16

17.4K 1.3K 3
                                    

Devan menuju ke bangku kosong di belakang dan meletakkan tasnya di meja. Mengabaikan tatapan ke arahnya.

"Jangan duduk di situ, nanti kamu kena marah". Ucap alia ke devan mencari perhatian teman sekelasnya

"Bangku di sini kan kosong jadi boleh dong kalo devan duduk di sini". Ujar devan mengimutkan wajahnya

"Ckk lo di kasih tau ngeyel banget, masih untung alia mau ngasih tau lo". Bianca menatap tajam ke arah devan

"Jadi devan duduk di mana".  Ucap devan polos membuat semua kasian namun mereka juga takut dengan pemilik meja di situ

"Kamu duduk di pojok sana aja kan di sana kosong". Ucap Alia menunjuk ke pojok membuat devan kesal

"Cepat pindah sebelum orang nya datang bego". Ucap sita menarik tangan devan.

"Dia akan tetap duduk di situ". Ucap seseorang membuat semua terkejut

"Ta..pi kamu kan gak suka kalau duduk dengan orang asing vier". Ujar alia gugup.

"Lepas tangan lo sebelum gue patahin". Ucapnya dingin membuat sita langsung melepaskan dan pergi

"Terimakasih". Ucap devan dan kembali duduk dan melihat ke luar jendela.

"Ck akan gue balas lo bertiga liat aja habis lo di tangan gue.  Batin devan merencanakan sesuatu dalam pikirannya

"Vier kenapa kamu membiarkan dia duduk bersama mu". Tanya alia namun hanya di acuhkan membuat alia mengepal kuat tangannya.

"Selamat pagi anak anak". Ucap guru

"Pagi buk" ucap semuanya

"Untuk anak baru perkenalkan dirimu di depan sini". Ucap guru dan devan berjalan ke depan.

"Ayo perkenalkan nama mu agar semua tau namamu". Ucap guru

"Perkenalkan nama ku devandra Harlino Barclays kalian bisa panggil Devan".  Ucap devan tersenyum

"Bukannya saka anak bungsu tuan Robert. Bisik siswi

"Paling boong ni anak baru lo semua jangan tertipu". Ucap sita

"Anak pungut paling dia" ucap Bianca membuat semua terkejut dengan ucapan Bianca.

"Sudah, sekarang kembali ke bangku mu". Ucap guru ke Devan

Semua diam tidak ada lagi yang membicarakan tentang devan sekarang hanya fokus ke pelajaran guru di depan menerangkan pelajaran tentang geografi.

Saat bel istirahat sudah berbunyi devan melihat abng dan taman abangnya sudah menunggu di depan pintu membuat Devan menuju ke sana dan membawa bekal dari rumah.

"Ayo ke kantin". Ucap saka menarik tangan devan

"Kenapa bawa bekal dek, padahal makan di kantin enak² loh". Ujar cakra

"Makan di kantin emang enak abng tapi makanan dari rumah jauh lebih sehat". Ucap devan

"Uhh perkataan nya membuat cakra terdiam". Ucap vano memainkan drama

"Dan tidak bisa bertanya lagi". Ucap bian yang menatap cakra membuang muka.

"Hahahah". Tawa keduanya

"Bajingan lo berdua". Ucap cakra

"Bicara lo cak". Ucap rey dingin

"Maaf gue lupa kalau ada devan di sini". Ucap cakra

"Jangan dengerin apa yang di bilang bng cakra dek". Ucap saka menatap tajam temannya itu.

"Gak kok, Devan tau kalau itu gak boleh di ucapkan ". Ucap devan polos

"Bagus dek, kalau denger kita ngomong yang gak bagus jangan di tiru ya". Ucap bian

Sesampainya di kantin semua murid diam dan melihat Tiger Woods bersama anak baru begitu akrab. Devan melihat ke arah Alia yang membawa nampan berisi makanan kuah panas membuatnya tersenyum dan merencanakan sesuatu.

