malu

6 1 0
                                    

"kak Ghaez, senyum ke siapa?"

Ghaez membaca gerakan tangan Carniest, ia menggelengkan kepalanya. Ghaez langsung memasang kembali wajah datar dan melanjutkan makannya.

Reyna tersenyum kecil tanpa sadar melihat interaksi antara Carniest dan Ghaez.

"Carniest, aku pengen belajar dong"

"Carniest, gw pengen belajar"

Carniest dan Jaemshon menatap bergantian Dyava dan Reyna. Carniest yang bingung bertanya.

"belajar apa ya kak?"

"bahasa isyarat"

"bahasa isyarat"

lagi, Dyava dan Reyna berucap bersamaan. Carniest tersenyum dan mengangguk.

"boleh, nanti Carniest ajarin"

Dyava dan Reyna tersenyum, mereka berdua melakukan high five. Jaemshon semakin bingung, dia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"kenapa dah pada pengen belajar isyarat" gumamnya.

🍁🍁🍁

Tring! Tring!

bel pulang berbunyi, semua berhamburan dari setiap kelas. mereka semua berlari untuk menuju gerbang dengan terburu-buru.

Dyava berjalan dengan santai menyusuri lorong demi lorong kelas sendiri, senyum tak pernah pudar. ia berjalan dengan sedikit bersenandung

ia menuruni tangga, saat ia baru saja membuka pintu utama sekolah dan ingin melangkah, tiba-tiba saja turun hujan yang sedikit besar. alhasil Dyava masuk kembali kedalam.

"kenapa harus hujan sih?!" Dyava menghentakkan kakinya. ia berbalik untuk melangkah, dan sialnya dia malah menabrak seseorang.

"hati-hati dong ah!" ia berucap kesal. yang di tabrak terkekeh, Dyava menonggak untuk melihat siapa yang ia tabrak

"sorry, Dyava" ucap orang itu sambil tersenyum, Dyava langsung tertawa canggung.

"Dawn, haha gapapa" Dyava berniat untuk melenggang, namun tangannya di tahan oleh Dawn.

"mau pulang bareng?" tawarnya

"gw bawa mobil, ngga bakal ke hujanan kok" ucapnya lagi, seakan tau isi pikiran Dyava. Dyava berpikir, ia terdiam sebentar kemudian mengangguk.

Dawn langsung menarik Dyava, dan membawanya ke jalan belakang. mereka berdua melewati taman yang mana ada seseorang yang sedang terdiam di dekat sana sambil menatap hujan.

"belum pulang?" suara deep itu memasuki gendang telinga Reyna, dia menengok dan mendapati Ghaez yang berdiri di sebelahnya.

"hujan" jawabnya.

"mau pinjam payung?" tawar Ghaez sambil menyodorkannya kepada Reyna, Reyna menatap payung itu dan beralih menatap Ghaez.

"ngga perlu, buat lo aja. gw belum mau pulang" jawabnya. Reyna kembali memfokuskan dirinya kembali untuk menatap hujan.

"di simpan di sini"

Ghaez melenggang pergi dari sana meninggalkan Reyna yang masih menatap dirinya. Reyna tersenyum melihat payung yang tergeletak di dekat kakinya.

ia mengambil payung itu dan berlari mengejar Ghaez yang sudah tidak ada. Reyna mendapati Ghaez yang baru saja keluar dari pintu, ia mengejarnya setelah membuka payung itu.

badan Ghaez yang setengah basah merasa heran saat tak merasa air hujan tak jatuh lagi ke badannya.

"pakainya berdua aja, biar adil" ucap Reyna membuat Ghaez tersenyum. Ghaez mengambil alih menjadi ia yang memegang payungnya.

"mau pinjem hoodie gw ngga?" tawar Reyna sambil menatap Ghaez.

"buat?"

"badan lo basah, lo bisa sakit"

Ghaez menghentikan langkahnya, ia menatap Reyna dalam-dalam. Reyna jelas bingung

"kenapa?"

"tidak, pake sama kamu aja" setelahnya mereka berdua melanjutkan langkahnya untuk menuju halte bus.

mereka sampai di halte hus, reyna duduk di kursi yang tersedia di sana. sedangkan Ghaez berdiri sambil memasukkan salah satu tangannya kedalam saku celana.

"hey, lo ngga mau duduk?" Ghaez menengok kepada Reyna dan menggeleng. Reyna memegang tangan Ghaez dan menariknya sehingga ia terduduk di sebelah Reyna.

Reyna mengeluarkan sesuatu dari tasnya. ia mengeluarkan sebuah hoodie abu, dan menyampirkannya pada punggung Ghaez.

"biar ngga terlalu dingin" ucapnya sambil tersenyum, Ghaez hanya mengangguk.

"basah, hoodie kamu bakal basah"

"nggapapa, pake aja"

setelahnya Ghaez mengambil hoodie yang tersampir di punggungnya, ia menaruhnya pada paha Reyna. Reyna jelas bingung, beberapa detik kemudian Reyna di buat kaget dengan Ghaez yang tiba-tiba membuka baju seragamnya.

Reyna langsung memalingkan pandangannya, ia merasakan hoodie yang ada di pahanya telah di ambil.

"ada siapa? kenapa melihat ke sana?"

"e-eh itu.. eum itu, kucing! huhh iya kucing lewat tadii" ia menampilkan senyum canggungnya. Ghaez hanya mengangguk.

Ghaez langsung berdiri dan memegang tangan Reyna saat sudah ada bus datang. Reyna otomatis ikut berdiri, mereka masuk ke dalam bus dengan Ghaez yang tidak melepas pegangannya pada tangan Reyna.

keduanya duduk bersama, Reyna melihat kepada Ghaez saat ia memasukkan tangan Reyna kedalam saku hoodie yang di pakai oleh Ghaez tanpa melepas genggaman.

"ini sedikit membantu untuk menghangatkan" ucapnya sambil tersenyum manis.

"sialannn, kenapa rasanya panas banget muka gw, jantung gw. ohh! siall😵‍💫😵‍💫"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 27 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GHAEZ (THE STORY GHAEZ)Where stories live. Discover now