BAB | 02

4.5K 395 10
                                    

Sinar matahari pagi yang lembut menerobos masuk ke kamar, membangunkan Aleena, yang masih terjebak dalam tubuh Elena. Rasa asing di tubuhnya masih terasa, namun dia sudah mulai bisa mengendalikannya.

Memori Elena perlahan menyatu dengan pengamatan Aleena. Dia mengingat rutinitasnya sebagai ibu dari Alexander dan Axel. Kedua anaknya yang masih remaja ini dikenal dengan kepribadian yang bertolak belakang.

Alexander, si sulung, dikenal sebagai anak yang dingin dan pemarah. Dia seringkali berulah di sekolah dan terlibat perkelahian. Sebaliknya, Axel, anak bungsu, periang, disukai teman-teman, dan berprestasi di sekolah.

Suara gaduh dari dapur mengembalikan Aleena ke kenyataan. Dia mendapati Alexander sedang membanting piring dengan kesal.

"Kenapa lagi ini, Alexander?," tanya Aleena dengan nada tenang namun tegas, berusaha meniru gaya bicara Elena yang biasa.

"Persetan! Axel selalu saja lebih dibela!" bentak Alexander. "Padahal dia yang mencuri dompetku!"

"Benarkah itu, Axel?" tanya Aleena, menatap Axel yang baru saja masuk ke dapur.

Axel terlihat bingung. "Tidak, Ibu. Aku tidak mencuri dompet Alexander."

Aleena mengenali kebohongan anak-anak remaja.  Dia mengingat Elena yang selalu memihak Alexander, terlepas dari siapa yang bersalah. 

Namun, kali ini, Aleena memutuskan untuk tidak mengikuti pola lama. Dia melihat ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan kedua anaknya.

"Baiklah," kata Aleena. "Kalian berdua harus mencari dompet itu bersama-sama. Dan sampai ketemu, tidak ada yang boleh pergi sebelum dompet itu ketemu "

Alexander mendengus kesal, sementara Axel mengangguk patuh. Keduanya pun pergi mencari dompet yang hilang.

Aleena kembali ke kamar memanfaatkan kesendiriannya ini untuk membaca buku harian Elena lebih lanjut. Di salah satu halaman buku itu bercerita tentang pertengkaran Elena dengan ayah Alexander dan Axel. Elena menuduhnya berselingkuh, dan pertengkaran itu berujung pada perceraian yang pahit.

Halaman itu juga menyebutkan nama seorang wanita.  Apakah wanita ini ada hubungannya dengan sikap mementingkan Alexander yang selama ini dianut Elena?

Pikiran Aleena dipenuhi pertanyaan. Dia menyadari Elena memiliki masa lalu yang kelam, dan rahasia yang tersimpan di buku harian tersebut mungkin bisa menjadi kunci untuk mengubah nasib Alexander dan Axel, serta kehidupan barunya sendiri di dunia novel ini.

Tiba-tiba, suara pintu kamar Alexander terdengar di lantai atas.  Aleena bangkit dan menuju ke kamar tersebut. Apa yang akan ditemui Aleena di kamar Alexander? Apakah ada petunjuk lain tentang dompet yang hilang?

Bersambung...

ALEENA | Being The Mother Of Two Important Characters Where stories live. Discover now