Bab 20. LUKA LAMA

339 71 0
                                    

PDFnya ready ya. Harga 40rb.

Happy reading! ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Romance, abuse

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

.

.

.

Konoha, Pertengahan Musim Semi 2013

Di tempat lain, Sasuke benar-benar gembira karena mendapatkan kesempatan untuk masuk ke dapur rekaman. Setelah selama satu tahun menjadi penyanyi latar belakang, akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk bersinar.

Dengan tidak sabar Sasuke menunggu kekasihnya untuk menerima panggilan telepon darinya. Sasuke ingin Karin menjadi yang pertama tahu berita menggembirakan ini. Tidak mendapat jawaban, Sasuke menekuk keningnya dalam. Karena Karin belum menjawab panggilannya, pria itu memutuskan menunda untuk memberitahu Naruto.

Sasuke mengatakan akan memberitahu sahabatnya itu setelah memberitahu Karin. Tersenyum lebar, Sasuke menyantap nasi kepalnya, lahap. Setelah ini kehidupannya akan jauh lebih baik. Sasuke merasa optimis. Dia yakin bisa menghasilkan banyak uang dengan begitu Naruto tidak perlu bekerja dan bisa melanjutkan kuliah walau harus menunda selama satu tahun.

"Aku akan bekerja sangat keras," ucap Sasuke. Dia mengelap sudut bibir kananya dengan punggung tangan. "Kau tidak perlu tidur di ruangan sempit lagi. Kau tidak perlu memberikan selimutmu kepada anak lain lagi," janjinya. Sasuke tersenyum lembut. Membuka tutup botol air mineral, Sasuke meneguk isinya beberapa kali. "Aku akan membelikan semua barang yang kau inginkan," janjinya teringat kepada Naruto.

.

.

.

Suasana hati Naruto masih belum membaik saat pulang. Walau Karin menepati janjinya, hati Naruto masih sangat sakit. Memeluk dirinya sendiri, Naruto merasa hatinya sangat dingin.

Dia tengah berdiri di halte untuk pulang saat mendengar notifikasi telepon genggamnya. Naruto mengeluarkan benda itu dari dalam tas. Matanya menyendu membaca nama sang pengirim pesan.

[Sasuke]: Aku akhirnya akan memiliki albumku sendiri XD

[Sasuke]: Kau harus mentraktirku hotpot

[Sasuke]: Dua hari lagi aku akan pulang

[Sasuke]: Aku akan memberi kejutan kepada Karin. Kita bisa merayakan setelahnya. Bagaimana?

[Sasuke]: Apa kau masih bekerja?

[Sasuke]: Tolong balas pesanku!

[Sasuke]: Omong-omong, aku merindukanmu, Dobe!

Pesan pun berakhir. Naruto memutuskan untuk tidak langsung menjawab pesan dari Sasuke. Mungkin dirinya memang egois. Namun, sisi jahat Naruto tidak terima karena hanya dirinya yang mendapat perlakuan tidak manusiawi dari Karin dan teman-temannya. Mereka bahkan bisa menyembunyikan perudungan itu dari pengawasan Sasuke dan sengaja menyibukkan sahabat Naruto itu agar tidak terlalu fokus kepadanya.

Menggelengkan kepala, Naruto merasa pemikirannya sangat tidak adil untuk Sasuke. Sahabat sejak kecilnya itu tidak pernah berbuat jahat kepadanya. Sasuke selalu menjadi sahabat yang terbaik untuknya, kenapa Naruto harus menyalahkan orang lain untuk kemalangannya?

Menarik napas dalam, Naruto mengeluarkan lagi telepon genggamnya. Dengan cepat dia membalas pesan yang dikirim oleh Sasuke kepadanya.

[Naruto]: Selamat untukmu

[Naruto]: Aku bisa mentraktirmu makanan yang lebih mahal jika kau mau. XD

[Naruto]: Besok aku kerja siang. Shiftku berakhir pukul sebelas malam. Kita bisa mengaturnya lain waktu. Ok?

