10. Home

928 77 5
                                    

Suara musik terdengar menggema di ruangan, kaki yang diluruskan kedepan berdendang mengikuti ritme musik. Namun, entah apa yang ada di pikiran Kana sekarang telinga nya mendengarkan musik tetapi pikiran nya tidak tau dimana. Dengan lamunan Kana menatap lurus kedepan dengan menggigit kuku-kuku nya, pikiran nya masih stuck dengan pertengkaran semalam dengan Abima.

Yaps! Semalam mereka bertengkar hebat hanya dikarenakan Kana yang tidak menerima ajakan Abima untuk tinggal bersama. Bagaimana Kana tidak menolak? Ia memiliki rumah sendiri, lalu guna dari rumah yang telah ia beli apa? Itu sebabnya mereka bertengkar, karena perbedaan pendapat.

Entah apa yang sedang terjadi pada Abima belakangan ini, dirasa ia sangat manja dan aneh setelah mereka meresmikan status bahwa mereka sudah pacaran. Apakah memang ini sifat nya atau dia sedang dalam fase puber awal pacaran. Kana pun tak bisa menebak.

Sedang sibuk dengan pikiran nya musik yang menyala berganti dengan suara telfon masuk. Kana pun meraih ponsel nya dan menekan tombol angkat.

"Kenapa?"

"Lo dimana?"

"Dirumah, kenapa lo telfon jam segini?"Ucap Kana dengan malas, ini sudah jam 1 dini hari.

"Please lo ke kesini, pacar lo bener-bener mabok" jawab Mahes dengan berteriak.

"Tumben banget? Biasanya dia ga pernah kek gitu" ujar Kana beranjak dari kasur dan mengambil jaket yang berada di sebelah lemari.

"Mana gue tau, dia bener-bener teler gue aja baru kali ini ngeliat dia se teler ini"

"Gue otw"

Kana langsung mematikan telfon dan bergegas melajukan mobil nya menuju club yang di sharelock Mahes padanya.

Dalam perjalanan Kana mengelus pelipis nya, bukan karena apa dirinya sangat pusing saat ini. Setelah pertengkaran itu Kana tidak nafsu makan dan hanya tidur dan sekarang sang pacar yang telah mengajak nya bertengkar justru mabuk? Padahal dia yang menyuruh Kana mengurangi alkohol.

Mobil telah terparkir rapih, Kana bergegas masuk ke dalam club mencari keberadaan teman dan pacarnya. Setelah mata nya melirik kesana kemari ia melihat Mahes melambaikan tangan pada nya, Kana pun segera berjalan ke arah nya.

Pemandangan apa ini? Rambut yang acak-acakan, kemeja yang sudah hampir terbuka semua kancing nya, dan dasi yang sudah turun sampai dada, dengan mata berair yang sekarang menatap nya.

"Lo yang ngajak dia kesini?" Pertanyaan itu langsung Kana lontarkan kepada Mahes yang masih terdiam.

"Kagak anjir, dia yang ngajak sumpah. Katanya kalian lagi berantem terus gue kasih saran aja, eh dia mau"jawab Mahes merapatkan kedua paha nya, jujur sekarang ia sedikit takut dengan tatapan yang diberikan Kana padanya.

"Ya lo ngapain kasih saran itu goblok"ucap Kana meraih wajah Abima yang sekarang tersenyum pada nya.

"Kitty.." Panggil Abima mengelus tangan Kana yang berada di pipi nya, ia merasa senang karena Kana datang padanya.

"Maafin mas, yah" sambung nya menunduk.

"Iya, iya, sekarang bangun ayok pulang" titah Kana merangkul Abima agar berdiri.

"Mas kesini sama Mahes, nanti Mahes pulang nya naik apa?" Tanya Abima menatap Kana dengan wajah yang sangat lucu.

"Naik odong-odong, udah ayok sekarang pulang" ajak Kana membantu Abima berjalan pergi meninggalkan Mahes.

"Bye, Hes,, selamat naik odong-odong" ucap Abima melambaikan tangan pada Mahes.

"WHAT THE HELL?" teriak Mahes melihat tingkah dari Abima yang sedang teler, itu beneran Abima? Yang pernah bikin dia setunduk itu dulu?

SHAMELESS [Nonim]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang