Bab 14. CERITA DI MUSIM PANAS

447 76 3
                                    

PDFnya ready ya. Harga 40rb. Terima kasih dan happy reading! ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Romance, abuse

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

.

.

.

Naruto bersandar ke sandaran kursi mobil. Lelah menunggu, wanita itu memejamkan mata dan tertidur hingga tidak sadar Sasuke sudah kembali, membawa dua cangkir kopi hitam panas, satu cangkir latte panas dan satu moccacino panas serta dua potong roti isi ham bersamanya.

Aroma kopi memenuhi ruangan sempit itu. Mengerang pelan, Naruto membuka kedua mata. Seperti seorang bingung, wanita itu duduk dengan punggung tegak, menatap lurus ke luar kaca mobil. Di luar, hujan masih setia turun.

Sepasang alis hitam tebal itu ditarik naik saat pandangannya bertemu dengan netra jernih Naruto. Sasuke menunjuk ke arah dashboard dengan dagunya lalu berkata, "Aku membeli beberapa macam kopi. Kau bisa memilih yang kau suka," ucapnya. Sasuke kembali menggigit roti isinya setelah selesai bicara. "Oh, roti isi itu milikmu." Kali ini dia menunjuk kantung kertas cokelat berisi roti isi di atas dashboard.

"Cukup kopi," balas Naruto. Dia melihat isi cup kopi lalu membawa kopi hitam ke tangannya.

"Kau tidak lapar?" Sasuke mengelap sisi mulut dengan ujung telunjuknya. "Roti isi tidak akan membuatmu gemuk." Seolah bisa membaca isi pikiran Naruto, dia bicara dengan sangat santai. Sasuke menyambar kantung kertas cokelat itu lalu menyodorkannya ke tangan Naruto. "Makan! Hargai aku yang sudah membelikannya untukmu!"

Naruto masih terlihat sedikit bimbang. Namun, dia tidak bisa menampik jika perutnya sudah kembali lapar. Aneh memang, padahal saat makan siang tadi dia menghabiskan semua makanan yang dipesan oleh Sasuke untuknya.

"Jika aku gemuk, itu salahmu!" ucap Naruto, cemberut. Mengeluarkan roti isi dari dalam kantung kertas, dia mulai menggigit kecil rotinya.

"Jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab."

Naruto berusaha menahan gemetar di dalam hatinya dan membuang napas berkali-kali. Kenapa Sasuke bisa bicara sesantai itu? Dasar gila! Ucapnya di dalam hati.

.

.

.

Seperti yang sudah diduga oleh Naruto sebelumnya, kemunculan Sasuke di Distrik Selatan menggemparkan penggemarnya hari ini. Walau Sasuke sering terlihat di sana karena panti asuhannya terletak di wilayah itu, kali ini berbeda karena penyanyi sekaligus aktor itu tidak pergi seorang diri. Sasuke membawa seorang wanita pergi bersamanya.

Beberapa foto Sasuke bersama Naruto di pantai tersebar di internet. Para penggemar bertanya-tanya siapa wanita itu dan apa hubungannya dengan Sasuke?

Gosip menggelinding seperti bola panas. Beberapa penggemar mendapati wanita berambut pirang yang dibawa Sasuke memiliki kemiripan dengan sosok wanita yang tertangkap basah tengah bersama Sasuke di depan sebuah klub malam beberapa waktu lalu.

Mereka tidak mungkin hanya kenalan lama. Seorang penggemar meninggalkan komentar pada forum diskusi yang tengah membahas foto-foto Sasuke di pantai.

Tapi kita harus berterima kasih, karena berkat wanita itu kita bisa melihat perut sixpack Sasuke-kun.

Komentar demi komentar terus bergulir. Hingga sore hari, Sasuke belum memberikan pernyataan apa pun. Dia sengaja melakukannya dan mengatakan kepada agensi yang menaunginya jika skandalnya kali ini bisa memberikan dampak positif untuk proyek terbarunya.

Sasuke dengan santai mengatakan kepada pihak agensinya untuk menahan diri. Tayangan pracuplik proyek terbarunya akan segera dirilis dalam bulan ini. Mereka hanya perlu bersabar dan gosip pasti akan mereda seiring waktu.

"Aku tidak mengerti kenapa kau bisa setenang ini!" Kakashi menggelengkan kepalanya. Sasuke terkena flu dan meminta Kakashi membelikannya obat di apotik karena dia tidak mau pergi memeriksakan diri ke rumah sakit. Menyerahkan obat dan gelas berisi air minum ke tangan Sasuke, sang manager lalu duduk di seberang sofa yang ditempati artisnya. "Kenapa kau tidak langsung pulang? Seharusnya kau bisa menjaga jarak atau melakukannya secara sembunyi-sembunyi!"

Sasuke tidak langsung menjawab. Dia memasukkan obat ke dalam mulut lalu meneguk air minum di dalam gelas. Meletakkan kembali gelas ke atas meja, Sasuke membaringkan tubuhnya lagi di atas sofa dan menarik selimutnya.

"Gila jika aku tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk bicara dengan Naruto." Sasuke melipat kedua tangannya di belakang kepala. Pandangan pria itu menerawang jauh. "Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku sebahagia ini?"

Melihat ekspresi lembut Sasuke, sang manager tidak tahan untuk bertanya, "Kau menyukainya?" Kakashi memutarkan tangan di depan wajahnya sendiri. "Maksudku, kau memiliki perasaan romantis untuk Naruto—sahabatmu itu?"

"Perasaan romantis?" Sasuke mengernyit. "Aku menganggapnya sebagai sahabatku. Benar, aku menyayanginya, tapi sebagai seorang sahabat. Tidak lebih."

Ucapan Sasuke terdengar seperti omong kosong di telinga Kakashi. Sang manager menggelengkan kepalanya beberapa kali sembari menunjuk-nunjuk ke arah Sasuke. Terdiam sejenak, perhatian Kakashi teralihkan ke iPad di tangannya. "Apa kau yakin?"

Sasuke menganggukkan kepala.

Sekali lagi Kakashi menggelengkan kepala. Bertopang satu kaki, dia kembali menatap layar iPad-nya. "Bagaimana jika salah satu peserta benar-benar menyukai Naruto?" tanyanya tiba-tiba tanpa menatap Sasuke. Jemari tangan pria itu terus bergulir, menyentuh layar iPad-nya. "Naruto sangat menarik. Tidak sulit membuat pria jatuh hati kepadanya."

"Maksudmu apa?" Sasuke mendudukkan diri. "Kau pikir aku akan menghalangi Naruto berkencan?" Ia hanya ingin memastikan apa yang ada di dalam pikiran Kakashi saat ini.

Menoleh, pandangan Kakashi bersirobok dengan Sasuke. Dia lalu mengangguk. "Jangan menyesal jika Naruto menemukan tambatan hatinya saat variety show berlangsung!" Kakashi sengaja memberi penekanan dalam nada bicaranya. "Aku harap Naruto memiliki cerita menakjubkan di musim panas ini." Pria itu berdesis saat Sasuke melempar sebuah bantal sofa ke arahnya. "Kenapa kau marah? Apa ada yang salah dengan ucapanku?"

"Naruto tidak boleh berkencan dengan sembarang pria!"

Udara di dalam ruangan itu mulai terasa memberat. Atau ini hanya perasaan Kakashi saja?

"Dia hanya akan berkencan dengan pria yang sudah mendapat restuku." Sasuke masih bicara dengan nada dan ekspresi sangat serius. Setelah merasa puas, dia kembali berbaring. Sasuke memiringkan tubuhnya ke arah sandaran sofa, entah kenapa suasana hatinya menjadi buruk hanya karena pembahasan ini.

Di tempat duduknya, Kakashi mendengkus. Dia memutar kedua bola mata, jengah. Sasuke sepertinya terlalu bodoh untuk tahu perasaannya sendiri.

"Aku akan menyeleksi ketat setiap pria yang ingin berkencan dengannya," sambung Sasuke. Suaranya teredam oleh bantal yang menutup wajahnya.

.

.

.

TBC

Someone From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang