03

121 19 1
                                    

Minggu pagi yang cerah, burung burung berterbangan kesana kemari, bunga bermekaran, matahari menghangatkan suasana.

Seorang pria manis bernama James masih terlelap didalam mimpinya, tidak ingin bangun dan melihat dunia. Pria manis itu masih mengantuk dan berencana tidur sampai siang hari, tetapi...

"James, kamu sudah bangun?"

James membuka matanya, merenggangkan tubuhnya dan mengucek mata indahnya. Siapa orang yang mengganggu nya pagi pagi?

"James, hei kamu sudah bangun belum? Ada kakak kelas kamu dibawah." ucap Ibunya James.

James melototkan matanya, apa?

Dengan langkah tergesa gesa ia turun dari kasur dan berlari menuruni tangga meninggalkan Ibunya yang masih ada didepan pintu kamarnya.

"Untuk apa dia datang pagi pagi buta seperti ini?" bingung James.

Pagi buta dari mana? Ini sudah pukul 08.39 James.

Ceklek

James membuka pintu rumah dan langsung melihat ada kakak kelasnya didepan pagar, terlihat seperti tukang paket. Tetapi tukang paket ganteng karena Net memakai pakaian serba hitam dengan motor besarnya yang berwarna hitam juga, pria itu masih menggunakan helm nya dan memegang sebuah bingkisan.

"James," ucap Net turun dari motor dan menatap James penuh binaran di matanya.

"Kak apa yang kau lakukan disini?" tanya James yang langsung memberikan pertanyaan pada Net.

Tidak ada basa basi menyuruh Net untuk masuk ke dalam, minum segelas teh atau kopi. Memang James ini sangat kejam.

Net mengarahkan bingkisan yang dirinya bawa pada James, James hanya bisa menatap bingung pada bingkisan yang diarahkan padanya. Sebenarnya bingkisan ini untuk siapa? Apakah untuk dirinya? Tetapi dalam hal apa sampai ia mendapat bingkisan hari ini?

"Untuk kamu." ucap Net menjelaskan saat melihat wajah James yang bingung.

James mengambil bingkisan ragu ragu, pasti ada maksud dibalik ini. "Jangan berpikir negatif. Aku tidak ada maksud lain untuk memberikan ini." sahut Net tiba tiba seperti cenayang.

"Ba-baiklah kalau begitu, ingin masuk kedalam?" tanya James, tidak dari tadi tentu saja Net ingin masuk.

"Boleh?" bukan nya langsung menjadi 'ya' tapi Net malah bertanya apakah boleh, sok malu malu padahal biasanya juga malu maluin.

James menganggukkan kepala membuka pagar agar motor besar Net bisa masuk kedalam, bahaya jika ditinggal diluar takut ada yang maling.

"Loh nak ganteng masih disini?" tiba tiba ibunya James datang dan menyapa Net.

Net tersenyum malu, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, canggung. "Iya..."

"Mae apakah Mae sedang memasak? Ada bau gosong." potong James berbohong.

Bahaya jika membiarkan Mae nya terus memberikan Net pertanyaan. Bisa bisa keduanya akan jadi dekat dan Mae nya akan menceritakan kebiasaan buruk yang ia punya.

"Maaf ya nak Mae kebelakang dulu, kamu duduk saja disini. Nanti Mae akan menyuruh James kecil untuk membawakan minum." kata Mae sebelum berlari menuju dapur.

Wajah James memerah malu, sedangkan Net menahan rasa ingin tertawa. "James kecil ya?" usil Net tertawa.

Wajah James semakin memerah seperti buah strawberry, Net sangat gemas saat melihat wajah James yang memerah seperti buah strawberry. "Diam," balas James dengan nada mengancam dan mata tajam.

Seribu Tangkai Bunga ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt