BAB O1 : Malam Pertama

827 129 112
                                    

"Sebenarnya sangat sulit menerima wanita itu, tapi ayahku memohon padaku untuk tetap menikahinya."

"Aku mengerti." lenguh Chaeyoung terdengar merdu.

Ingatan Jisoo berputar pada salah seorang sahabatnya yang bekerja di kantor Jungkook, mengawasi laki-laki itu sering membawa wanita yang sama ke dalam ruangan. Sambil berpelukan, sesekali mereka juga berciuman.

Semua berita miring itu pada awalnya tak ia terima. Jisoo selalu mengingat yang disampaikan oleh sang Ayah, bahwa laki-laki itu tak akan menyakitinya. Namun, kenyataan berkata lain hari ini-—dengan mata kepalanya sendiri Jisoo menyaksikan perselingkuhan yang Jungkook lakukan.

Kedua kaki Jisoo gemetar, di tempatnya berdiri kini terdengar sangat jelas apa yang dikatakan adik tiri dan tunangannya tersebut. Degup jantungnya bergemuruh kencang setelah mengetahui perasaan sebenarnya Jungkook kepada dirinya.

Sungguh, terlalu kejam. Mengapa laki-laki itu mau menerimanya jka memang yang dia cintai adalah adik tirinya? mengapa ia tetap bersedia akan menikahinya? Jisoo benar-benar dibuat tak habis pikir.

Bermacam pertanyaan memenuhi pikiran wanita itu yang rumit dimengerti. Bisik suara dari isi kepala dan hatinya perlahan sama, wanita itu membuat keputusan bahwa ia harus berani mulai berhenti.

Tak lama ia menjauh dari tempat yang membuatnya sakit, Jisoo berlari setelah tak sengaja membanting pintu kamar Chaeyoung cukup kencang—mengejutkan Chaeyoung dan Jungkook di dalam, keduanya menjadi saling bertukar tatap.

"Kau melihatnya?" tanya Jungkook kepada Chayeoung. Kedua matanya membesar, menatap netra wanita yang ada di hadapannya saat ini serius.

Chaeyoung menggelengkan kepala, "Lupakan saja, mungkin itu angin."

"Bagaimana kalau Jisoo melihat kita bersama?"

Tangan Chaeyoung di leher Jungkook menarik laki-laki itu kembali dekat. Ia menempelkan lagi hidungnya di telinga laki-laki itu, seraya menghembuskan napasnya yang panas.

"Apa kau takut padanya?" lirihnya bertanya.

Jungkook terdiam. Sementara itu, wanita yang sedang ia pikirkan terjatuh setelah berlari dengan hak tinggi. Ringisan mulai keluar dari mulut Jisoo, dengan segala sumpah serapah ia meluapkan emosi.

"Sial." dengusnya, sambil memijat kakinya yang terkilir.

Tak lama, ujung sol sepatu hitam yang mengkilat berhenti tepat di depan Jisoo, menarik perhatian beberapa saat. Selang beberapa detik, pemilik sepatu itu mengulurkan tangan. Ia membuat Jisoo mengadahkan kepala ke atas.

"Taehyung."

"K-kau bermalam di sini?" tanya Jisoo saat Taehyung berjongkok, mengecek keadaannya.

"Mengapa kau berlari?"

Rendah suara laki-laki itu yang berat mengudara dengan merdu Jisoo dengar bersama helaan napasnya yang menyapu hangat wajah. Beberapa detik lantas Jisoo termangu, menikmati waktu berlalu ia memandangi wajah atasannya yang terlewat tampan tersebut.

"Jisoo?"

"Bawa aku ke kamar mu sekarang!" katanya, sebelum mengikat leher Taehyung dengan kedua lengannya melingkar.

"Ada apa?"

"Cepat, aku tidak mau menemui Jungkook."

Perlahan Taehyung bangkit, menegakkan tubuhnya sambil menompang tubuh Jisoo saat berjalan bersamanya. Kendati, Jisoo ingin Taehyung menggendongnya. Sentuhan dari pemilik hembusan napas panas yang menggetarkan sekujur tubuhnya ingin ia rasakan lagi. Hal itu seperti candu yang terus ingin ia coba.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Mar 22 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

OPERA HOUSEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin