00 || AWAL

807 34 1
                                    

ALKANZA, Pemuda SMA yang memiliki wajah imut dan gemoy dengan tubuh mungil seputih susu nya. Namun jangan tertipu dengan wajahnya. Karena Al sangat binal. Sedikit melihat pria atau pemuda tampan, Langsung dia goda. Untung saja tidak di bobol.

Dan juga mulutnya seperti pisau tajam yang siap memotong daging.

Mulutnya selalu mencaci, mengumpat dan mengeluarkan kata kata kasar. Namun bukan untuk manusia, atau pun mahluk hidup. Tapi untuk karakter fiksi.

Alkanza adalah maniak novel, novel bergenre apapun di baca olehnya. Mulai dari romance bahkan horor, dan juga bl.

Bahkan dia bisa membaca satu novel dalam waktu 2 jam.

Sampai pada saat ia baru saja pulang sekolah, dia membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya.

Al menghampiri rak buku yang berisi novel yang berjejer rapi di rak itu.

Al bahkan membeli rak untuk menyimpan koleksi novelnya. Dia setiap Minggu selalu ke Gramedia untuk membeli novel yang menurutnya seru dan menarik.

Benar benar maniak novel.

Al memilih novel yang akan di baca hari ini. Namun saat melihat lihat, ada yang menyita perhatian nya.

Sebuah novel yang terlihat asing baginya berada di rak yang belum di baca olehnya. Dan juga sudah tidak di lapisi plastik. Sudah jelas itu bukan miliknya.

Novelnya selalu di bereskan dengan rapi. Di pisahkan mana yang belum di baca masih di segel dan yang sudah di baca di simpen di rak yang berbeda.

Dan ini ada novel yang sudah di buka berada di tempat yang belum dia baca. Sangat aneh.

Karena penasaran, Al membawa novel itu ke kasur untuk ia baca. Sampulnya cukup menarik dengan judul novel yang berjudul. 'Kisah Chika'

"Brothership bukan sih?" Tanya Al kepada dirinya sendiri.

Al memulai membaca, mulai dari deskripsi. Al mulai membaca dengan serius. Umpatan dan caci maki mulai keluar saat ia mulai membaca pertengahan cerita.

Dan 2 jam setengah, Al sudah membaca novel itu.

"Kanza anjing, kok lo mau banget di jadiin kambing hitam si Chikanjing anjir! Sampe mati lagi! Kalau gue udah di bunuh itu si Chika!." Maki Al

"Mana nama lo sama lagi sama gue. Kalau gue jadi Lo gue mending gak usah peduliin mereka. Punya Abang asu banget lagi! Siapa yang adik kandung siapa yang di bela. Ciri ciri punya Abang gak punya mata sama telinga ya gitu. Ortunya juga kayak Dajjal lagi! Cerita paling asu yang pernah gue baca!" Al tidak berhenti mengoceh sembari mencari akun yang membuat novel itu di sosial media. Bahkan sampai ia keluar kamar untuk membuat makanan untuknya.

Sampai ia tidak sadar jika ia sudah akan menuruni tangga. Dan kakinya salah melangkah membuat ia terpeleset dan jatuh terguling dari tangga paling atas.

Darah mengucur deras dari kepalanya. Bahkan mukanya sudah terpenuhi dengan darah.

"Gue belum nge caci author nya. Gue belum baca novel di rak gue. Gapapa deh gue ikhlas." Ucap Al dan menutup matanya berpapasan dengan art di rumah nya berteriak histeris.

♪•♪•♪•♪

Mata bulat indah itu mengerjap, merasa silau.

"Eungh, gue di surga? Masa sih." Ujar Al.

Al mencoba bangun, namun tubuhnya terasa remuk, Sangat sakit ketika di gerakan.

"Gue kayak baru di ganbang. Badan gue sakit semua!" Pekik Al ketika badannya sangat sakit.

Tiba tiba pintu terbuka memperlihatkan seorang dokter dan dua perawat di belakang.

"Tuan Alkanza. Ada yang sakit?" Tanya dokter tampan itu. Membuat jiwa binal Al meronta ronta.

"Dokter, tubuh Al sangat sakit..." Rengek Al kepada dokter yang ber name tag. Mahesa Birawa.

Mahesa memicingkan matanya dan menajamkan pendengarannya. Dia tidak salah dengar dan lihat kan?

Tuan muda ke 4 Keluarga Deovan merengek? Dan menyebut dirinya Al?

