Aqilah Ilham Vernando

9K 1.2K 361
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Kalo orang lain bersaing dengan umur orang tuanya, Aku justru kalah sebelum berperang. lya, umi pergi setelah aku lahir dan tiga tahun kemudian, abah ku ikut menyusul. Seakan dunia ini menunjukkan watak sesungguhnya."

—Aqilah Ilham Vernando.

■■■■■■■■■■■■

"Baik anak-anak, ibu mau tanya, besok tanggal berapa?"

"22 desember bu!" Jawab murid kelas 2 MI dengan serentak

"Ada yang tau, besok di peringati sebagai hari apa?"

"Aqilah mau jawab bu!" Seru seorang anak yang duduk di bangku paling ujung.

"Aqilah Ilham Vernando, silahkan dijawab."

"Tanggal 22 desember di peringati sebagai hari ibu."

"Betul sekali, beri tepuk tangan buat Aqilah.

Ruangan langsung di penuhi riuan tepuk tangan dari semua siswa menatap anak yang berdiri dari bangkunya itu.

"Wah Aqilah, kamu kok bisa tau, besok hari ibu?" Tanya teman nya yang berada di samping Aqilah.

"Setiap tanggal 22 desember, aku, kakak dan abang pergi ke rumah umi."

"Hah, kamu nggak sama rumah—"

"Baik anak-anak, bisa diam sebentar. Ada yang ibu guru ingin bagikan, bagi duduk nya paling tenang akan mendapat undangan paling pertama."

Setelah mendengar intrupsi dari guru, semua anak murid duduk dengan tenang. Barulah guru membagikan sebuah undangan pada setiap anak yang duduknya paling tenang dan rapi.

"Oke, ibu mau minta satu perwakilan buat baca undangan nya, ada yang berani?"

"Kamu aja Aqilah, kamu kan sudah lancar membaca." Bisik temannya.

Aqilah mengangkat tangannya, guru langsung mempersilahkan dirinya membaca.

Undangan hari ibu, untuk ibu hebat.
Kamis, 22 desember
tempat, aula MI rabiatul adawiyah.

"Terima kasih Aqilah, silahkan duduk kembali. Ibu mau membagi satu kertas lagi buat kalian."

"Semua sudah dapat?"

"Sudah bu!"

"Hari ini kita akan buat bunga sebanyak-banyaknya, buat ibu kalian besok ya."

Semua anak pasti sangat senang dengan materi hari ini, di sekolah. Membuat bunga kertas, dan berlomba-lomba membuat bunga terbaik untuk ibu masing-masing di esok harinya.

Sementara itu, Aqilah Ilham Vernando, memiliki panggilan dengan sebutan nama depannya itu, tampak lesuh di mejanya. Hanya ia saja yang tak bersemangat menyambut hari esok.

"Ibu, Qila, kan sudah tidak ada..."

*****

"Assalamualaikum." Salam gadis kecil itu, masuk ke dalam rumah nya.

"Waalaikumsalam, wah Qila udah pulang. Gimana harinya di sekolah dek?" Arsyi, kakak perempuan Aqilah itu, putus sekolah. Selalu menyambut dirinya dengan senyum teduhnya.

"Besok kakak sibuk?"

Arsyi mengangguk. "Besok mau temenin nenek kontrol."

The 3 Fireflies Where stories live. Discover now