Yola-2

172K 370 0
                                    

Yola merasa begitu risih ketika guru matematika baru itu terus saja memperhatikan nya.

Bukan kah Yola sudah biasa di tatap seperti itu? Tapi tatapan itu tajam luar biasa padanya.

Dan ketika bel berbunyi, pertanda mata pelajaran ini  telah berakhir, Yola menarik nafasnya dengan senang, dan dengan segera ia merapikan buku-bukunya yang berserakan.

Tapi, kesenangan nya itu tak bertahan lama, karena Guru matematika bernama  David itu memanggil namanya.

"Yola, kamu ikut saya keruangan saya. Ada yang mau saya bicarakan, " ujarnya, lalu pergi meninggalkan kelas.

Yola yang disuruh pun, hanya bisa menarik nafasnya pelan, lalu segera berdiri dari duduknya, untuk mengikuti langkah kaki, guru laki-laki nya itu.

***
"Silahkan duduk, " ujar guru itu, ketika dia sudah menjatuhkan diri di bangku kebesaran nya.

Asal kalian tahu, guru laki-laki nya ini, mempunyai ruang pribadi di sekolah nya ini, karena dia merupakan cucu dari pemilik sekolah disini.

Dan mungkin dia masuk kesini pun, karena jalur orang dalam, entahlah Yola tak mengerti.

"Ini, " ujar pria itu, sembari menyerahkan selembar kertas putih pada Yola.

Melihat kertas itu, membuat Yola mengernyit kan dahinya bingung, tapi tangan nya tetap bergerak mengambil kertas itu.

"Ini, apa pak? " tanya Yola, menatap bingung guru laki-laki nya itu.

"Seperti yang kamu lihat, itu adalah rekap nilai kamu. Dan sebagian besar saya lihat banyak merahnya daripada hijau nya. Banyak yang harus di remedial daripada tidak nya, " ujar David, sambil mengetuk meja kerjanya.

"Jadi, bapak manggil saya. Untuk membicarakan ini? " tanya Yola, lalu melipat kertas itu menjadi kecil, dan meletakkan nya di saku dadanya.

Tanpa Yola sadari, ada mata yang berkabut gairah, saat Yola menyentuh dadanya.

"Iya. Dan saya mau memberitahu, mulai detik ini, di sekolah ini. Akan ada les tambahan bagi para siswa-siswi yang nilai nya lebih banyak merah daripada hijaunya, " ujar David, dengan tatapan menghunus kepada Yola.

Yola yang mendengar ucapan David itu langsung melebarkan matanya, tak terima akan les tambahan itu.

"Pak, apa harus ada les tambahan? " Dan dengan santai nya David menganggukkan kepalanya, mengiyakan.

"Tapi, saya tidak mau, " ujar Yola dengan pelan.

"Apa saya memberikan kamu pilihan Yola? Dan kalau pun kamu tidak mau, berarti kamu siap untuk di keluarkan dari sekolah ini, " ujar nya sirat akan ancaman.

Yola yang mendengar ucapan David itu tentu kaget luar biasa, apakah karena nilai nya lebih banyak merah, dia harus dikeluarkan dari sekolah ini.

"Dan yang saya tahu, orang tua mu, sangat menginginkan kamu lulus di sini bukan Yola? Lalu apa yang akan mereka lakukan, jika putri nya dikeluarkan dari sini karena tidak mau mengikuti les yang disediakan sekolah? " tanya David, sambil tersenyum miring.

Mendengar ucapan David, membuat Yola membenarkan. Maminya memang ingin dia sekolah di sini, sampai tamat, lalu  mereka pasti akan sangat kecewa kalau putri nya dikeluarkan dari sini.

Dan yang membuat Yola aneh, kenapa gurunya ini tahu, pusing memikirkan nya, Yola pun menyahut. "Baik, pak. Saya akan mengikuti program sekolah ini. Jadi, dengan siapa saya akan belajar kedepan nya? "

"Enam bulan kedepan saya yang akan mengajarkan kamu, " ujar David memberitahu.

Yola yang mendengar itu membesarkan matanya.

"Dan untuk pelajaran pertama akan dimulai besok malam, di rumah saya, " lanjut David.

