Chapter 25: Hasil Olimpiade

126 4 0
                                    

Keesokan harinya dimana akan diumumkan siapa pemenang dari Olimpiade matematika, setiap peserta dikumpulkan di dalam aula.

Terlihat semuanya gugup dan penasaran dengan hasilnya, meskipun mereka tau yang menjadi juara pertama dan kedua antara Zervan dan Raymond, namun juara 3 menjadi harapan mereka.

Suasana menegangkan sangat terasa saat acara sudah di mulai, keringat dingin telah membasahi jidat menunjukkan berapa gugup nya mendengar siapa juara juara yang dipilih.

Hingga di sesi pemanggilan sang juara juara pun tiba, banyak sudah siswa lain yang mengintip dari jendela untuk melihat siapa saja yang menjadi juara di Olimpiade matematika ini.

"Baiklah, kita telah sampai di sesi pemanggilan para juara kita, apakah kalian gugup?" tanya MC.

"Gugup" jawab serentak para peserta.

"Baiklah kita panggil dari juara 3 terlebih dahulu"

Dengan hati yang berdebar, para peserta menunggu dengan penuh harapan. MC membuka amplop yang berisi nama-nama pemenang dan mulai membacanya.

"Dan juara ketiga Olimpiade Matematika kali ini adalah... Lisa Anderson, dengan perolehan nilai 95!" ucap MC dengan suara yang terdengar jelas di seluruh aula.

Tepuk tangan dan sorak-sorai riang langsung menggema di ruangan. Lisa, seorang siswi yang duduk di barisan depan, tersenyum bahagia dan berjalan maju menuju panggung.

"Baik kita lanjut ke juara dua Olimpiade Matematika kali ini adalah... Selamat untuk Raymond, dengan perolehan nilai 98!"

Sama seperti Lisa, Raymond mendapatkan tepukan tangan dari para peserta lainnya. Kini hanya tingga sang juara pertama, meskipun sudah ketebak siapa, namun mereka juga penasaran berapa nilai yang di raih oleh juara pertama.

"Nah tinggal juara satu nih, kira kira berapa ya nilainya? Dari pada kita penasaran mari kita panggilkan sang juara pertama dengan nilai yang sangat luar biasa, siapakah dia? "

"Selamat untuk juara pertama Olimpiade Matematika yaitu Zervan Gabriel Adams, dengan perolehan nilai yang sempurna yaitu 100! "

Zervan tak percaya ia berhasil mendapatkan nilai yang sempurna, teman temannya sudah histeris diluar ruangan.

Kini di panggung telah ada 3 pemenang, mereka dipasangkan mendali dan juga di beri sertifikat oleh panitia. Tepuk tangan meriah dan sorak-sorai riang menggema di aula. Zervan merasa campur aduk antara kegembiraan dan kekaguman. Ia tidak menyangka bisa meraih nilai sempurna dalam Olimpiade Matematika ini.

Setelah selesai acara Zervan keluar dari aula dan disambung dengan pelukkan dari teman temannya yang bangga dan kagum dengan pencapaian Zervan.

"Selamat Zervan! Lo bener bener hebat bro! " puji Aidan yang memeluk erat Zervan.

"Gak nyangka gue loh, ternyata lo nggak hanya bertanggung jawab sebagai wakil ketua Thunder tapi lo pintarnya bukan maen" timpal Kai yang juga sedang memeluk Zervan.

Dari kejauhan Zervan melihat keberadaan papanya yaitu Denis dan juga ibu tirinya yaitu Melinda yang datang kesekolah Zervan.

Setelah selesai berpelukan dengan para teman temannya Zervan pun segera menghampiri Papa dan Mama nya.

Melinda benar benar bangga dengan pencapaian Zervan. "Kamu hebat, nak" ujar Melinda dengan haru setelah tau jika Zervan mendapatkan nilai yang sempurna saat mengikuti Olimpiade Matematika.

Denis hanya diam saja disebelah Melinda, Zervan kini menatap kearah papanya itu.

"Pah, Zervan berhasil dapat juara pertama" ujar zervan dengan mata berkaca kaca.

Denis menghela nafas panjang sebelum ia tersenyum kearah anak kandungnya itu, senyuman yang selama ini tak pernah Denis berikan kepada Zervan membuat senyuman itu sangat berarti bagi Zervan.

Tak hanya itu Denis merentangkan tangannya seakan akan memberikan kesempatan untuk Zervan berpelukan dengan papanya itu.

Tanpa menunggu lama Zervan segera memeluk papanya dengan erat, pelukan yang selama ini Zervan inginkan dari dulu kini bisa ia rasakan.

"Papa bangga sama pencapaian kamu. Selamat ya, nak. "

Deg!!

Apakah Zervan sedang dalam mimpi Indahnya saat papanya mengatakan kalimat yang tak pernah beliau katakan kepada Zervan selama ini.

Vano ikut senang melihat Zervan akhirnya mendapatkan kebahagiaan yang ia inginkan selama ini, teman teman Zervan melihatnya sangat terharu tentunya. Meskipun mereka tak tau menahun tentang kehidupan Zervan sebelumnya.

"Nanti setelah pulang sekolah, langsung pulang aja ya ada sesuatu" ujar Denis.

Zervan mengakhiri pelukannya dengan papanya dan kemudian menatap kearah papanya, "sesuatu apa, pa? " tanya Zervan yang penasaran.

Denis hanya tersenyum lalu mengelus kepala Zervan membuat rambut Zervan sedikit berantakan, "udah pokoknya langsung pulang aja, nanti kamu tau sendiri"

Zervan hanya mengangguk patuh saja, setelah nya ia kembali berkumpul bersama temannya sebelum bell pulang karena kebetulan hari ini pulangnya lebih cepat dari biasanya.

Setelahnya Denis dan Melinda pun kembali ke mobil untuk segera pulang, sepertinya ada sesuatu yang akan mereka siapkan untuk Zervan namun entah apa itu.

Sementara itu Zervan sedang berkumpul dengan temannya sangat senang, untuk sekian kalinya temannya menuju Zervan.

"Thanks, berkat dukungan kalian bisa buat gue semangat dan bisa memenangkan Olimpiade Matematika ini dengan nilai yang baik" ucap Zervan.

"Kita akan selalu bantuin lo, kapanpun lo butuh Zer" balas Marchel yang tulus dalam mengatakan itu.

Aidan, Devan, Kai, serta Vano menyetujui perkataan yang dikatakan oleh Marchel.

Vano bisa melihat betapa bahagianya Zervan, bukan hanya menang Olimpiade Matematika dengan nilai sempurna namun juga kebahagiaan yang selama ini Zervan inginkan akhirnya perlahan mulai terkabulkan.

'Lo akhirnya sedikit demi sedikit bisa ngerasain yang selama ini lo inginkan, Zer' batin Vano yang tersenyum kearah Zervan.

Bersambung..........

ZERVAN || By : MIFTAH_ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang