07. Hidimbi

41 2 0
                                    

"Kak Elysian, Hidimbi suka sama kakak, kakak sering-sering main ke sini biar Hidimbi bisa pamer ke temen-temen kalo aku punya kakak perempuan," ucap Hidimbi.

Hidimbi Mavendra, seorang anak gadis satu-satunya di keluarga Asora. Hidimbi adalah adik satu-satunya yang tentunya Asora sangat menyayanginya.

"Hidimbi sayang ngga sama Kak Asora?" tanya Elysian.

"Hidimbi sayang banget sama Kak Asora. Tiap malam Hidimbi kalo mau tidur harus ditemenin sama Kak Asora, kalo engga nanti Hidimbi nangis sampe Kak Asora mau," jawab Hidimbi.

"Emang menurut kamu, Kak Asora itu orangnya gimana?" tanya Elysian lagi.

"Kak Asora itu ganteng, dia baik banget kak, dia juga sering beliin Hidimbi jajan kalo pulang sekolah gitu, tadi Hidimbi dikasih boba coklat sama martabak keju kesukaan Hidimbi. Tapi walaupun Kak Asora sebaik itu, dia masih belum punya pacar kak. Katanya dia lagi masa pendekatan gitu sama cewek yang sekarang dia suka. Tapi aku ngga tau itu siapa. Terus waktu Kak Asora nemenin Hidimbi tidur kemarin, Kak Asora senyum-senyum sendiri sambil lihat hpnya. Waktu aku lihat hpnya, ada foto cewek kak, tapi mukanya ngga keliatan. Dia cantik, kayak Kak Elysian rambutnya," jelas Hidimbi.

"Persis aku? Ini bukan?" tanya Elysian sembari mengulurkan ponselnya yang menampilkan foto seorang gadis cantik.

"Nah, iya, itu kak. Cantik banget, Kak Elysian tau itu siapa?" jawab Hidimbi dengan antusias.

Elysian sukses dibuat merona oleh Hidimbi. Foto yang ia tunjukkan adalah foto yang kemarin ia posting di instagramnya. Ini akan menjadi rahasia besarnya seorang diri.

"Hidimbi, Nak. Ayo mandi dulu, udah mau maghrib ini," ujar Surtikanti.

"Hidimbi mandi dulu, gih. Nanti ibu Hidimbi marah, loh," titah Elysian.

"Iya, Bu. Sebentar lagi, nunggu Kak Asora dateng buat nemenin Kak Elysian," sahut Hidimbi.

"Gapapa, kamu mandi aja dulu, daripada ibu kamu nanti marah. Gimana hayo?" bujuk Elysian.

Akhirnya Hidimbi berkenan untuk mandi. Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Sesampainya di kamarnya, Hidimbi disambut ibunya yang menatapnya galak. Namun Hidimbi hanya menanggapinya dengan menyengir saja. Ia pun segera membersihkan diri.

Usai membersihkan diri, Hidimbi berjalan menuju ke ibunya yang sudah duduk di kasurnya untuk melakukan ritual menyisir rambut Hidimbi.

"Ibu, Kak Asora udah punya pacar belum?" tanya Hidimbi dengan lugu.

"Kenapa kamu nanya gitu, Nak?" tanya Surtikanti.

"Soalnya kemarin Hidimbi lihat Kak Asora liatin hpnya sambil senyum-senyum gitu. Pas Hidimbi lihat, ada foto kakak cantik tapi mukanya ngga keliatan soalnya dari belakang. Rambutnya mirip banget sama punya Kak Elysian. Kak Elysian tadi nunjukkin fotonya ke aku," jelas Hidimbi.

"Ngga tau, Nak. Kalaupun kakak kamu punya pacar, ya udah gapapa. Kakakmu juga kan sudah besar, Nak," tutur Surtikanti.

"Tapi aku maunya pacar Kak Asora itu Kak Elysian. Kak Elysian yang cantik, manis, dan baik itu cocok sama Kak Asora yang ganteng, baik, walaupun kadang nyebelin."

"Anak kecil tau apa soal cinta, hm?"

"Cinta itu kayak ibu sama ayah kan?"

"Udah selesai, sana. Katanya mau nemenin Kak Elysian?"

"Yeay, Hidimbi ke Kak Elysian dulu, ya, Bu!"