Pernyataan-pernyataan yang diberikan David itu, tentu membuat Yola kian membesarkan matanya.

"Kenapa harus malam, dan kenapa harus dirumah bapak? " tanya Yola, enggan untuk .mengunjungi rumah guru nya itu.

"Karena saya sibuk, dan waktu saya cuma malam hari, " ujarnya.

"Kalau bapak sibuk, bapak bisa mengalihkan pembelajaran saya pada orang lain. Saya kan tidak memaksa bapak untuk mengajar saya, " ujar Yola, menatap berani pada David.

David sadar, Yola tak ingin diajarin oleh nya. Jadi, gadis itu terus berusaha untuk mencari alasan.

"Mengajarkan satu murid seperti mu, tidak akan membuat saya kian sibuk Yola, " ujar David, lalu berdiri dari duduknya.

Melangkah kan kaki menuju Yola. Setelah berada di depan nya. David langsung memenjarakan tubuh mempesona itu.

"Saya tidak pernah memberikan kamu, sebuah pilihan, " ujarnya, di dekat telinga Yola, dan diakhiri dengan gigitan kecil.

Yola menerima serangan seperti itu, melotot kan matanya.

"Pak, anda mau melecehkan saya!" ucap Yola marah.

Walaupun dia nakal, tak senonoh, dia tak pernah sedekat itu dengan seorang laki-laki. Bahkan dia tak pernah pacaran. Dia hanya menggoda laki-laki dengan pakaian nya.

"Apakah kamu merasa di lecehkan? Padahal saya cuma memberikan kamu sebuah penegasan, " ucapnya, lalu menjauhkan diri dari Yola.

Mendengar ucapan David yang tidak melecehkan nya, membuat nafas Yola memburu.

"Sekarang keluar dari ruangan saya. Saya masih banyak pekerjaan yang harus saya urus, sebelum mengajar kamu, " usir David.

Yola yang diperlakukan seperti itu, berdecak kesal. Apakah pria itu pikir dia ingin berlama-lama satu ruangan dengan nya.

Namun karena tak memperhatikan langkahnya, Yola menginjak tali sepatu nya sendiri, yang tentunya membuat dia tersandung.

Karena pergerakan mendadak itu untuk mempertahankan diri, Yola berusaha mengapai sesuatu terdekat nya, dan kebetulan itu David.

Tarikan Yola tentunya, ikut membuat David oleh, dan mereka jatuh ke lantai bersamaan, dengan Yola dibawah, dan David diatas nya.

Dan sial nya, bibir David berada pada bibir Yola. Entah siapa yang memulai, bibir itu saling ber lumatan.

Yola tak sadar kalau ciuman pertama nya telah dicuri, karena begitu nikmat nya bibir David melumat bibir nya.

Ciuman terus berlanjut, sampai bibir David berada di leher nya, menghisap nya disana. Dan mampu membuat Yola mendesah nikmat.

"Ahhhhh, " desah Yola.

David yang mendengar desahan itu mengumpat pelan. "Shit! "

Yola yang mendengar umpatan David itu pun sadar diri. Dan dengan segera mendorong David menjauh.

"Pak, " ujar Yola linglung, sambil menyentuh bibir nya, tak percaya dengan apa yang telah mereka lakukan.

"Keluar Yola, keluar dari ruangan saya, " ujar David dingin, tanpa menoleh pada Yola.

"Pak, say-

" Keluar saya bilang! " bentak David, yang membuat Yola terlonjak kaget.

Dan dengan segera dia berlari keluar dari ruangan David.

David yang tahu Yola telah keluar dari ruangan nya, langsung mengumpat berulang kali. Mengumpati dirinya yang hampir keblabasan hanya karena melihat bibir menggoda Yola.

Dan sekarang, David harus melemaskan junior nya, dan bukan maksud hati membentak Yola. Tapi kalau Yola masih berada disekitarnya. Dia tak yakin, Yola masih menggunakan seragamnya dengan benar.

Pusing memikirkan nya, David segera berjalan menuju kamar mandi, untuk mendinginkan kejantanan nya. Untung nya ruangan ini sudah ada kamar mandi. Jadi, David tak perlu keluar untuk mencari kamar mandi dengan celana depan mengembung.

Bersambung

Hot Yolla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang