26

236 34 2
                                    

"Mah dia siapa?

"Nanti juga kamu tau"

"Udah siap?" Tanya laki-laki tua setelah masuk ke dalam mobil memegang kemudi.

"Kak, nanti kalo udah sampai kakak jangan langsung marah ya? kita turutin mau nya mamah dulu nanti biar aku yang jelasin" Perjelas perempuan cantik dengan setelan girl crush nya itu. Laki-laki yang di ajak bicara mengangguk paham

"Oke"



✨️✨️✨️

BRAKKKK

Gian membanting tubuh Sean sampai menubruk meja tamu, beberapa barang disana berserakan dimana-mana.

"Gue mau mulai dari lo" Ucap Gian tersenyum lebar mengeratkan genggaman gunting di balik punggungnya.

Gunting yang di pegang Gian di todongkan ke arah dada Sean, jelas saja laki laki itu ketakutan sembari menyeret tubuhnya ke belakang, Sean mulai frustasi menelungkupkan badanya erat sambil menutup telinga menggunakan dua tangan, senyum Gian kian melebar, mengikis jarak lebih dekat mengambil ancang-ancang untuk menusukkan gunting tersebut

"BERHENTI!!!"

"Anjing.."

Chika datang tepat waktu dengan nafas tak beraturan, tubuhnya keringat dingin menyaksikan bang Sean ketakutan seperti itu. Chika menatap nyalang ke arah Gian namun tak berani melawan karena figur tersebut sedang membawa benda tajam.

"Plis stop! udah kak udah, gue mohon"

"Akhirnya lo pulang juga"

"Iya gue pulang, tapi plis jangan lakuin hal gila lagi. Kasian bang Sean"

"Kasian?" Gian memandang remeh ke arah Sean lalu menendang tubuhnya dengan emosi

"Gini lo bilang kasian? lo tau gak betapa brengseknya cowok ini?"

"Kak sebrengsek apapun kalian. Kalian tetep kakak gue"

Gian membuang guntingnya kemudian menyunggar rambutnya pelan, tersenyum maniak ke arah Chika. "Lo tau gak dia pernah ngelecehin perempuan? selama ini lo kasian sama dia karena sakit mental kan, terus apa kabar korban yang udah dia lecehin?!"

Chika terkejut tentu saja, namun reaksi itu sudah tidak asing bagi Gian. Gian mengambil tas nya di atas meja membisikkan sesuatu ke telinga Chika sebelum pergi. "Dasar fake!"

Belum sampai Gian keluar dari rumah, pintu sudah terbuka menampakkan sosok papah dengan tubuh tegapnya, namun ia tak sendiri ada beberapa orang mengekor di belakangnya. Papah sempat menghadang Gian dan langsung bertanya

"Mau kemana kamu?"

Yang di tanya tidak menjawab menubruk bahu papah lantas melangkah pergi begitu saja, di sisi lain Chika terkejut bukan main, tubuhnya tiba-tiba beku beberapa saat kala mata coklatnya tak sengaja bertemu tatap dengan seseorang yang ia kenal.

Apa ini? Chika bertanya-tanya dalam hati namun tak mampu berbicara. Seseorang di belakang pak Antonio pun memasang wajah pias, dia seperti orang linglung juga bingung, dengan keadaan yang membawanya kemari.

Chika menepis pikiran negatifnya jauh-jauh, memberanikan diri untuk bertanya kepada papah. "Pah.... dia siapa?"

Laki-laki yang di panggil papah tersenyum kecil, menoleh ke arah figur di belakangnya. "Oh kenalin, dia Arsenio anak pertamanya tante Elisa, eh ternyata dia juga satu kampus sama kamu loh"

"Hah?" Suara Chika nyaris tak terdengar tapi sukses membuat pemuda di belakang papah maju kedepan meraih tangan Chika

"Chik, gggue—

Chika's Other Side [ END ]Where stories live. Discover now