[14]. Ulang Perjanjian

1.3K 294 68
                                    

Halo, apa kabar? 🥰

Gimana puasanya? Udah ada yang bolong belum? 😁

Maafkan selow update. Aku tuh kalau habis tarawih selalu ngantuk berat. Ada yang sama kayak aku nggak, sih? 😭

Eh, jangan lupa vote dulu.

Yang udah vote komen, ya. Terima kasih. 🤗🥰

Happy reading!

🔞Peringatan!🔞

Adult konten (21+). Hati-hati, ya. Dan tolong ingatkan aku kalau ada kata yang terkesan kurang sopan dan vulgar.

====🌸🌸🌸====

Inilah Mas ATM Berjalan Raya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Inilah Mas ATM Berjalan Raya. 😆



====🌸🌸🌸====


"Kamu ... kebanyakan alasan."

Satu kalimat itu membuat Raya tertunduk dalam. "Iya, maaf ...," katanya seraya memainkan ujung-ujung jari di atas pangkuan.

"Kamu nggak tahu, ya? Gara-gara malam itu, aku hampir dua bulan berusaha keras menahan diri sampai hampir tiap hari puasa, cuma buat nahan hawa nafsu tiap kali ketemu kamu lagi." Akbar berdecak jengkel pada akhirnya.

Ya, berbulan-bulan lamanya ia harus mati-matian berpura-pura tak terjadi apa-apa. Padahal dalam otaknya, bayangan betapa memabukkannya ketika mereka saling mempertemukan diri lewat lekatan manis di antara belah bibir itu selalu mengganggu. Berkelebatan tak keruan, menggerayang sampai ke alam mimpi. Akbar juga terganggu sekali dengan betapa menyenangkannya mendengar desah manja gadis itu saat telapak tangannya menjamah kelewatan dan menemukan titik-titik kesenangan yang membuat darah mudanya bergejolak, berdesir tak keruan.

Sampai akhirnya kesibukan dalam dunia kerja menenggelamkan itu semua perlahan. Namun, ketika mereka kembali bertemu, lagi-lagi Akbar harus rela tersiksa dengan ingatan-ingatan sialan itu.

"Jadi, Raya, kamu mau pilih yang mana antara biarkan aku yang menemui kekasih brengsekmu itu, atau ... putuskan sendiri?" Laki-laki itu mendesak. Ia masih betah menatap intens pada gadis yang mulai gelisah. Entah gelisah untuk kebimbangannya memilih atau hal lain, Akbar tak peduli.

Bersamaan menunggu Raya menimbang, Bi Yuyun turun dari lantai dua, membawa keranjang pakaian kotor yang hampir penuh.

"Aku ...." Raya berdeham. Mungkin masih ragu. Sampai ketika Akbar meraih tangannya, membawa telapak itu di atas lutut, dan memainkan cincin kawin yang terlihat berkilau dengan satu mata berlian di tengah, ia berdeham sekali lagi dan berkata, "Aku yang putusin."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Secret MarriageWhere stories live. Discover now