Chapter 10

15K 1K 59
                                    

Dany terbangun dan cukup kaget karna ia lupa sedang menginap ditempat Rezel.

"Rezel" panggil Dany. Namun temannya itu tak ada disana.
Dany turun dari kasur lalu keluar mencarinya.
"Re-"

"Di dapur Dan" sahut Rezel yang samar samar mendengar suara Dany memanggilnya.

Dany buru buru keaeah sumber suara lalu melihat Rezel menata sarapan untuk keduanya.

Dany buru buru keaeah sumber suara lalu melihat Rezel menata sarapan untuk keduanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ini apa Re perkedel?"

Rezel mengulum senyumnya, "namanya fishcake, masaknya dipanggang. Calon atlet gak boleh makan gorengan ya"

Mendengar itu Dany mengulum senyumnya ditambah makanan yang dibuat Rezel sangat enak.

"Makasih Zel, masih ada lagi gak?" Tanya Dany dimana ia merasa kurang jika hanya makan beberapa biji fishcake buatan Rezel.

Rezel memutari meja lalu memakaikan Dany apron berwarna hitam.
"Kita buat sama sama" ucapnya dengan berbisik.

Dany melihat kepawaian Rezel mengolah daging ikan tersebut. Jika dilihat dari dekat. Rezel tampak sempurna, wajahnya begitu tampan sampai Dany terpaku beberapa detik mengagumi paras Rezel.

Cup

Sebuah kecupan singkat dibibirnya menyadarkan lamunannya.

Wajah Dany bersemu merah. Ini bukan pertama kalinya mereka saling berciuman. Tapi Dany tetap merasa canggung dan jantungnya berdebar sangat kencang.

"Zel?"

"Hm"

"Kenapa lu cium gue?" Setidaknya Dany harus tau alasan Rezel bersikap intim kepadanya.

Rezel mengalungkan tangannya pada Dany yang bersandar pada counter dapur.

"Maksudmu seperti ini?"

Cup

Sekali lagi Rezel menempelkan bibirnya pada bibir Dany.

"Aku pernah bilangkan, tidak peduli laki laki atau perempuan, kalau suka ya suka, dan aku....suka kamu"

Mendengar itu. Dany terdiam, ia masih mencerna kata kata Rezel.

"Kita pacaran ya Dan?"

"Hah?" Binggung Dany.

Rezel tersenyum lalu menangkup pipi Dany dan menciumnya basah.

Dany tertegun sesaat saat lidah Rezel memasuki rongga mulutnya dan mengajaknya bergelut seperti kemarin.

Dany masih saja pasif dan itu membuat Rezel gemas lalu menghisap lidahnya dengan kuat.

Tak hanya itu. Rezel benar benar melumatnya dengan rakus dan tak memberi kesempatan Dany untuk membalasnya sampai ia merasakan sesuatu gejolak remajanya bangkit lalu reflek mendorong tubuh Rezel sampai menghantam dinding dapur dan menjatuhkan beberapa peralatan masak Rezel.

Dear Dany!Where stories live. Discover now