08. Bertemu Kembali

21 2 1
                                    

"Ini gimana sama acaranya? Udah H-2 bulan, ekstrakurikuler lain kapan mau gabung kepanitiaan kita?" tanya Risa.

"Ini udah dihubungi sama sie humas nya, nanti malam mau dimasukin nomornya," jawab Chelline selaku Ketua Panitia kegiatan Dies Natalis SMK Pelita Harapan yang ke 85.

Saat ini, seluruh pengurus OSIS dan MPK tengah sibuk mempersiapkan acara tahunan sekolah. Di tahun ini, acara akan digelar dengan lebih megah dan meriah daripada tahun lalu.

Elysian dan partnernya, Asya, tengah sibuk membaca dan merevisi berkali-kali rancangan acara yang telah mereka buat.

"Ini sebenernya bagus, Sya. Tapi kayak terlalu monoton waktu puncaknya," keluh Elysian.

"Kalo itu, kita paduin sama yang ini, gimana? Jadinya puncaknya nanti kaya gini, terus buat pra sama catwalk road creationnya kita pake yang lo pegang itu, gimana?" saran Asya.

"Boleh aja, sih, menurut gue. Menurut kalian gimana?" tanya Elysian pada teman-teman OSIS-nya yang lain.

"Iya, gitu aja. Kita harus siapin ini semua sebelum rapat sama ekstrakurikuler," sahut Sera.

"Nggak nyangka, ya, dies natalis ke delapan puluh lima sebentar lagi. Kira-kira bakal kayak gimana, ya, dies natalisnya nanti. Takut ngga sesuai sama harapan dan planning kita," tutur Elysian dengan rasa khawatir.

"Ngga usah dibayangin, El. Justru bayangan lo yang terlalu tinggi yang nantinya bakal merusak acaranya. Ngebayangin boleh, tapi sesuai standar aja, dilihat juga dari sudut ekonomi sekolah. Sekolah kita emang ngga sebaik dan semewah itu, sekolah kita standar. Ngga terlalu mewah, juga ngga terlalu menyiksa kita sebagai muridnya. Kurangin ekspektasi lo yang terlalu tinggi. Gue tahu ekspektasi lo tinggi banget, soalnya lo suka baca novel sama platform-platform buat baca novel secara daring. Kebiasaan para pembaca platform dan novel itu selalu berekspektasi tinggi, kalo ngga sesuai, mereka marah-marah sendiri. Gitu kan, El?" jelas Sera.

"Hehehe, iya, Ser. Bayangan gue dies natalis kita nanti itu kayak yang di novel-novel gitu," jawab Elysian.

"Jangan ketinggian halunya dong, El," tegur Sera disusul dengan tawa mereka.

Mereka larut dalam pembahasan dies natalis kali ini. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Mereka segera meninggalkan sekolah dan menuju rumah masing-masing.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

a.asoramvndr111
El, lo kan OSIS nih ya, ikut kepanitiaan Dies Natalis ngga?

n.elysian
Hah? Kenapa tiba-tiba nanya gitu?

a.asoramvndr111
Gue masuk kepanitiaan, barusan udah dimasukin grup

Melihat pesan dari Asora, Elysian segera membuka aplikasi berwarna hijau yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk bertukar pesan. Dan benar saja, ternyata Asya telah menambahkan beberapa nomor tidak dikenal.

n.elysian
Emangnya kenapa, Ra?

a.asoramvndr111
Gue stalk nomor lo, kalo ketemu gue chat lo dan lo harus nyimpen nomor gue

n.elysian
Kok lo maksa banget si?

a.asoramvndr111
[Send a picture]

n.elysian
Bahaya banget lo, Ra. Bisa langsung ketemu gitu

a.asoramvndr111
Gue chat, save nomor gue

Elysian membuka lagi aplikasi WhatsApp-nya dan menyimpan nomor Asora namun dengan nama 'anak kambing saya🐐'

"Nah, ini cocok buat cempe kayak Asora," Elysian berkata disusul dengan tawa ringan khasnya.

anak kambing saya🐐

| Gue Asora, save nomornya gue.

Send a picture |
Sudah, icikbos |

| Siapa anak kambing, cah cilikk
| Lo itu anak kambing, gak pernah mandi

Iw, lo sotoy banget deh |
Gue mandi tiap hari, tau, buktinya gue wangi kan |
Wangi vanilla |

| Terserah lo deh, lik

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Mentari telah menebarkan kehangatannya di bumi. Satu persatu ayam jago berkokok menyambutnya. Kendaraan-kendaraan mulai berlalu lalang di jalanan kota.

Asora sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia tengah menyalami kedua orang tuanya serta berpamitan kepada adik kecil kesayangannya.

"Ayah, Ibu, Asora berangkat sekolah dulu ya," ucapnya seraya mencium tangan kedua orang tuanya satu persatu.

"Hei, adik kakak. Kakak berangkat sekolah dulu ya, nanti pulangnya kakak beliin es krim," tuturnya dengan mengelus puncak kepala Hidimbi yang dijawab anggukan.

"Hati-hati, ya, Nak," ujar Surtikanti.

"Asora pamit dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab kedua orang tuanya.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Elysian memarkirkan motornya di parkiran. Saat ia berbalik badan, ia langsung melihat Asora yang sangat tampan. Elysian berjalan menepi, menunggu Asora.

"Pagi, Asora," sapa Elysian.

"Pagi, Elysian. Lo udah sarapan?" tanya Asora

"Belum sih, mau ngantin dulu?"

"Ayo, gue traktir ayam geprek kantin"

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kantin. Mereka memesan ayam geprek dan berjalan menuju ke kursi kantin.

Mereka duduk berhadapan sembari menikmati ayam geprek yang telah mereka pesan sebelumnya. Tak lupa mereka juga memesan minuman favorit mereka berdua. Apa lagi kalau bukan pop ice blueberry dengan tambahan susu kental manis rasa coklat.

"El, 2 menit lagi bel masuk. Balik ke kelas sekarang apa nanti aja pas udah bel?" tanya Asora membuka percakapan.

"Nanti aja sekalian pas bel, Ra."

"Oke, Ra."

"Ra, kalo misalkan ada orang yang suka sama lo dan orang itu ternyata orang yang paling deket dan lo anggap temen deket lo sendiri gimana?" tanya Elysian.

"Gue bakalan terima kasih sama dia. Dia suka sama gue aja, gue agak kaget. Apa yang dia suka dari gue? Gue cuma cowok yang bisa deket sama orang tertentu aja, gak semuanya bisa deket sama gue. Gue beneran terima kasih banget sama dia. Tapi, gue belum tentu bisa balas perasaan dia. Karena gue gak mau bikin dia sakit hati dengan gue yang pura-pura suka sama dia. Karena gue pernah berada diposisi itu, dimana gue confess sama orang yang gue suka, dia nerima gue, tapi ternyata hatinya bukan buat gue. Gue sakit hati banget, El. Tapi yaudah lah, itu juga udah jadi masa lalu yang nggak perlu diingat dan diungkit lagi," jelas Asora.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

halooo, maaf ya baru update soalnya lagi sibuk sama kehidupan yang penuh tipu daya manusia wkwkwk

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ASORAWhere stories live. Discover now