"B-baiklah, saya akan memeriksa anda." Mahesa memeriksa seluruh badan Kanza.

"Tuan, anda ingat biodata diri anda?" Tanya Mahesa.

Al mengangguk lucu. "Nama Alkanza, kelas 2 SMA, anak tunggal dan orang tua sudah meninggal." Jelas Al menjelaskan biodata nya.

Mahesa terhenyak. " Baiklah, anda harus di rawat beberapa hari lagi, dan badan anda akan tidak sakit lagi. Kalau begitu saya permisi." Mahesa meninggalkan Kamar Kanza dengan sedikit buru buru.

Al mengerucutkan bibirnya ketika ditinggalkan. Namun ada yang aneh.

Badannya sakit memang tidak aneh karena dia terguling dari tangga, dan kepalanya juga di perban.

Namun bagaimana dia bisa bertahan?!

Dia jatuh dari tangga paling tinggi dan tangga itu berjumlah kurang lebih sekitar 30 anak tangga!

Itu mustahil!

Al memaksakan dirinya untuk turun dari kasur rumah sakit dan dengan tertatih tatih berjalan ke kamar mandi.

Dan saat melihat kaca, dirinya terbelak terkejut.

"MUKA GUE!!"

♪•♪•♪•♪

Saat ini Al sedang berpikir keras. Dia masuk ke dalam novel yang baru saja di caci maki di ujung kematiannya.

Apa ini karma?

Atau gara gara ia bilang kalau gue jadi dia? Makanya ia masuk ke novel ini?

"Arghh! gue nyesel ngomong gitu." Pekik Al

Al tau kalau dia berada di tubuh Alkanza Deovan. Tokoh Figuran yang sering di adu dombakan. Yang sering di salahkan atas apa yang tidak ia perbuat.

Mari kita ceritakan singkat tentang novel Kisah Chika ini.

Cerita berawal dari gadis lugu dan manis yang bernama Chika yang tinggal di panti asuhan. Karena tidak ada biaya Chika tidak bersekolah. Dan dia pun berjualan di pinggir jalan. Saat berjualan Chika tidak sengaja melihat dompet tergeletak di trotoar. Karena penasaran Chika mengambil dompet itu dan melihat identitas pemilik dompet yang ternyata adalah milik kepala keluarga Deovan. Chika pun mencari dan mengembalikan dompet itu kepada pemilik nya. Karena melihat dompet nya kembali dengan utuh dan mendengar kisah Chika membuat keluarga Deovan iba. Mereka memutuskan untuk mengadopsi Chika tanpa persetujuan di bungsu. Walaupun begitu Kanza juga menerima itu. Namun Chika selalu membuat seolah Kanza tidak menerima nya. Kanza yang polos tentu tidak mengerti. Keluarga nya selalu menyiksa Kanza atas kesalahan yang tidak ia perbuat. Sampai Kanza tidak kuat atas siksaan itu dan meningal. Dan keluarganya tidak bereaksi apa apa. Malahan mereka berlibur ke luar negeri.

"Gue pengen cari tau siapa yang bikin novel ini. Terus kenapa ada di rak gue." Ujar Al

"Gak nyangka gue ternyata wajahnya mirip sama gue. Tapi lebih manisan yang dulu. Yang ini lebih dewasa tapi polos. Padahal baru kelas 1. Mana mukanya bonyok lagi." Ujar Al sembari melihat tubuh baru yang juga hampir sama mirip dengan badan ia yang dulu. Namun bedanya tubuh ini lebih kurus tidak seperti badannya yang dulu bulat seperti bakpao. Dan badan ini putih namun banyak bekas luka yang belum menghilang.

"Tapi ini kayaknya lebih tinggi yang ini. Dulu gue 165. Kayaknya ini 170 deh." Ujar Al

"Gak peduli. Yang penting gue harus bikin cara agar gue gak di siksa di sini. Dan kalau bisa. Semoga Kanza yang asli berunding dulu sama gue. Dan bikin persyaratan."
Ujar Al

Baru saja berkata seperti itu. Kepalanya tiba tiba seperti dihantam Beton. Sangat sakit dan tiba tiba Al tidak sadarkan diri.

♪•♪•♪•♪

Cerita baru!!

Aku gak bisa nulis brothership kalau bukan Transmigrasi ಥ⁠‿⁠ಥ

Lanjut☞

Ini ada bl bl nya ya..

No bl no life

Oke Babay.👋👋

ALKANZA TRANSMIGRASI Where stories live. Discover now