15. Pacaran

151 15 3
                                    

Suara alarm pada ponsel Seokjin berbunyi hingga sang empunya berniat untuk segera bangun dan mematikan ponselnya, hanya saja, pinggangnya terasa berat dan pelukan itu malah semakin mengerat.

“Pagi, Sayang. Mau kemana pagi-pagi?” 

Suara serak nan berat itu menyambut Seokjin yang masih setengah sadar. 

Saat sudah tersadar sepenuhnya, Seokjin segera melotot dan menjauh karena rupanya Taehyung memeluknya tanpa memakai kaos alias shirtless. Dada bidang dan perut yang berbentuk kotak-kotak samar itu menjadi pemandangan Seokjin saat ini.

“A-ah, kenapa kamu enggak pake baju, Taehyung?” tanya Seokjin panik.

Taehyung terkekeh melihat Seokjin panik dan semakin memepet kepala kasur, tubuhnya ditutupi selimut sepenuhnya dan menatap dirinya waspada.

“Semalem kan kamu sendiri yang bilang kalau aku harus buka baju,” goda Taehyung.

“Bohong, kan? Bilang sama aku kalau itu bohong! Aku enggak mungkin kayak gitu!” sergah Seokjin.

“Beneran kok, kamu bilang kalau bajuku bau dan kamu lebih suka kalau aku buka baju aja biar enak dipeluk,” ujar Taehyung santai.

Dapat Taehyung lihat jika wajah Seokjin memerah seketika, bahkan telinganya pun berwarna sangat merah. Entah apa yang sedang dipikirkannya, tapi Taehyung yakin itu pasti pemikiran yang liar.

“ENGGAK MUNGKIN! AKU ENGGAK MESUM!” teriak Seokjin.

“Ppft- HAHAHAHA.”

Taehyung tertawa terbahak-bahak mendengar teriakan Seokjin. Benar kan tebakannya, Seokjin pasti memikirkan sesuatu yang liar.

“Jangan ketawa, Taehyung!”

Suara tawa yang renyah tetap terdengar meskipun Seokjin mulai memukuli Taehyung menggunakan bantal berulang kali. Sungguh sebuah pagi yang indah bagi Taehyung meskipun Seokjin menjadi manyun setelahnya.

“Aku beneran enggak bohong, tapi aku kan enggak bilang kalau kamu mesum, Sayang,” ucap Taehyung saat tawanya terhenti.

“Terus apa? Aku kan enggak mabuk, mana mungkin aku ngelakuin hal-hal aneh, kan?”

“Iya, enggak kok, kamu cuma mau bajuku dilepas aja, karena bau feromon aku enggak kecium? Yah, itu lah kamu bilangnya,” jawab Taehyung.

Seokjin jadi merasa malu sendiri, bagaimana mungkin dirinya mengigau agar Taehyung membuka bajunya. Apakah ia memiliki kebiasaan buruk saat tidur? Seokjin juga tidak tahu itu.

“Mau mandi sekarang? Biar aku siapin bajunya ya,” ujar Taehyung mengalihkan pembicaraan. 

Tanpa pikir panjang, Seokjin segera melarikan diri ke kamar mandi yang berada di kamar itu meninggalkan Taehyung yang kaget sendirian. Dan sebelum pintu kamar mandi benar-benar terkunci, Seokjin mendengar suara Taehyung yang tertawa senang.

***

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Seokjin hanya mengenakan bathrobe dan kembali ke kamar. Sebuah set lengkap dengan nuansa formal sudah berada di atas kasur yang sudah dirapikan. Seokjin tersenyum karena Taehyung begitu memperhatikannya.

Akhirnya Seokjin menyelesaikan kegiatannya dan segera mencari Taehyung ke luar kamar. Wangi roti yang telah selesai dipanggang menyambut indra penciuman Seokjin.

Taehyung tersenyum menatap Seokjin telah berpakaian rapi dan menghampirinya. Tidak lupa sebuah kecupan sebelum sarapan Taehyung berikan pada Seokjin.

“Maaf ya Sayang, aku enggak bisa masak, makanya cuma panggang roti aja. Mau pakai selai apa?” tanya Taehyung.

DESTINY °TAEJIN°Donde viven las historias. Descúbrelo ahora