menoleh cepat ke arah sang kembaran.

"Jeno! Sensasi ini sama seperti waktu itu! Apakah-"

Kata-katanya terhenti tak sanggup dilanjutkan kala netra merahnya melihat sang kembaran menatap lurus ke arah belakang punggungnya dengan netra tak percaya.

Jaemin menoleh ke arah pandang Jeno hingga pupilnya membesar kala melihat Mark berjalan tertatih-tatih sembari menggendong Haechan dengan kondisi berdarah-darah dan aura yang terasa berbeda.

"Mark Jung, kau-"

"Tolong.."

Hanya satu kata itu yang mampu Mark keluarkan. Pandangannya sudah kabur oleh air matanya sendiri.

Jeno sebenarnya ingin mencerca vampir Jung itu atas perbuatannya yang telah melanggar hukum dua ras. Namun ia sadar kondisi Mark sekarang yang seperti habis ditimpa bencana alam.

Maka dengan menarik Jaemin menjauh dari pintu agar Mark bisa leluasa masuk ke dalam mansionnya, Jeno menunjukkan arah ruang bawah tanah sebagai tempat mereka berdua menenangkan diri, lebih tepatnya Mark yang akan menenangkan Haechan ketika pemuda itu bangun nanti.

"Penjara kami tidak ada yang menempati lagi. Jika slavemu kehausan, berikan darahmu untuk menekan nafsunya."

Mark mengangguk patuh dengan raut piasnya. Segera saja ia menuju ruang bawah tanah, menutupnya rapat-rapat dan melanjutkan tangisnya sembari memeluk tubuh Haechan yang dingin seperti tubuhnya.

Jeno menoleh ke arah sang kembaran yang tengah menangis dalam diam. Segera saja ia memeluk kembaran cantiknya sembari mengusap-usap punggung bergetar itu dengan lembut.

Pasti Jaemin sangat terpukul melihat keadaan Haechan yang sepenuhnya sudah beralih menjadi vampir.

"Kita belum mendengar kebenarannya dari Mark Jung. Aku mengenal baik vampir Jung itu, pasti ada sebab dirinya menjadikan temanmu sebagai slavenya. Sekarang kau tenang dulu ya?"

Don't Leave Me, Master! [JiChen]✓Where stories live. Discover now