[Naruto]: Sekali lagi selamat untukmu! ^^

Setelah mengirim semua pesan itu, Naruto memasukkan kembali telepon genggamnya ke dalam tas. Di saat bersamaan, bus yang membawanya menepi. Naruto segera naik, pandangannya terlihat kosong. Dalam hati dia bertanya, kapan dia bisa melepaskan diri dari Karin dan teman-temannya.

Naruto mengira hidupnya akan lebih baik jika sudah lulus SMA. Namun, sepertinya Konoha begitu kecil. Dia bahkan bekerja di perusahaan milik orang tua Jugo. Oh, sungguh menyedihkan, pikirnya muram.

Di tempat lain, Jugo mengisi gelas kristal miliknya dan tersenyum setelah mendengar laporan Karin mengenai apa yang dilakukannya terhadap Naruto. "Kau benar-benar jahat!"

Karin tertawa sinis. "Salahmu yang membantunya bekerja di sana!"

"Aku?" Menyesap minumannya, Jugo menaikkan satu alis, tinggi. "Aku hanya merasa kasihan. Anggap saja kebaikanku itu sebagai balasan karena aku terus merudungnya selama dua tahun." Menggelengkan kepala, Jugo memindahkan saluran televisi yang tengah ditontonnya.

Karin mengetatkan rahang. "Apa kau menyesal sudah merudungnya?"

"Apa aku terlihat menyesal?" Jugo balik bertanya.

"Lalu kenapa kau memberinya pekerjaan?" Nada bicara Karin naik satu oktaf lebih tinggi. "Akan lebih baik jika dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan atau menjual dirinya. Itu lebih baik untuknya!"

Jugo berdecak pelan. Pria itu terlihat tidak setuju. "Mulai sekarang kau harus lebih berhati-hati!" Ia mengingatkan dengan suara pelan. Jugo tahu emosi Karin selalu tidak stabil jika berhubungan dengan Naruto. "Setelah terjun ke masyarakat dan terkenal, latar belakangmu bisa menjadi bumerang. Bukankah kau masih ingin menjadi istri Sasuke?"

"Tentu saja!" Karin menegakkan punggung. "Bagaimanapun juga aku akan mendapatkannya."

"Kalau begitu berhenti main-main di belakangnya!"

"Termasuk denganmu?" Memainkan anak rambut, Karin memberi Jugo tatapan mengundang. Suara wanita itu terdengar serak dan menggoda. Berdiri dari tempat duduknya, Karin mendudukkan diri di paha Jugo. Ujung jemari tangannya memainkan rambut pria itu. "Jawab aku!" pintanya serak.

Terkekeh pelan, Jugo menarik tubuh wanita itu hingga menempel erat kepadanya. "Kau tahu betul jawabannya, Sayang!"

.

.

.

Kembali ke masa sekarang, Naruto menggelengkan kepalanya. Wanita itu berusaha fokus untuk menyelesaikan permainan tim. Masing-masing tim diharuskan mencocokkan kunci kotak yang disembunyikan di dalam labirin buatan di halaman belakang. Pemenang akan diizinkan untuk memilih partner yang akan menemani mereka saat makan malam nanti.

Naruto memasang ekspresi datar. Dia sengaja tidak langsung menjawab untuk memastikan nada bicaranya terdengar biasa saat menjawab pertanyaan Gaara. Oh, demi apa pun, Naruto merasa jantungnya akan keluar saat ini. Dia tidak pernah bermimpi akan bisa bicara dengan Gaara secara langsung. "Sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan peringkat," ungkapnya. Menoleh kepada Sasuke, wanita itu lalu mengalihkan perhatiannya lagi kepada Gaara dan berbisik pelan, "Namun, aku tidak mau kalah dari pasangan Karin dan Shino."

.

.

.

TBC

Someone From The PastWhere stories live. Discover now