Bab XXVI

440 53 9
                                    

Harap bijak dalam membaca










Tubuh jeongwoo bergetar saat haruto menyentuh tengkuk lehernya.

Sentuhan haruto semakin turun ke arah punggung jeongwoo. Namun saat haruto menyentuh punggung jeongwoo ia dikejutkan dengan bekas luka cambukan yang ada dipunggung jeongwoo.

"Ini...." haruto menyentuh luka itu perlahan.

"Kukira itu tidak akan ketahuan" batin jeongwoo.

"Ah saat aku masi kecil, aku terluka saat sedang bermain" jeongwoo.

"Kau bermain dengan apa sampai-sampai mendapatkan luka seperti ini" haruto.

"Sepertinya waktu itu aku pergi bermain ke sirkus bersama dengan sepupuku saat kami masih kecil. Sebenarnya ini semua disebapkan oleh menejer disana, aku sedikit terkena cambukan yang ia pegang" bohong jeongwoo.

"........." jeongwoo keheranan saat haruto hanya diam saja.

Haruto lalu menaikan gaun jeongwoo yang sempat ia turunkan. Dan kembali merapikanya.

"Hah kenapa?" Jeongwoo.

Haruto tetap diam.

"Apa dia tidak suka melihat bekas luka itu?, tapi aku kira dia tidak akan terlalu mempedulikan hal itu. Jika aku melewatkan kesempatan yang bagus seperti ini, aku akan.....".

Tanpa pikir panjang jeongwoo langsung naik ke pangkuan haruto.

"Apa yang kau lakukan?" Haruto.

"A-aku ingin membaringkanmu, mungkinkan aku membuat kesalahan lagi?. Atau apakah aku sudah melakukan hal yang membuatmu kecewa?" jeongwoo.

"Bukan seperti itu, dan juga?".

"Ya?" Jeongwoo.

"Dimana lagi kau terluka?" Haruto.

Jeongwoo keheranan dengan pertanyaan haruto.

"Oh ternyata ini juga disebapkan oleh bekas luka itu!, masih ada lagi sedikit dibagian belakang paha. Tapi...., apa yang harus kulakukan?. Ini semua sudah terjadi, haruskah aku berkata jujur?. Tapi bagaimana reaksinya jika aku mengatakan padanya bahwa aku sudah berbohong?" Bingung jeongwoo.

"Aku....".

"Tidak, bukan itu yang penting sekarang" haruto menurunkan jeongwoo dari pangkuanya, lalu ia mulai berjalan menjauh.

Jeongwoo terus memperhatikan pergerakan haruto, dan ternyata haruto berjalan menuju samping ranjang. Setelah itu haruto merebahkan dirinya di kasur.

"Dia tidak melakukan apapun. Tapi aku sudah tertangkap berbohong, dia pasti merasa kecewa sekarang. Aku harus meminta maaf karna telah melakukan sesuatu yang salah".

"Aku, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud menyembunyikanya" jeongwoo

"Apa?" Bingung haruto.

"Aku, aku merasa malu karna aku adalah pembuat onar. Jadi aku tidak tau, aku tidak akan berbohong lagi mulai sekarang aku akan selalu berbicara jujur" jeongwoo.

"Berhenti berbicara" haruto menggenggam tangan jeongwoo.

"Aku sudah bilang bukan seperti itu" haruto.

"Hah, kemarilah" haruto menarik tangan jeongwoo untuk tidur disampingnya.

Jeongwoo tiduran dilengan haruto sambil pingangnya dipeluk oleh haruto. Ia sedikit memberanikan diri untuk menatap haruto yang ternyata juga sedang menatapnya.

"Aku tidak tau kenapa kau selalu mentahan nafasmu saat kita sedang bersama" haruto.

"Aku, aku pikir kau salah paham dan menganggapku seorang pembohong" jeongwoo.

"Jika kau seorang pembohong, aku tida akan berbaring disini bersamamu" haruto.

"Jadi?" Jeongwoo.

"Ini bukan karna dirimu, hanya saja menurutku hari lain akan lebih baik" haruto.

"Kenapa?, kenapa kali ini kau juga mmepercayaiku?" Batin jeongwoo.

"Jadi itu artinya kau tidak membenciku kan?" Jeongwoo.

"Apakah kau sangat menghawatirkan hal itu?" Haruto.

"Kenapa kau malah memberi pertanyaan bodoh seperti itu".

"Jika kau mau tidur disini apakah aku bisa keluar saja?" Jeongwoo.

"Tidak" haruto menarik pinggang jeongwoo, membuat jeongwoo kembali tidur dalam pelukan haruto.

"Bisakah aku tidur bersamamu?" Jeongwoo.

"Lakukan apapun yang kau mau" haruto.

"Benarkah?" Jeongwoo.

Haruto diam saja, namun pelukanya pada pinggang jeongwoo semakin erat.

"Okay" jeongwoo.

"Aku hanya bertanya, sepertinya malam ini aku tidak akan bisa tidur nyenyak".

Jeongwoo kembali menatap wajah haruto yang telah tertidur.

"Apakah dia sudah tertidur?. Dia aslinya memang tampan, tapi dia kelihatan lebih tampan saat tertidur" ia lalu mengangkat tangan haruto yang sedang memeluk pingang rampingnya.

"Aku akan mati ditangan ini".

"Aku memang bodoh" jeongwoo lalu menyelimuti tubuh haruto.

"Kau bisa melakukan apapun jika kau menaruh logikamu disana. Tapi kenapa kau selalu menyangkalnya?, jika saja kau bertingkah seperti jaehyuk. Jika saja aku bertingkah seperti keluargaku, jika saja aku bersikap sama seperti apa yang orang tuduhkan padaku, jika saja aku meluruskan semua hal yang mereka tanyakan. Aku tidak harus merasa seaneh dan setidak familiar ini, itu akan jauh lebih mudah".

Setelah itu jeongwoo kembali merebahkan dirinya disamping haruto.

"Good night" jeongwoo.



















Bersambung........

Maaf telat up, ini tadi mati lampu.





How To Make My Husband On My Side | HajeongwooWhere stories live. Discover now