remedi dua hari

55 5 4
                                    


"Kak, kak JJ mau kemana? Ini ibu kakak telpon aku  berkali-kali buat mastiin ka JJ ikut les. KAK!"

JJ tidak mengubris panggilan remaja laki-laki yang dia anggap pasti adik kelas nya itu, kini tengah mencoba mengejar langkah JJ sepenuh nya.

Remaja laki-laki itu terus berlari, berharap JJ berubah pikiran dan berhenti.

"Kak, kak JJ, please kak. Kak!!"

"Berisik!"

JJ berbalik, langkah kakinya terhenti di dekat lorong sempit sekitar alun-alun. Remaja laki-laki yang juga sedari tadi mengejar JJ ikut berhenti. Mengambil langkah pasti secara perlahan dan mulai mendekati JJ.

"Kak—"

"Gue bukan kakak lo" bentak JJ, sukses membuat remaja itu sedikit kaget.

JJ kini bersedekap dada, memberi celah agar remaja di hadapannya bersuara.

Namun si remaja tak mengerti, justru malah ikut terdiam memperhatikan raut muka JJ.

JJ yang di tatapan pun mulai merasa geram kembali, dirinya lantas berbalik hendak pergi meninggalkan remaja laki-laki itu. Namun sialnya, tas punggung JJ yang tengah dirinya kenakan di tarik oleh si remaja laki-laki. Membuat langkah nya otomatis kembali terhenti.

"Lo bisa ga, ga nyebelin?"

"Kak JJ bisa ga denger omonganku dulu?"

Mulut JJ terbungkam, kemudian berpaling tak mau melihat sosok di depannya.

Remaja laki-laki itu menghela nafas, kemudian melepaskan cengkraman tangannya pada tas punggung JJ, membiarkan si mpu bergerak bebas.

Tak lama uluran tangan putih bersih terlintas di hadapan JJ, memperlihatkan ponsel hitam yang ia sodorkan kepada JJ.

"Kak, tadi malam ibu kak JJ telpon ibuku, katanya kakak mau cari guru les, beliau suruh aku temenin kak JJ buat les, sekalian aku juga ikut les bareng kak JJ, bukan aku yang jadi guru les nya kakak."

Remaja laki-laki itu berucap dengan sekali hembusan nafas, membuat wajah nya telihat sedikit merah karena memaksakaan perkataannya yang lumayan panjang.

JJ terdiam, tak tau harus berbuat apa. Sedangkan si remaja laki-laki mulai kembali fokus pada ponsel hitam nya. Tak lama senyum sumringah muncul dan tanpa sengaja terlihat oleh JJ.

"Ayo kak, guru les nya udah ada di perpus"

"Tapi Aiz... "





JJ memperhatikan Fuaiz dengan cermat, pandangannya tak pernah lepas dari sosok remaja laki-laki yang sedari kecil selalu menempel padanya bak prangko. Namun semua itu harus di pisahkan karena Fuaiz harus ikut bersama kedua orang tuanya untuk pergi ke luar kota selama beberapa tahun. Membuat hubungan mereka berdua sedikit demi sedikit berjarak hingga sekarang.

JJ tidak tahu sejak kapan Fuaiz kembali. Dan juga JJ tidak tahu apakah rumah nya dan rumah Fuaiz masih bersebelahan? Atau Fuaiz sudah memiliki rumah baru? Jadi JJ tidak tahu bahwa Fuaiz sudah kembali dari urusan bisnis orang tuanya.

Punggung tangannya di tempuk, membuat fokus JJ pada sosok Fuaiz teralih. Dan tergantikan pada guru les di sebelahnya.

Lembar demi lembar kertas tersodor pada JJ. Tak lain dan tak bukan adalah beberapa materi dan juga soal yang harus JJ kerjakan setelah tadi dirinya mendapat beberapa materi yang akan dirinya pelajari.

JJ membuang nafas berat. Selalu seperti ini, belajar belajar dan belajar. Dirinya sudah muak.

"Ini soal dari saya buat kamu, tolong perhatikan baik-baik."

JJ mengangguk ogah-ogahan. Berbanding terbalik dengan Fuaiz yang terlihat sangat bersemangat dan juga antusias.

"Nah, kalo ini buat kamu. Kerjakan dengan benar ya, nanti bapak kasih kamu hadiah kalo niai mu bagus semua"

Fuaiz mengangguk senang, dirinya dengan cermat mulai mengerjakan soal dari guru les nya.

Sedangkan JJ? Ntah apa yang sedang dia lakukan dengan soalnya itu, yang jelas lembar kertas jawabannya masih terlihat kosong.





"Terimakasih pak untuk pembelajaran hari ini"

Fuaiz sedikit membungkuk, kemudian menjabat tangan si guru les.

JJ yang melihat pun mengikuti.

Setelah kepergian guru les nya, kini hanya tersisa mereka berdua di depan pintu pepustakaan. Membuat keduanya terlihat canggung dan tidak nyaman.

Fuaiz berdeham, mencoba menghilangkan suasana canggung pada keduanya.

JJ tak tahu harus berbuat apa. Dan malah berbalik secara perlahan tanpa sepatah kata.

Fuaiz yang melihat langkah JJ mulai menjauh reflek berteriak.

Membuat JJ kembali menghentikan langkah kakinya.






to be continued.

- 𝐌 𝐈 𝐍 𝐔 𝐒Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