03 || Pacar Rahasia

336 41 7
                                    


Saat ini Kanza baru saja berganti pakaian, ia tidak mandi karena merasa luka di badannya masih basah. Kanza pun memutuskan untuk tidak mandi.

Kanza hanya memakai kaos putih besar dan celana pendek sepaha. Kanza memakai baju seperti itu agar bajunya tidak bergesekan dengan luka di badannya.

Kanza berjalan ke kasurnya dengan membawa buku harian berwarna abu abu. Kanza menemukannya di tumpukan buku sekolah Kanza asli.

Kanza membuka buku itu. Dan di halaman pertama hanya tertulis.  ♪Kisah Kanza Deovan♪

Al hanya tersenyum tipis melihat itu. Sepertinya kehidupan Kanza sangat berat. Dan seharusnya cerita itu bukan berjudul kisah Chika, seharusnya kisah Kanza.

Baru saja Kanza akan membuka halaman pertama kisah Kanza. Pintu kamarnya di ketuk dari luar.

"Den, tuan Richard menyuruh anda untuk makan malam bersama." Suara Bi Endah terdengar.

Kanza menghela nafas lelah. "Iyaa Bii, nanti Kanza ke bawah." Jawab Kanza dengan sedikit berteriak.

Kanza menyimpan buku itu di tempat semula. Sebelum keluar Kanza bercermin terlebih dahulu. Badan kurus dan banyak luka menghiasi tubuh dan wajah Kanza. Al sedikit miris dengan badan Kanza. Memang wajah mereka mirip, tapi tubuhnya sangat berbeda.

"Gue bakal ngerubah badan Lo. Sampai semua orang terpana melihat badan dan wajah Lo." Ujar Al dan berjalan ke luar. Ia juga merasa lapar.

Kaki Kanza melangkah menuruni tangga. Dan berjalan menuju dapur.

Semua yang sudah berada di meja makan menatap ke arah Kanza membuat Kanza bingung. Ada yang salah?

Kanza duduk di samping Alan berhadapan dengan Anton.

        Rosalina.   Chika.      Anton

Richard         meja.           

        Alden.      Alan.       Kanza

*Mereka duduk kaya gitu*

Mereka hanya diam sampai Richard memulai acara makan malam.

Tidak ada yang berbicara kecuali Chika yang sering merengek minta ini dan itu, membuat Kanza yang melihat dan mendengarnya muak.

"Kalau makan ya makan aja, jangan sambil berisik." Ujar Kanza tenang sembari menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Chika yang sedang merengek pun terdiam. Begitu juga yang awalnya terdengar dentingan sendok pun menjadi hening.

"Apa yang kamu katakan Al?" Tanya Richard menatap Kanza dengan tajam.

"Apa? Aku hanya berbicara tentang fakta, keluarga kita mempunyai prinsip 'tidak bicara saat makan' tapi dia?" Ujar Kanza membuat mereka terdiam.

Kanza memundurkan piringnya dan bangkit dari duduknya. "Aku selesai." Ucap Kanza dan pergi dari ruang makan meninggalkan mereka yang masih terkejut dengan perilaku Kanza yang berbeda.

Berbeda juga dengan seseorang yang mengepalkan tangannya menahan amarah mendengar semua ucapan Kanza.

♪•♪•♪•♪

Pagi hari ini, Kanza sudah bersiap untuk pergi ke sekolah setelah 2 Minggu absen. Satu Minggu di rumah sakit dan satu Minggu di mansion. Rapi dengan seragam sekolahnya, rambut legam yang ditata tidak beraturan dan juga wajah manis Kanza dan juga wangi segar yang menguar dari tubuhnya.

Tentu saja, Kanza berendam di air hangat yang sudah di campur sabun di bathtub hampir satu jam. Jika harumnya tidak menempel pada badan Kanza itu sangat rugi.

ALKANZA TRANSMIGRASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang