Arsyila Ilham Vernando

11.5K 1.5K 1K
                                    

2. Menggenggam tangan abah yang mulai dingin dan melihat wajah pucat itu tak bernyawa lagi, adalah hal yang selalu aku usahakan untuk lupa hingga saat ini.

Ada seorang anak yang setiap harinya harus berusaha menjadi kuat, namun pada waktu yang sama pula, dia merenung dan seringkali tak dapat menahan tangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ada seorang anak yang setiap harinya harus berusaha menjadi kuat, namun pada waktu yang sama pula, dia merenung dan seringkali tak dapat menahan tangis. Jika pagi ia ceria seperti burung bibit, malam hari ia menangis, tubuhnya lelah, menahan semua yang terjadi padanya. Akan tetapi, dia adalah seorang anak perempuan yang luar biasa hebatnya, karena sanggup untuk berjalan dan bertahan, sampai sejauh sekarang.

"Arsyi!" Gadis dengan mata sayup nya terbangun dari tidurnya. Ia menatap sekeliling kamar, tampak luas. Arsyila Ilham Vernando, panggilan cukup singkat diambil dari nama depannya, Arsyi.

"Iyaaa!" Arsyi beranjak dari tidurnya. Ia mengambil jilbab instannya, kemudian membuka pintu.

"Kenapa Sa?" Tanyanya pada saudara kembarnya.

"Nenek masuk rumah sakit."

"Ya Allah."

■■■■■■■

"Kenapa cuma Arsya yang ikut les, Arsyi juga mau." Ucap Arsyi pada kakeknya.

Abi Syakir memegang kedua pundak cucunya. "Dengar ya, Arsya itu calon pemimpin pesantren. Calon pemimpin harus pintar, hebat, dan bertanggung jawab. Kakek sengaja masukkan dia les, biar pintar."

"Kakek, Arsyi juga mau, ikut les. Arsyi mau jadi Ustadzah. Harus pintar juga kan?"

Abi Syakir menghela nafas. "Kalo Arsya sudah pintarkan, tinggal minta di ajarin aja."

"Tapi kek—"

"Tolong ya, Arsyi. Kakek tidak mau di bantah." Selepas mengatakan itu, abi Syakir pergi dari sana.

■■■■■■■■

"Qila mau bonekanya kakak!"

"Nggak boleh, jangan pegang-pegang, nanti rusak Qilaaa." Bentak Arsyi pada adik perempuan nya.

"Nenek!"

"Arsyi..." umi Maryam datang menegahi mereka.

"Qila mau boneka kak Arsyi!" Adu Aqilah pada neneknya.

"Kasi bonekanya." Perintah umi Maryam.

The 3 Fireflies Where stories live. Discover now