Part 42

38.5K 2K 100
                                    

Happy reading...

***

Jam sudah menunjukkan pukul 06:15, mata Giren terbuka sedikit demi sedikit. Ia mendudukkan tubuhnya mencoba membuat dirinya sadar sepenuhnya.

Ia menatap sekeliling, ia sadar jika ia tidak sedang berada di kamarnya.

"Gue dimana" Ucapnya panik.

Ia turun dari kasur menuju gorden yang masih tertutup rapat. Ia membuka gorden itu menampakkan bangunan bangunan tinggi di luar sana. Ia menatap kebawah, ia merasa jika ia sekarang berada di lantai atas.

"Kenapa bisa sampai sini"

"Pestanya" Matanya membulat mengingat bahwa semalam ia berada di pesta.

Tersadar apa yang telah terjadi, dengan panik ia mengecek pakaian yang ia gunakan.

Hembusan nafas lega keluar dari mulut Giren kala melihat kondisinya baik baik saja.

Ia mengambil tasnya, mencari hp di dalamnya.

"Untung baru jam segini. Tapi ini gue pulangnya gimana"

Tanpa pikir panjang ia menyambar tasnya hendak keluar dari kamar.

Belum sempat ia memegang gagang pintu, pintu itu sudah terbuka membuatnya yang berada di belakang pintu terjedot saat pintu itu terbuka.

"Aww"

Sang pelaku yang membuka pintu terkejut mendengar suara rintihan itu.

"Lo bisa ketok pintu dulu gak sih kalau mau masuk, sakit nih"

Tanpa ba-bi-bu Abizer langsung membawa Giren duduk di kasur. Abizer mengambil sebuah kotak P3K di laci dekat kasur. Dengan telaten ia mengobati luka Giren.

"Tahan" Ucapnya saat ingin menempelkan plaster luka.

"Sss" Desis Giren.

Abizer menatap Giren sedih. "Maaf" Ucapnya dengan rasa bersalah.

Giren tidak tega melihat wajah Abizer. "Gapapa"

Ia kembali teringat sesuatu membuatnya kembali menatap Abizer.

"Kok gue bisa disini? siapa yang bawa gue? ayah gue mana?"

Abizer merasa pusing mendengar pertanyaan Giren yang begitu banyak.

"Tanya satu satu"

"Tinggal jawab!" Memang sulit jika sudah berhadapan dengan kaum hawa.

"Lo semalam pingsan dan gue yang bawa lo kesini–"

"Pingsan? Kok bisa?!"

"Lo mabuk"

"HAH?!"

"Ada yang masukin bubuk alkohol di minuman lo"

"Siapa"

Abizer mengangkat bahunya. "Di cctv wajahnya gak kelihatan, tapi yang pasti dia cewe"

"Apa mungkin itu Miranda"

"Udah mending lo sekarang mandi, nih seragam lo"

"Kok bisa ada sama lo"

"Supir bokap lo yang bawa"

"Ken–" Giren ingin kembali bertanya tapi Abizer lebih dulu mendorongnya untuk masuk ke kamar mandi.

"Gak usah bawel cepet mandi atau mau gue tinggal"

"Ck iya iya"

15 menit kemudian Giren keluar dengan keadaan yang sudah rapi.

"Ayo"

My Twilight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang