Yolla-5

11.7K 100 13
                                    

Karena alarm yang berbunyi terlalu keras, lantas membuat Diana merasa terganggu yang luar biasa.

Bagaimana tidak terganggu, dia baru tertidur sekitar tiga jam yang lalu, dan jika diperkirakan itu jam 3 pagi.

Disaat kondisi nya benar-benar tak berdaya, dimana dirinya masih digempur oleh guru matematika nya yang sesungguhnya brengsek.

"Istirahat saja hari ini di  kamar saya. Saya akan memintakan izin untuk kamu, " ujar suara itu berat David, mungkin sadar kalau Yolla sudah bangun. "Saya tetap harus kesekolah, ada beberapa kelas yang akan melakukan ulangan, yang tidak mungkin saya tinggalkan. Tapi, saya akan sesegera mungkin untuk pulang, " lanjut David, memberitahu agendanya.

Yolla yang mendengar kegiatan David hari ini, hanya mencibir pelan. Dasar guru Matematika, dalam segala kondisi, tetap hadir. Dan apa? Pulang cepat? Emang Yolla peduli? Mau pulang cepat atau tidak sungguh Yolla tidak peduli. Karena dipikirannya sekarang, setelah David berangkat sekolah, ia akan kembali ke rumah nya.

"Tapi, bermain satu ronde lagi tidak akan membuat saya telat, " ujar David, yang langsung membuat Yolla membesarkan matanya.

Dan dari posisi Yolla yang membelakangi David, langsung berubah menjadi berhadapan. "Jangan gila pak! Punya saya masih sakit! " geram Yolla, penuh akan amarah.

Mendengar ucapan Yolla itu, membuat David tersenyum miring. "Saya pikir kamu bisu, dari tadi saya ajak bicara cuma diam. Diancam mau ulang permainan panas malah marah-marah. Padahal kamu desah nya keras sekali semalam, untung kamar saya kedap suara, " ujar David pada Yolla.

Yolla yang mendengar ucapan frontal David itu, tentu merasa pipinya panas, namun tak bisa membalas apapun, karena memang itu faktanya.

Dia terlalu kencang mendesah, tapi bagaimana ya, nikmat sih. Punya David itu besar sekali, dan dirinya merasakan puas, dan pujian ini tak akan dia beritahu pada Davy, dia tak ingin guru killernya itu mengetahui, dan besar kepala. Tak akan Yolla biarkan.

"Saya tidak akan mengajak kamu bermain itu, sampai punya mu merasa baikkan. Sejujurnya, saya merasakan keget, saat mengetahui kamu masih perawan. Apalagi, saat melihat cara berpakaian mu selama di sekolah, " ujar David, penuh dengan kejujuran.

"Terus menurut bapak, karena saya berpakaian terbuka, berarti saya tidak bersih lagi? Pemikiran bodoh apa itu? " cibir Yolla, pada pemikiran David.

"Ok, saya minta maaf, karena pikiran bodoh saya i---'

Belum selesai, David dengan kalimat nya, terdengar dering ponsel dari sofa yang ada di kamar David.

Dan, Yolla yakin, itu bukan ponselnya, karena nada dering ponsel nya adalah lagu kesukaan nya, bukan nada dering biasa.

Lalu, tanpa tahu malu, David segera beranjak dari kasur, untuk berjalan menuju ponselnya, dalam keadaan tidak menggunakan sehelai benang pun.

Yolla yang melihat itu, langsung memalingkan wajahnya, apalagi melihat milik David yang pagi ini berdiri dengan tegak dan besar.

Walaupun sudah merasakan tadi malam, sejujurnya Yolla belum melihat nya dengan begitu jelas, yaitu seberapa besar milik David.

Namun, pagi ini, dia benar-benar melihat nya, selain melihat milik David yang besar itu. Yolla juga melihat seberapa kekar nya tubuh David, yang selama ini hanya tertutup oleh kemeja nya.

"Kalau mau kemana-mana tu, setidaknya pake dulu pakainnya, jangan main polos aja, " gerutu Yolla.

Dan, ternyata gerutu an Yolla itu, masih mampu didengar oleh David, karena pria itu hanya memberikan senyum miring pada Yolla, sebelum ikut bersuara. "Tidak usah malu, kamu sudah merasakan nya, " ujar David, yang kembali memancing decakan Yolla.

"Siapa yang malu, yang ada gue jijik, iw, " ujar Yolla, sambil menampilkan wajah nya, yang terlihat begitu jijik.

Melihat itu, David hanya terkekeh pelan, sebelum menerima panggilan. Dan jika dilihat dari bagaimana lembut nya David menjawab, Yolla yakin itu perempuan, hal yang mampu membuat Yolla mencibir.

