4. Teror

60 6 0
                                    

Nawra menceritakan masa lalunya yang juga pernah mengalami teror yang hampir sama saat masa orientasi siswa baru, ketika ia baru pertama kali masuk SMA.

Nawra didekati oleh kakak kelasnya sekaligus crush-nya sendiri yang bernama Kevin, hingga mereka pun jadian. Namun ketika Kevin meminta sesuatu yang melewati batas, Nawra memutuskan hubungannya. Nawra pun mendapat teror yang mengganggunya berhari-hari. Hingga akhirnya ia dikurung oleh Kevin di kamar mandi sekolah, kemudian Nawra dilecehkan oleh pria yang mukanya tertutup dengan buff full face.

"Ya Allah ... Ra, yang kuat ya!" Ujar Salwa kepada Nawra kemudian memeluknya lalu berkata, "Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar."

"Dan dari peristiwa itu, Nawra udah nggak pernah mau pacaran lagi. Makanya dia beralih jadi penggemar idol aja, yang tentunya gak bakal nyakitin." Tambah Nadia.

Nawra hanya bisa mengusap air matanya saat mengingat masa lalunya, kemudian ia kembali menyalakan mobil dan hendak melanjutkan perjalanan. Namun mobil yang ia bawa tiba-tiba mogok.

"Loh, kok nggak bisa yah." Keluh Nawra.

"Ya Allah ... apalagi ini?" Nadia menghela nafas dan menyandarkan badannya ke jok mobil bagian tengah.

"Coba dicek aja dulu." Kata Salwa.

"Nggak tau ngeceknya." Ujar Nawra.

"Hah? Serius Ra? Terus, gimana dong?" Tanya Salwa.

Mereka pun keluar mobil dan menunggu orang-orang melewati jalanan yang sama untuk meminta tolong.

Beberapa orang yang lewat tak bisa membantu, dan diantaranya ada yang mengatakan untuk berhati-hati karena jalan tersebut angker.

Tak lama kemudian seorang pemuda menggunakan pakaian seragam sekolah melewati jalanan tersebut kemudian menghampiri mereka.

"Loh ... Rama, kamu dari mana?" Tanya Salwa.

"Dari Sekolah, habis ngebantu Bu Jihan nyetokin parfum-parfum barunya yang sebentar lagi mau dijual, tapi katanya sih gratis untuk para murid baru."

"Aku sama Nawra dapet dong? Kan kita murid baru juga, walau pindahan sih." Ujar Nadia sambil tersenyum simpul.

"Ehm, Nanti coba aku tanya Bu Jihan dulu ya. Terus kalian ngapain di sini?"

"Oh iya, ini mobilnya Nawra nggak bisa dinyalain." Jawab Salwa.

Rama pun langsung ke bagian depan mesin mobil lalu mengeceknya.

"Udah nih, beres .... coba aja nyalain."

"Alhamdulillah, yeay!" Senangnya Nadia.

"Makasih banyak ya, Rama." Ucap Nawra.

Bik Nur pun terbangun saat mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan.

"Nak, ini sudah sampai mana?" Tanya Bik Nur yang baru terbangun dari tidurnya di jok paling belakang mobil.

"Bik ... bentar lagi ya, tadi mesin mobilnya bermasalah, ini udah dibantuin sama Rama." Jawab Nawra.

"Halo Bik, aku Rama."

"Terima kasih ya nak."

Namun, bibik memperhatikan ulang kembali wajah Rama dan seperti memikirkan sesuatu.

"Oh ya ... Nawra, mobilmu ini bisa mogok lagi sewaktu-waktu, harus segera di service ya!"

"Yah, gimana dong Ra? misalnya ntar tiba-tiba mogok lagi, kita kan nggak ada yang tau cara nyalainnya lagi, selain Rama." Tambah Salwa.

"Iya juga ya." Pikir Nawra.

"Ya udah gini aja, aku anterin kalian, jadi kita perginya bareng-bareng, aku ngikut pake motorku ya, buat jaga-jaga aja takutnya mogok lagi."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Crush My Ustadz [On Going]Where stories live. Discover now