Hidimbi berlari menuju ruang tamu dimana Elysian berada. Ia bersenandung kecil, menyanyikan lagu dari serial disney kesukaannya, Frozen. Ia menyanyikan lagu "Love is Open Door" dari film disney itu.

Ia melihat di ruang tamu ada Elysian yang tengah memainkan ponselnya. Sekelibat ide jahil muncul di kepalanya. Ia berniat untuk mengageti Elysian.

"Satu..."

"Dua..."

"Dor!" Bukan Hidimbi yang mengageti Elysian, namun Asora yang mengageti keduanya.

"HUAA, IBU!" teriak Hidimbi.

"Ya Allah, kaget!" reflek Elysian.

Asora terbahak-bahak mengetahui respon kaget keduanya. Ia tertawa hingga pelupuk matanya berair. Ia mengusap ujung matanya dan menghentikan tawanya.

"Makanya jangan jahil jadi anak kecil," ucap Asora pada Hidimbi.

"Siapa juga yang jahil, Kak. Kan Kak Asora sendiri yang jahil ngagetin aku sama Kak Elysian," ketus Hidimbi.

"Kakak lihat, loh, tadi," balasnya.

"Kak Elysian, Kak Asora nyebelin. Aku marah sama Kak Asora," curhat Hidimbi pada Elysian.

"Kenapa marah, adik kecil?" tanya Elysian.

"Kak Asora nyebelin, masa tadi waktu aku mau ngagetin kakak malah aku yang dikagetin sama Kak Asora," jelasnya.

"Itu kamu sih, niatnya jelek mau ngejahilin aku, jadinya kamu sendiri kan yang kena," ucap Elysian.

"Pokoknya aku marah sama Kak Asora. Tapi kalo diajak jalan-jalan sama dibeliin es krim nanti aku ngga marah lagi," kata Hidimbi.

"Dasar anak kecil, modusnya lucu banget," gemas Asora sembari mengacak puncak kepala adiknya.

Asora berjalan dan duduk di sebelah Elysian. Ia melambaikan tangannya kepada sang adik, agar Hidimbi mendekat.

"Sini, duduk sama kakak," ajak Asora.

Hidimbi mendekat ke Asora dan duduk di pangkuan Asora. Elysian yang melihatnya tersenyum simpul. Adik kakak yang lucu!

"Lo mau pulang kapan, El?" tanya Asora membuka percakapan.

"Setelah adzan maghrib aja gapapa, gue udah izin kok dari kemarin," jawab Elysian.

"Okeii, gue anter sampe rumah, ya," ucap Asora yang dijawab anggukan oleh Elysian.

"Kak, Hidimbi mau ikut nganter Kak Elysian pulang. Hidimbi pengen jalan-jalan," ucap gadis kecil itu.

"Iya, tapi nanti ngga boleh tidur di jalan, ya," balas Asora.

"Siap, Kakak. Yeay, ke rumah Kak Elysian. Kak Elysian punya adik ngga?" antusias Hidimbi.

"Punya, tapi udah gede. Kelas 1 SMP, kenapa?" tanya Elysian.

"Yah, kok udah gede," seru Hidimbi. Elysian yang mendengarnya hanya terkekeh.

Adzan maghrib sudah berkumandang, membuat Asora harus bergegas melakukan sholat. Begitupun dengan Elysian, ia ikut sholat berjamaah dengan Asora namun tidak hanya berdua. Tentunya ada Surtikanti dan Hidimbi yang ikut berjamaah.

Usai menunaikan ibadah, Elysian bergegas mengemasi barang-barangnya karena ia akan segera pulang agar tidak terlalu malam sampai di rumah.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Elysian menyandang ranselnya di punggungnya. Mereka berpamitan kepada Surtikanti dan Basukarna yang baru saja pulang.

Asora memutuskan untuk membawa mobil, karena ia mengajak Hidimbi. Ia takut nanti saat perjalanan pulang dari rumah Elysian, Hidimbi malah ketiduran.

Sepanjang perjalanan, Hidimbi dan Elysian terus bercengkrama dengan hangat. Entah mengapa, hal tersebut sukses membuat hati Asora menghangat. Ia merasa seperti ada suatu kebahagiaan tersendiri apabila melihat Hidimbi dan Elysian bercakap-cakap.

Hidimbi dengan tingkah lucu dan menggemaskannya bercakap-cakap dengan Elysian si gadis ramah, hangat dan murah senyum. Sungguh, suasana inilah yang ia idam-idamkan selama ini.

ASORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang