🔞 1

10.1K 434 82
                                    

Tak terasa malam pun tiba. Setelah siksaan yang disebut pemanasan tadi selesai, Harris dibiarkan begitu saja. Ia menangis menahan sakit disekujur tubuhnya sembari berbaring menahan dingin di atas lantai yang berlumuran darahnya serta air liur Souta.

Harris sebenarnya bisa saja keluar dari ruangan ini, ia melihat pintu ruangan terbuka dengan lebar. Namun apa daya? Untuk bergerak saja ia tidak bisa, ia terlalu sakit untuk sekedar mencoba keluar dari ruangan ini.

Tuk

Tuk

Tuk

Tuk

Harris dapat mendengar suara langkah kaki dari detakan sepatu yang sedang dipakai sang pemilik kaki, namun dirinya memilih untuk diam dan memejamkan mata nya.

"Sayang, saya kembali." Ujar orang itu. Harris tahu itu adalah Arion, itu sebabnya Harris memilih untuk tidak merespon apapun.

Dugghh

Arkhh

Merasa tak mendapatkan respon, Arion menendang tubuh Harris hingga membuat Harris meringis.

"Ini sudah malam, waktunya untuk melayani saya." Jelas Arion.

Arion menggendong tubuh Harris, ia membawa Harris ke kamar nya dan meletakan tubuh telanjang Harris ke atas ranjang.

"Karena kamu sudah telanjang seperti jalang, jadi sekarang giliran saya yang membuka pakaian saya." Kata Arion sembari menegakkan tubuhnya.

Harris memilih untuk memejamkan mata, hati nya terasa dag dig dug ketika Arion berkata bahwa dirinya akan membuka pakaian.

"Sayang, buka mata kamu dong cantik." Ucap Arion sembari membuka pakaian nya satu persatu.

Tak lama kemudian, Arion pun sudah
telanjang bulat. Ia mendekat kearah Harris yang masih menutup matanya. Perlahan, paha Harris di buka selebar mungkin.

"Wow, lubang kamu cantik sekali ya." Puji Arion.

Pipi Harris memerah ketika Arion mengatakan hal itu, ia menutup matanya dengan kedua lengannya.

"Tuan, aku mohon jangan membuat aku semakin kesakitan.." Mohon Harris dengan suara yang pelan.

Arion terkekeh, ia memposisikan penisnya yang sudah tegang di lubang Harris. Awalnya ia hanya ingin menggoda lubang itu, mereka juga belum melakukan pelebaran pada lubang Harris.

"Hm, saya keliru.. penis saya sudah terlalu tegang, apa sebaiknya kita langsung masuk? Seperti tidak pemanasan tidak akan kenapa-kenapa kan?." Kata Arion sembari menyeringai seram.

Harris seketika membuka matanya, ia menggelengkan kepalanya.

"Tuan kumohon, lakukan pemanasan dulu. Jangan langsung mas-

Jlebb

ARKHH TUANN-!!." Teriak Harris kencang ketika Arion tiba-tiba memasukan penisnya sekali hentak tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Ia juga mengeluarkan air matanya, ini rasanya sangat menyakitkan.

Melihat Harris yang menangis, Arion pun memilih untuk langsung bergerak dengan cepat agar Harris semakin kesakitan.

"Arkhh hiks heumhh ahhh tuan keluarkan hiks ahhh sakit.." tangis Harris diiringi dengan desahan yang terdengar indah ditelinga Arion.

Bukannya menuruti perkataan si manis, Arion malah bergerak semakin cepat. Ia tak peduli dengan Harris yang menangis, mendesah kesakitan, dan memintanya untuk berhenti.

Plokk

Plokk

Plokk

Plokk

Plokk

Suara adu kulit terdengar memenuhi ruangan itu, bercampur dengan suara desahan dan tangis yang sangat merdu.

"Ahh, sayang kamu sangat menjepit penis ku. Hm... Kucing ini ternyata masih tersegel, aku sangat bangga bisa memecahkan darah keperawanan mu." Ujar Arion dengan sangat bangga karena berhasil memecahkan darah keperawanan tahanan nya.

"Aghh eungghh arkhh hanghhh.." Harris kini hanya sibuk mendesah, ia juga harus menahan rasa sakit yang tiada tara ini. Entah kapan ini semua akan berhenti, Harris sungguh tidak tahan hingga akhirnya Harris pun pingsan.

"Cihh, jalang ini lemah sekali. Baru lima menit ku genjot, sudah pingsan seperti ini." Kesal Arion sembari terus bergerak.

Plakk

Plakk

Plakkk

Plakkk

Plakkk

"Bangun jalang." Ucap Arion sembari menampar pipi Harris berkali-kali hingga pipi si manis menjadi merah.

Harris yang ditampar pun akhirnya bangun dan kembali mendesah.

_

_

_

_

_

Sementara itu di tempat lain...

Disebuah kamar bernuansa biru langit, terdapat dua orang pria yang tengah asik berciuman. Bukan, mereka bukan sepasang kekasih. Hanya sebatas tuan dan pelayan.

Cupphh mhhh cuphh mghhh ahh..

Kedua nya asik berciuman sembari memejamkan mata dan melilit lidah satu sama lain, hingga seorang pria bersurai biru melepaskan ciuman mereka secara sepihak.

"Souta, apa kita harus terus seperti ini? Berciuman, berpelukan, dan bersetubuh tanpa adanya hubungan yang jelas? Kau terlihat seperti jalang yang bisa dipakai dan dibuang begitu saja." Sarkas si pria bersurai hitam, yang tak lain adalah Gin.

Souta terkekeh, ia mengecup pipi Gin dengan mesra.

"Bukan aku tak ingin menjadi kekasih mu, namun aku rasa ini belum saatnya. Jika kau benar-benar menginginkan ku, maka bersabar dan berjuanglah untuk ku." ucap si manis berambut biru, yang tak lain adalah Souta sendiri.

Gin tersenyum, ia menarik pinggul Souta dan meminta Souta untuk mengalungkan kedua lengan Souta di lehernya.

"Anak tadi namanya Harris Caine ya? Dia cukup cantik, rasanya aku juga ingin memiliki nya disaat aku jatuh cinta kepada mu seperti ini." Ujar Gin.

Souta memanyunkan bibirnya, ia terlihat sangat menggemaskan dimata Gin.

"Aku tak bermaksud berkata seperti itu, aku jatuh cinta pada mu. Mungkin aku hanya akan memainkan nya jika Arion meminta ku, tapi hati ku akan tetap untuk mu Souta." Kata Gin.

Souta tersenyum, jujur saja bahwa dirinya juga jatuh cinta pada Gin. Namun usia Souta masih 17 tahun dan ia sudah berjanji pada Arion, bahwa dirinya baru akan memiliki kekasih jika usia nya sudah 18 tahun nanti.

RionCaine [GinSouta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang