MSC - 8.E. Happy Ending?

2 1 0
                                    

"Syasya sudah familier dengan gaya bernyanyi The Lunarella

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Syasya sudah familier dengan gaya bernyanyi The Lunarella. Tinggal nyanyi doang."

Syukurlah ia hafal lirik lagunya. Semuanya sudah komplet dan terang benderang. Segera saja mengambil gitarku terlebih dahulu.

"Yaudah Syasya. Oke, saya segera mengambil Mr. Gitar dulu," sahutku dengan gembira.

Duh Gusti! Ikutan sengklek juga dengan menyebut Mr. Gitar.

Setelah itu, layar monitor PC terpampang jelas wallpaper, yaitu sebuah ilustrasi dedaunan hijau dihinggapi oleh air embun pagi hari. Memang sih! Dominan warna hijau memang bagus agar mata tidak terlalu lelah juga.

Syasya menunjuk wallpaper itu. "Terkesima yaaa. Itu Syasya sendiri yang menggambar loh!"

"Ahahaha bertalenta kamu. Buatlah gambar-gambar menakjubkan seperti itu," pujiku dengan semangat.

Ia kembali mempersiapkan segala kondisi hardware seperti web cam dan mikrofon via pengaturan di sistem komputer.

Daripada melihat prosesi pengaturan yang tidak kumengerti. Sebaiknya, kuambil gitarku dan kemudian menyetel kunciannya. Tentu saja ingin menjaga kualitas melodi yang dihasilkan dari petikan gitar. Selain itu, suaranya tidak berubah ketika dimainkan.

Mulai memainkan gitarnya dengan menggunakan pick gitar. Selalu terbawa ke mana-mana bersama dengan dompet.

Genjreng ... Genjreng ....

"Suaranya sudah sip! Setelannya sudah pas dan tidak ada perubahan mencolok. Bagaimanakah dengan persiapan rekamannya, Syasya?"

Ia menengok ke arahku. "Sudah woke! Tinggal mengecek untuk terakhir kalinya, Mas Andi."

"Mama ber-cosplay jadi nyamuk hihihi. Tenang saja! Tidak akan mengganggu kok," kata Tante Lenna.

Kulihat jari telunjuk dan jari jempol Syasya membentuk seperti "O". Dapat bernapas lega bukan main bahwa sudah oke persiapannya. Sayangnya, ia tidak menggunakan headset untuk menutupi kedua telinganya.

20 menit kemudian.

Syasya melakukan pengecekan final untuk rekaman. Baik software rekaman, mikrofon maupun gitarnya sudah siap beraksi. Posisinya berada di depan mikrofon sementara diriku berdiri di belakangnya dengan gitar andalan.

Tante Lenna di mana? Masih di posisi semula sambil menyilangkan kedua kakinya. Lebih tepatnya peran beliau seperti produser musik, bukan menjadi nyamuk. Mengawasi musisi dan pemain alat musik dari balik layar, eh, ranjang.

Genjreng ... Genjreng ....

"Ayo kita mulai! Pesan saya jangan ragu untuk mengeluarkan segala kemampuan kamu, Syasya!"

Syasya mengangguk dengan penuh kesungguhan. Tatapannya masih fokus di layar monitor dan mikrofon. Aku tidak tahu ekspresi mukanya. Kuharap ia dapat mengeluarkan segenap kemampuannya dalam bernyanyi.

Setia - Seberapa Niat Cintamu? (Mini Story)Where stories live. Discover now