David, benar-benar brengsek sejatinya. Dan menurut analisa Yolla, yang menghubungi David, adalah kekasih nya.

"Nanti aku jemput, kalau sudah dekat rumah kamu, ku hubungi lagi, " ujar David, dengan jelas, sebelum panggilan terputus.

'Aku-Kamu, tai kucing' gerutu Yolla dari dalam hati.

Lalu, dengan segera menarik selimut yang ada di kasur David itu, untuk menutupi tubuh polos nya.

"Saya akan membersihkan diri dulu, sebelum kesekolah. Nanti, kalau kamu mau membersihkan diri akan saya panggil bibi disini. Jadi, jangan tidur dulu, sebelum membersihkannya diri dan mengisi perut, nanti tidur kamu tidak nyaman, Yolla, " ujar David, sebelum meninggal kan Yolla ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.

"Peduli banget gitu gue sama omongan lo set? " ujar Yolla, memilih memejamkan matanya, dia akan tidur sebentar, sebelum kembali pulang, karena ia sedang malas berbicara dengan David.

Baru beberapa menit, Yolla sudah jatuh tertidur, mungkin efek kelelahan yang ia rasakan kemarin malam.

Sedangkan David, yang baru keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang melingkar di perut nya, tersenyum senang, saat melihat Yolla yang jatuh tertidur di atas kasurnya.

Sesungguhnya, David ingin sekali membangunkan perempuan itu, namun mengingat apa yang telah dilakukan nya pada perempuan itu kemarin malam, David mengurungkan niatnya. Dia membiarkan Yolla beristirahat.

Lalu, David dengan segera menuju lemari pakaian nya, untuk menggunakan kemeja dan celana nya, bersiap untuk kesekolah.

Seperti yang ia katakan pada Yolla tadi, bahwa dia memiliki banyak jadwal ulangan. Jadi dia harus datang, seandainya tidak ada jadwal ulangan, mungkin David akan izin libur juga. Lalu bergabung dengan Yolla dibawah selimut.

Lalu, berharap milik Yolla segera sembuh, agar ia bisa bermain lagi disana, di lembah kenikmatan itu.

Setelah bersiap-siap, David menyempatkan diri untuk memberikan kecupan pada dahi dan bibir Yolla. "Saya pergi dulu, nanti kembali, kita akan bicara banyak hal, tentang langkah apa yang harus kita lakukan setelah ini, " ujar David, menatap wajah polos Yolla saat tertidur itu.

Setelah dirasa cukup, David segera meninggalkan kamar nya, dan sebelum meninggalkan rumah, dia berpesan pada asisten rumah nya, untuk melayani Yolla, jika perempuan itu merasa butuh.

***
Yolla terbangun, ketika merasakan kulitnya tersengat sinar matahari, dengan mata yang masih begitu lengket, Yolla berusaha untuk membuka nya.

"Eh, maaf non. Saya membangunkan non, saya cuma ingin membuka gorden nya, " ujar seorang wanita paru baya, saat Yolla baru menduduki tubuh nya, sambil menggosok matanya.

"Ha? " tanya Yolla sedikit libgluy, tak menyadari kalau bagian atasnya terbuka dengan jelas, lalu menampakkan banyak nya bekas merah yang tertinggal.

"Hmm, non mau disiapkan air panas untuk mandi? Sekaligus meredakan rasa nyeri atau ngilu pada milik nona? " tanya asisten itu, yang membuat Yolla merasa sedikit bingung.

"Ha? Ngilu apa?

"Kata tuan, mungkin milik anda akan nyeri, karna permainan panas kalian, " ujar asisten itu dengan jujur, yang mampu membuat Yolla mengumpat.

"Terserah. Cepat siapin airnya, saya mau mandi," ujar Yolla dengan geram, sebenarnya geram pada David yang tak punya urat malu, namun asisten rumah tangga itu lah yang menerima akibatnya.

Lalu, setelah air siap, Yolla dengan segera berendam, dan ternyata memberikan efek nya pada miliknya.

Setelah selesai membersihkan diri, Yolla dipaksa untuk makan, dan dilarang untuk pulang. Lalu apakah Yolla menurutinya? Tentu saja tidak, setelah acara makan, dia segera melarikan diri untuk pulang. Peduli apa dengan David, karena sungguh ia sudah tidak betah lagi.

Bersambung

Part selanjutnya sudah tersedia di karyakarsa. Nikmati cerita Yolla. Di sana, akan tersedia lebih awal.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 19 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Hot Yolla Donde viven las historias. Descúbrelo ahora