Kisah ini menceritakan tentang dua orang remaja yang saling mencintai tetapi terhalang tembok yang menjulang tinggi sehingga mereka tidak akan bisa bersatu.
"Sayang, aku cinta banget sama kamu, tapi kenapa kita berbeda keyakinan?" ucap Arthur dengan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari ini hari kedua siswa kelas X Ips 2 masuk ke sekolah, Arthur dan Rea kini mulai dekat satu sama lain, Arthur sekarang malah begitu lengket dengan Rea, sehingga ia meminta Alleta untuk tukeran tempat duduk, dengan terpaksa Alleta mau satu bangku dengan Axel sahabat dari Arthur.
“Apa sih kak! main tukeran tempat segala, sekarang kan gue jadi jauh sama bestie gue,” ucap Alleta angkat bicara.
“Iya allah Leta!! kaya Rea mau pindah sekolah aja, kamu sama Rea masih bisa ngobrol sampai puas, lagian tempat duduk kalian masih dekat,” balas Axel.
“Ih, aku tanya ke kak Arthur bukan sama kamu,” ucap Alleta.
“Cie ada yang mulai manggil pakai aku kamu nie,” ucap Rea meledek Alleta sahabatnya.
“Rea jangan jadi nyebelin deh ,” balas Alleta dengan muka cemberut.
Setelah mengucapkan itu Rea pun bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Alleta sahabatnya.
“Leta sayang sama Rea,” ucap Alleta tulus.
“Rea lebih sayang sama Leta,” balas Rea.
“Udah jangan nangis! nanti kalian jadi jelek mukanya,” ucap Axel berusaha menghibur mereka.
Mereka berdua pun menghapus jejak air mata.
“Makasih udah mau jadi sahabat Rea,” ucap Rea.
“Leta juga makasih sama Rea,” balas Alleta.
“Iya sudah aku balik,” ucap Rea.
“Re kamu sesayang itu iyah sama Alleta aku salut banget sama ketulusan yang kamu miliki, semoga suatu saat nanti aku bisa di sayang sama kamu sebagai pacar bukan sebagai sahabat,” batin Arthur.
Rea kembali ke tempat duduk bertepatan dengan Bu Manda masuk ke dalam kelas, semua siswa mengeluarkan buku dan pulpen serta buku paket pelajaran yang hari ini akan di pelajari oleh mereka.
“Assalamualaikum, Selamat pagi semua,” ucap Bu Manda.
“Wassalamualaikum, Pagi Bu,” balas semua siswa.
“Loh, nak Arthur pindah kenapa,” ucap Bu Manda membuat yang berbeda di ruang kelas menatap ke arah Arthur.
“Pengin aja bu, nggak papa kan bu,” balas Arthur.
“Nggak papa,” ucap Bu Manda.
Semua guru mapel yang mengajar mereka sudah mengenal nama siswa-siswi kelas X Ips 2, karena sebelum mengajar para guru mengecek data para siswa-siswi kelas X Ips 2.
Bu Manda pun memulai memberikan materi untuk mereka, semua begitu serius memperhatikan Bu Manda yang sedang menjelaskan di depan.
