Chapter 29

2 0 0
                                    

Isaac menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, pikirannya melayang memikirkan ungkapan cinta dari Angga. Meskipun ia yakin menyukai Angga, namun ia masih merasa bahwa perasaan ini belum mencapai tahap cinta, hanya sebatas suka biasa. Lagi pula ia tidak ingin mencintai seseorang.

"Hah..." Isaac menghela napas kasar, sementara Angga yang berada di balkon juga terdengar menghela napas sambil memandangi langit malam yang penuh dengan bintang.

***

Menuju sebuah bar kecil di dalam gang, nampak banyak pria-pria berbadan besar dengan wajah gahar memandang Athela penasaran, karena badan mungilnya yang menggunakan hoddie dan masker. Athela berjalan mengikuti pria yang dikirimkan untuk menjemputnya.

Tok! Tok!

Athela masuk dengan langkah mantap, melepas masker, dan berlari kecil untuk memeluk K yang sudah menunggunya di dalam.

"Samchon, aku merindukanmu," ucap Athela sambil tersenyum manis, pelukan hangat dari K langsung menyambut kedatangannya.

Setelah sapaan singkat, mereka berdua duduk berseberangan di sebuah sofa, wajah K yang sudah mencapai usia 50-an terlihat serius saat mendengarkan permintaan Athela.

"Jadi, aku ingin Samchon membunuhnya," ucap Athela sambil menyerahkan foto Angga ke arah K.

K memperhatikan wajah Angga dengan serius, seakan mencoba mengingat di mana ia pernah bertemu pria tersebut, meskipun ia tampak ragu.

"Untuk Kyu Oppa, aku akan melakukannya sendiri," ucap Athela dengan senyum kecut.

"Kau yakin? Bukankah dia orang yang kau sukai?" tanya K, mencoba memahami alasan di balik keputusan Athela.

Namun, Athela hanya memberikan senyum kecut sebagai jawaban, sementara air matanya mulai menetes perlahan. "Sangat... aku mohon Samchon menyanggupi, ini adalah permintaan terakhirku," ucapnya dengan suara lirih.

Melihat Athela menangis, K akhirnya menyetujui permintaannya. "Baiklah, aku akan mencari keberadaan mereka. Kau hanya perlu menyiapkan uang 3 milyar untuk orang bernama Angga. Jika firasatku benar, orang ini berbahaya," ucap K sambil merenung, mencoba mengingat-ingat wajah Angga.

Menyanggupi biaya yang diminta. Athela dibuat kebingungan dengan perkataan K karena menganggap Angga berbahaya. Ia sudah menyelidiki asal-usul Angga, dan tak ada yang istimewa dari latar belakangnya.

K memanggil salah satu bawahannya untuk melacak keberadaan Angga dan Isaac. Tak butuh waktu lama bagi bawahannya untuk menemukan lokasi mereka yang berada di Jeju.

Mendengar hal tersebut, amarah Athela mulai memuncak. K yang melihat Athela diselimuti emosi, segera mencoba menenangkannya.

"Tenanglah, Samchon akan membawa pria brengsek itu langsung ke depanmu," ucapnya dengan nada tegas.

"Samchon, aku ingin ikut. Aku akan melakukannya sendiri," ucap Athela dengan tekad, dan setelah berdiskusi sejenak, K akhirnya memperbolehkannya untuk bergabung.

Mereka segera bersiap dan pergi menuju sebuah gedung besar, di mana helikopter akan datang menjemput mereka di atap gedung tersebut.

"Orang-orangku di Jeju akan bersiap melakukan tugasnya, jadi istirahatlah terlebih dahulu. Kita tidak akan lama di perjalanan ke Jeju," ucap K, yang dijawab dengan anggukan dari Athela.

***

Di ruang kontrol yang redup, Yujin, seorang pria berwajah serius dengan aura kepemimpinan yang kuat, berdiri di antara beberapa anak buahnya.

Yujin menunjukkan gambar wajah Isaac pada layar besar. "Bos menyuruh kita mencari pria ini," ucap Yujin dengan nada tegas, matanya memancarkan keseriusan yang tak terbantahkan. "Jangan bunuh orang ini, kita akan menangkapnya hidup-hidup. Tapi jika kita melihat orang ini," lanjutnya, menggeser gambar wajah Angga yang muncul, "bunuh dia! Bagaimanapun caranya."

True Or NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang