Episode 03: Jendela Rindu

126 13 3
                                    

[Cerita ini dilindungi undang-undang Akhirat, jika melakukan plagiat akan dicatat oleh malaikat]

1000 vote + 100 komen tercepat kita adakan giveaway di akun instagram (@)ceritasangpelita

SYARATNYA:

- Cukup ramaikan cerita Wattpad Sang Pelita di IG Story kalian

- Ramaikan juga AU Instagram Sang Pelita di official instagram, jangan lupa tag IG Author (@)yudiiipratama (@)tekad.universe & (@)ceritasangpelita serta follow instagram ketiganya!

- Hadiahnya diumumkan di hari Raya Idul Fitri

Happy reading ....


"Hujan di balik jendela menyisakan rindu yang takkan pernah mereda pada Rasulullah. Pertanyaannya, benarkah jiwa dan raga sepenuhnya telah tulus mencintainya, atau semua semata-mata hanya karena mengharapkan surga dari Allah."
🕊🕊🕊

Mobil yang dikemudikan oleh Yossy melaju menuju pulang, bertolak ke Blitar. Akhirnya setelah drama kehilangan sorban, Azmi bisa bernapas lega serta Yossy bisa melihat wajah berseri-seri keponakannya itu lagi setelah beberapa jam dibuat pangling. Terlebih yang menemukan sorbannya adalah Randi, sosok pemanah kelas asia yang telah membagikan ilmunya pada Azmi, bahkan mereka bertukar nomor WhatsApp agar satu waktu ketika ingin bertemu atau keduanya berada di kota yang sama, mereka akan atur jadwal untuk kembali bersua atau sekadar kopdar.

Yossy yang hanya menunggu sepanjang hari di mobil terus terang penasaran bagaimana mereka bisa berkomunikasi dengan begitu akrab, karena Yossy tahu betul bagaimana karakter dari keponakannya itu. Azmi sendiri tipikal anak yang pemalu, jika di sosial media mungkin ia cukup aktif tapi saat bertemu langsung, cenderung lebih banyak diamnya.

"Atlet ini ternyata benar-benar hebat, loh, Om. Harusnya dia dapat medali emas kemaren. Usaha dan doanya sebanding." Azmi memperbesar foto profil Randi Pangestu yang berdiri tegak di atas tribune memegang medali dan karangan bunga, sang atlet muda berbakat yang kini telah menjadi teman barunya.

Sedari tadi di perjalanan, tak henti-hentinya Azmi memamerkan kenalan barunya itu pada Yossy. Belum begitu akrab tapi Azmi seperti ada kepuasan tersendiri oleh karena bertemu dengan sosok atlet panahan yang sudah pernah memenangkan kejuaraan internasional.

"Tahu dari mana, Dek?" Bibir bawah Yossy menjulur ke depan, wajahnya terkesan meremehkan. "Baru juga ketemu."

"Serius, Om. Azmi tuh nyimakkk. Dia bercerita seakan-akan sudah melewati banyak hal dalam proses memanah. Ibarat kehidupan, dia sudah tahu pahit manisnya hidup."

Yossy mendehem panjang sambil ngangguk-angguk. "Oh gitu. Om kalah dong berarti ya?"

"Oh jelas," ucap Azmi spontan tanpa ragu.

Sesaat kemudian, Azmi menoleh ke Yossy lalu tertawa gelagapan. "He he, maksudnya soal manah, Om. Dia lebih unggul dong pastinya," timpalnya lagi membenarkan.

"Alah, kamu baru pertama kali kenal si Atlet itu, Dek. Namanya siapa? Ra—Randi? Jangan cepat tersanjung dengan tampilan seseorang."

"Iya, Om. Tapi Azmi juga harus husnuzon dong. Buktinya dia yang nemuin sorban Azmi dan ada etikat baik ngembaliin ke pemiliknya."

"Iya iya, Om tahu itu. Tapi tetap, kamu harus pandai mawas diri. Hati-hati aja sama dia. Atau siapa pun itu. Kita nggak pernah tahu baik buruknya orang, maksud dan tujuannya, apalagi kamu Azmi banyak yang tertarik dengan kepribadian polosmu itu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sang PelitaWhere stories live. Discover now