Bab 38: Lagi

5.7K 478 27
                                    

Note: Hari ini bonus upload bab merayakan rilisnya MV Rumah :)

-----

Setelah bersiap dan briefing terakhir, Tim Shadow yang dipimpin oleh Renner tiba di lokasi untuk menjemput Intan di kantor kejaksaan jam 9 pagi. Mereka mengawalnya dengan hati-hati menuju safe house pertama, tempat yang telah disiapkan oleh Iqbal untuk menyembunyikan saksi sampai nanti sidang di pengadilan.

Sesampainya di sana, Renner segera membagi shift untuk anggotanya.

"Oke, kita akan bagi shift per dua orang. Paul dan Danil, kalian pertama kali yang jaga saksi di dalem rumah. Gue, Syarla, sama Iqbal gantian pantau CCTV dan istirahat sebelum gantian shift." instruksi Renner kepada timnya.

"Inget, nggak usah ajak saksinya ngomong. Kalopun dia nanya, jawab seperlunya aja. Tugas kita jagain dia, bukan temenan sama dia." tajam Renner.

Mereka mengangguk, Paul dan Danil siap untuk memulai tugas pengawalan mereka. Sementara itu, Renner memeriksa keamanan dari safe house dan di sekitarnya sebelum kembali ke van.

⏳⏳⏳

Rumah Sakit Medika tidak kebanjiran pasien hari itu. Tapi, mereka kedatangan pasien dengan keadaan sangat gawat. Seorang pria jatuh dari tangga ketika memperbaiki rumahnya dan badannya tertancap pagar besi. Untungnya paramedis cepat datang dan membawa pasien dengan potongan besi yang sudah setengah.

Sabila telah menangani banyak pasien kecelakaan, tapi ia belum pernah menangani yang seperti ini. Ia tidak gentar, tapi justru bertekad bulat untuk menyelamatkan bapak itu, meski keadaannya yang naas. Tim dokter IGD memindahkan ke dalam ruang operasi. Dokter Bayu segera membagi tugas diantara mereka semua. Ega harus memeriksa cedera kepala, Anna memastikan supply darah cukup untuk operasi yang mereka lakukan, sementara Sabila harus memeriksa pendarahan internal.

Dengan cepat, mereka langsung melarikan pasien ke ruang operasi. "Kita harus copot besinya bareng-bareng ya. Pas udah lepas, Sabila dan Ega, kalian harus tekan lukanya supaya darah yang hilang nggak banyak. Anna, langsung siap dengan kantong darah. Hitungan tiga, tarik besinya." perintah Dokter Bayu.

Mereka mengagguk. Dua suster laki-laki yang ditugaskan untuk menarik pagar besi itu sudah siap, dan dalam hitungan tiga, mereka melaksanakan rencananya.

Tapi rupanya luka yang disebabkan besi tersebut sangat dalam, menyebabkan semburan darah yang banyak. Alat-alat medis pun langsung berbunyi.

"Dok, pasiennya crashing." sahut Sabila.

"CPR sekarang juga, saya harus langsung coba tutup badannya. Kita stabilin dulu, baru lanjut operasinya." ujar Dokter Bayu.

Sabila mengangguk. Dengan sigap ia melakukan CPR pada pasiennya. Selama 1 menit yang terasa seperti 1 jam, akhirnya jantung pasien itu kembali berdetak stabil.

"Stabil, Dok." sahut Sabila.

"Oke, sekarang langsung bantu saya stop pendarahan internal. Anna, stok darahnya ambil lagi ya."

"Segera Dok." jawab Anna berlari keluar ruang operasi.

Selama dua jam, Dokter Bayu, Sabila, dan Ega konsentrasi untuk mengoperasi pasien tersebut. Anna sudah kembali bertugas di IGD setelah menyediakan stok darah. Dan tak lama, suster IGD memanggil ke ruang operasi karena mereka butuh bantuan dokter.

"Ega, kamu jalan." sahut Dokter Bayu. Ega pun mengangguk, meninggalkan Dokter Bayu dan Sabila yang masih menjalani operasi yang sudah setengah jalan.

Sabila berkonsentrasi penuh, begitu pun Dokter Bayu. Tidak banyak percakapan di antara mereka karena kondisi pasien yang tadi cukup kritis.

Two Worlds CollidingWhere stories live. Discover now