9.Bagian sembilan

1.2K 83 3
                                    

Disini aku menggunakan visual zhao lusi sebagai Anaraya.

"Ah lo pada nyamuk-nyamuk bisa ngga berhenti gigitin gua hah?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ah lo pada nyamuk-nyamuk bisa ngga berhenti gigitin gua hah?"

Raya membuka matanya dan terduduk dengan menggaruk-garuk lengannya, sepertinya tubuhnya yang kurus telah menjadi hidangan nyamuk sekabupaten

Matanya terbuka sempurna dan tangannya menampar-nampar pipinya agar kesadarannya sepenuhnya kembali, Seberapa lama dirinya tertidur? Kenapa rasanya seperti tidur diatas bebatuan terasa sangat pegal dan lehernya seperti mau patah dari kepalanya

"Haus." Gumamnya sambil menatap ruangan yang ia tempati sekarang

Seketika tanpa aba-aba raya langsung berdiri dan shock menyadari dirinya masih diruangan yang sama dan matanya langsung membola tatkala melihat jarum jam menunjukkan jam delapan malam

Langsung saja ia menyambar tas ranselnya dan keluar dari ruangan yang penuh dengan aura suram itu

Disepanjang kakinya berjalan mulutnya komat-kamit mengutuk arlan yang dengan teganya meninggalkan dirinya sendiri, dengan kondisi pingsan pula tuh

"Emang biadab tuh orang, Iblis pasti insecure melihat sikapnya." Gumamnya

Pandangannya fokus kedepan, Kenapa lorong-lorong yang tadi siang terlihat biasa saja sekarang terlihat sangat menyeramkan? Ditambah lagi raya dihantam fakta bahwa adanya siswi yang bunuh diri tadi siang

Makin merinding jiwanya yang penakut

Suara burung hantu yang entah dari mana asalnya menambah kengerian perjalanan raya menuju pintu gerbang, ia memasukkan tangannya kedalam saku hoodie dan menutup kepalanya dengan tudung hoodie yang dikenakannya. Jangan sampai matanya yang indah menangkap sosok yang tidak-tidak, Apalagi kalau kata orang disetiap sekolah pasti ada penunggunya

Terkejut bukan main, Raya merasakan ada sekelebat bayangan hitam melewatinya dengan cepat dari arah belakang, Ia terdiam kaku dengan kaki yang seperti sudah tidak bisa menapak dilantai lagi

"Mending mati aja dah, Gua aja yang jadi setan dari pada main horor-hororan kayak gini." Gumamnya dengan jantung yang berdebar bukan karena jatuh cinta

"Kalau gua jadi setan, Si arlan orang pertama yang gua gentayangin." Gumamnya lagi

Raya mencoba mengangkat kakinya untuk berjalan lagi tapi tetap saja tidak bisa digerakkan, Dirinya benar-benar diposisi seperti patung bernafas

Sebuah tepukan dibahunya dari belakang membuatnya terkejut sehingga langsung terduduk dengan tangan yang menutup permukaan wajahnya

"Lo kalau mau bawa gua, Bawa aja! Tapi plis  ajak baik-baik jangan ngagetin kayak gini." Ucapnya masih dengan posisi yang sama

dia sepasrah itu sekarang!

"Ini orang mbak, Mbak tidak apa-apa? kenapa masih disini?"

Raya mengintip sedikit memastikan bahwa orang didepannya benar-benar manusia murni, Dan setelah memastikan ia terduduk lesu menatap jengkel bapak berseragam security didepannya

Please, Just kill meWhere stories live. Discover now