"Mau minum apa dek". Tanya saka lembut dan membuat semua murid terkejut, seorang saka bicara lembut dan perhatian.

"Air putih aja bng".  Ucap devan

"Bian beli sana". Ucap saka melempar blacard ke bian

"Siap bos". Ucap bian menarik tangan vano dan cakra

"Kenapa nyuruh mereka bng". Tanya devan

"Itu tugas mereka dek". Ucap rey

"Oh berarti sudah ada tugasnya masing-masing".  Tanya devan menatap rey polos

"Hm". Gumam rey mengalihkan pandangannya ke arah lain

Saat bersama vano dan kedua temannya membawa makanan dan minuman dan meletakkan di meja.

"Permisi,apa boleh Alia duduk di sini". Tanya alia bersama kedua temannya

"Ck lo gak liat ni meja udah penuh". Ucap vano ngegas

"Pergi sana lo bertiga, cari meja lain masih banyak yang kosong ". Ujar cakra sinis

"Lo kalau ngomong gak ngegas juga ke alia bisa kan". Ucap sita emosi

"Kenapa kalau gue ngegas ngomongnya masalah buat lo". Ucap vano

"Lo..

"Udah sita,  Alia gak apa² kok". Ucap Alia memotong perkataan sita

"Lo jadi orang jangan baik alia, sekali kali lo hajar mulut dia". Ucap Bianca menunjuk ke vano

"Pergi kalau mau ribut jangan di depan adek gue". Ucap saka dingin

"Maaf ketua, kami gak ribut lagi". Ucap cakra dan vano

"Dan lo bertiga pergi sana". Ucap bian mengusir 3 wanita ular itu

Alia dan temannya mengambil kembali nampan dan membawa, namun saat alia melewati devan ia melirik tajam ke arah devan.

"Abng Devan mau ke kamar mandi". Ucap devan

"Ayo abng temani". Ucap saka yang berdiri

"Gak usah, abng tunggu di sini aja". Devan menarik tangan saka kembali duduk

"Kamu gak tau di mana toiletnya".

"Devan malu kalau di temani, tunggu devan 13 menit dan kalau gak kembali baru abng susulin". Ujar devan

"Ingat 13 menit, pergi ke arah kiri dan lurus di sana ada toilet nya".  Ucap saka

"Siap". Ucap devan berlari ke luar

Alia melihat devan keluar dari kantin sekolah mengikuti pelan agar tidak ada yang curiga dan memberi tau ke temannya kalau dia mau ke perpustakaan.dan melihat devan masuk ke dalam toilet.

Saat devan keluar tangannya di tarik oleh alia dan membawa ke belakang sekolah.

"Siapa lo, kenapa lo dekat dengan saka ". Ucap Alia emosi

"Gue adeknya kenapa". Ucap devan menyeringai

"Lo hanya anak pungut jadi lo harus keluar dari keluarga Barclays ". Ucap alia

"Siapa lo nyuruh gue keluar dari keluarga Barclays ". Ucap devan dingin

"Gue yang akan menjadi bungsu dari keluarga Barclays dan lo harus segera pergi jika lo masih sayang sama nyawa lo itu". Ucap alia mendorong devan

"Hahaha anak jalang kaya lo berharap jadi permata keluarga Barclays ". Tawa devan
Membuat alia mengepalkan tangannya

"Jadi ini wajah asli lo menarik perhatian mereka, akan gue bongkar wajah asli lo ke mereka". Ancam alia ke devan

"Ck lo yakin mereka percaya apa perkataan lo heh" remeh devan dan membuat alia menampar wajah devan dan saat bersama saka dan temannya datang dan melihat alia menampar Devan.

"Apa yang kau lakukan sialan" marah saka mendekati keduanya

Alia menegang saat melihat saka ada di situ bagaimana dia tidak tau kalau saka menyaksikan saat dia menampar Devan. Sedangkan devan menyeringai saat melihat saka sudah berada di depannya. 

👋👋🍂

DEVAN Where stories live. Discover now