Bab 6. Beda Kelas

112 16 2
                                    

Keesokan harinya...

Aluna dan anak kelas X SMA Galaksi sudah mulai bisa sekolah seperti biasa, karena MOS disekolah itu hanya satu hari saja. Sekarang Aluna resmi menjadi anak kelas X SMA Galaksi.

Gadis yang sudah memakai baju putih abu itu keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah, kemudian ia berlari memasuki gerbang sekolah, sebelum kakaknya menyusul dari belakang. Gadis itu tidak mau kelihatan bersama dengan Alex. Namun sialnya, tanpa sengaja ia menabrak sesuatu yang keras didepannya dan seketika meng hentikan langkahnya.

"Aduh! Kok bisa ada tembok di sini sih?" gerutu Aluna sambil memegang keningnya.

"Sialan! Gue bukan tembok!" ujar seseorang yang ditabrak oleh Aluna itu dengan kesal. Sontak saja gadis itu mendongakkan kepalanya guna melihat siapa orang itu.

"Kamu lagi?" kata Aluna dengan raut wajah tidak suka.

Deg!

Sumpah demi apapun yang ada di dunia ini, setiap di dekat Aluna, Saka selalu merasa jantungan, ia juga tidak paham ada apa dengannya. Tidak, ini bahkan baru kedua kalinya ia berdebar saat di dekat Aluna.

"Ngapain lo nabrak nabrak gue? Modus ya lo mau dekat-dekat gue? Sorry, gue nggak mau dekat-dekat sama lo," ucap Saka dengan tegas seraya menujukkan wajah angkuhnya.

"Dih…aku juga gak mau tuh dekat-dekat sama kamu, memangnya kamu aja yang gak mau?" desis Aluna kesal dengan perkataan Saka. Apa segitu tidak sukanya sama berdekatan dengan dia? Biarlah, lagipula dia juga sama. Dia tak mau berdekatan dengan cowok itu.

Aluna laku berjalan cepat mendahului Saka, dan bibirnya tampak mengerucut.

"Sebenarnya–gue ini kenapa?' Saka membatin. Tak mengerti dengan dirinya sendiri yang merasa aneh ketika di dekat Aluna, si cewek gila itu.

"Kalau gue ketemu sama dia lagi, gue harus makan sambel sepuluh sendok biar ngusik kesialan!" Gumam Saka. 

Saka masih melihat gadis yang membuatnya berdebar itu dari belakang. Memandangnya dengan bingung, debaran jantungnya juga masih terasa. Dikala ia tenggelam dalam lamunan, tak lama kemudian ,ketiga temannya menghampiri Saka.

"Woy bro, mana motor Lo?" tanya Calvin heran karena Saka tidak membawa motornya dan terlihat berjalan kaki.

"Hisshh…gue dihukum gak boleh bawa motor ke sekolah 3 hari," jelas Saka kesal mengingat hukumannya.

"Gara-gara kejadian kemaren ya? Tenang aja Ka, lo bisa nebeng sama salah satu dari kita!" cetus Sandi sambil tersenyum seraya merangkul bahu temannya itu.

"Dan kita juga bakal bantuin Lo ngerjain hukuman loh," sambung Riki dengan senang hati.

"Kalian emang setia kawan banget, oke nanti pulang sekolah kalian bantuin gue ngecat tembok gudang di belakang sekolah!" kata Saka semangat karena teman-temannya mau membantunya. Saka, Riki, Calvin dan Sandi berteman dari SMP. Mereka terkenal sebagai anak geng motor, namanya geng SRCS panther, gabungan dari nama mereka.

"Oke siap bos Saka!" jawab ketiga temannya itu kompak. Saka hanya tersenyum menanggapi ketiga temannya.

"Btw gimana tuh sama si bos kerempeng Geng Black Dragon ?" tanya Calvin penasaran. Musuh dari geng SRCS panther adalah geng black dragon dari SMA Antariksa.

"Udah bro, tenang aja–bukannya mereka udah dihabisin sama si Saka kemarin. Mereka gak bakal berani gangguin markas kita lagi," ujar Riki seraya tersenyum tipis.

"Bener tuh, kemarin aja mereka kabur pas ngeliat si Saka. Huh cemen! Black dragon apaan? Dikira film Tokyo revengers apa?" oceh Calvin dengan senyuman smirknya, dia merendahkan geng Black Dragon itu.

Me, My Brother and My Badboy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang