rindu?

17 3 0
                                    


"Adem ya disini, jadi inget jaman dulu"

Fuaiz menyedot teh boba nya yang hampir habis, diikuti dengan anggukan JJ di sebelahnya.

Kedua tangan JJ memegang beberapa kantong kresek makanan yang sengaja Fuaiz beli sebelum mereka singgah disini. Sebuah taman kota dengan suasana dingin dan juga segar adalah tempat favorit mereka berdua setelah danau indah di daerah rumah JJ.

Fuaiz melihat JJ, kemudian mengambil sebagian kantong kresek itu dan meletakannya di bawah kaki mereka.

"Di bawah aja kak gapapa, kayak dulu kita kalau main kesini"

JJ menggeleng, tangan kanannya merebut kembali kantong kresek yg sudah tersimpan di atas tanah, "jangan, ini kotor."

Fuaiz menatap JJ tak percaya, kemudian merebutnya kembali.

"Kak JJ gausah sok suka kebersihan ya, aku tahu kakak suka makan makanan yang udah jatoh ke tanah waktu dulu, jadi simpen kresek ini di bawah sekarang."

Kantong kresek itu JJ simpan setengah hati, malas menanggapi perkataan Fuaiz.

Fuaiz berdeham. Sebagian tubuhnya yang tengah ia dudukan di atas akar pohon besar bergeser sedikit demi sedikit ke arah JJ. JJ yang menyadari itu reflek menjauh.

"Ngapain?" Tanya JJ.

Fuaiz tersenyum canggung, kemudian menatap JJ malu-malu.

"Kak JJ gak rindu aku ya? Kita berdua udah empat tahun ga ketemu. Aku besyukur banget bisa ketemu lagi sama kakak"

JJ tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ingatannya bersama Fuaiz terlalu banyak, bohong jika JJ tidak merindukan sosok kecil itu.

"Biasa aja" dua kata itu keluar begitu saja, membuat raut wajah Fuaiz terlihat menyedihkan.

"Oh"

Fuaiz meremas cup teh boba nya perlahan, berharap JJ tak menyadari kekecewaan yang sedang Fuaiz rasakan sekarang.

"Gimana les hari pertama nya bro?"

Mio menepuk bahu JJ seperti biasa, membuat JJ mendengus tak suka.

"Ya gitu"

"Gitu gimana?"

"Ya gitu..."

"Gitu gimana buset? Lo gue tanya bener-bener malah jawab ya gitu, ya gitu. Sialan"

"Lebay"

JJ bangun dari duduknya, dia dengan seenak hati merebut handphone Mio, yang tengah di pegang oleh pemiliknya.

"Kantin ga? Lo yang traktir gue"

"Lah? Kok gue?"

"Buruan"

"Iya sabar!"

Mio ikut bangun dari duduknya, dengan keadaan hati dongkol. Mio terpaksa mengikuti keinginan JJ.

"Untung temen gue"








to be continued.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

- 𝐌 𝐈 𝐍 𝐔 𝐒Where stories live. Discover now