CZYTASZ

AL-MUMTAZA •[END]•

Romans

Kisah nya kembali di buka setelah di selesaikan oleh ingatannya yang telah lenyap. - story to Hana Kesabaran menunggu adalah cara terbaik untuk mencintai. - story to Faiz Menikah bukan karena cinta, namun karena paksaan orang tua. - story to Shof...

#fathinazahra #gus #ning #pernikahan #romantis

12||husband's attention

1.2K 52 3 
                                    

                                              

                            

                                                          •>•>•>•>•>•
                            
                              
                              
                                
                                  
                                  
                                
                              
                             
                            

                            

                              
                              Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
                            

                          

                          
                          •>•>•>•>•>•
"Kata gus faiz ning nyariin saya." kata Hana polos. 
"Astaghfirullah si mas teh jadiin aku sasaran lagi, ku kasih alasan apa nih ke hana buat dia bertahan di sini.. Duh awas kamu mas!" gerutu Nina dalem hati. 
"Ning?" panggil Hana. 
"Eh iya, ukhti."
"Ada apa manggil saya?"
"Oh ini, eee anu..emm, Kebetulan ini kan berhubung kamu ga ada kegiatan sampe nanti ba'da isya.. M-mau ga ee.." ujar Nina terbata-bata mencari alasan. 
"Mau apa, ning?" tanya Hana. 
"Mau.. Mauu.. Ah mau ga baca novel bareng yang baru kita beli tadi?" kata Nina asal. 
"Oh, boleh aja.. Di asrama saya?" 
"Di kamar saya aja." jawab Nina. 
"Memang nya engga papa? Ga enak saya takut mengganggu." kata Hana. 
"Engga papa, ukhti." 
"Yaudah, saya balik ke asrama dulu ngambil novel sama mukena nanti buat sholat."
"Iya, ukhti silahkan." sahut Nina. 
  Kemudian Hana bergegas pergi dari sana. Nina menghela nafas lega, untung saja diri nya bisa membuat alasan yang masuk akal. 
  Tak berselang lama datang pula Faiz dengan kitab tafsir di tangannya. 
"Mana, hana?" tanya Faiz. 
"Aku makan." 
"Astaghfirullah, malah bercanda.. Mas serius loh ini."
"Lagian mas gimana sih? Pake bilang ke hana segala kalo aku manggil? Kan aku jadi mutar otak buat cari alasan ke dia." kesal Nina. 
"Ya, maaf.. Soalnya tadi mas nitip sama zayn martabak manis buat di kasihin ke hana." sahut Faiz. 
"Mas zayn keluar?" tanya Nina. Faiz mengangguk. 
"Kok engga bilang sih?! Aku kan juga mau nitip! Engga mas, engga mas zayn, sama aja!" kata Nina. 
"Eh tapi-"
   Nina langsung pergi masuk ke dalam kamar nya tanpa mendengarkan Faiz selesai berbicara. 
"Belum juga mas selesai ngomong." gumam Faiz. 
"Assalamu'alaikum, gus faiz." kata Hana. 
"Wa'alaikumsalam." jawab Faiz. 
"Ning nina nya mana, gus?"
"Masuk aja ke kamar nya."
"Oh iya-iya.. Makasih, gus." kata Hana yang kemudian masuk ke kamar Nina. 
                        •>•>•>•>•>•
AL-MUMTAZA •[END]•Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz