Chapter 25

373 61 16
                                    

〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️

Redamancy (n) the act of loving the one who loves you; a love returned in full.

〰️

Levi masih terdiam di tempatnya duduk sambil berusaha mencerna kata-kata yang dilemparkan oleh (Name) sebelumnya. Lelaki itu menunduk dan mengacak rambutnya sembarangan. Menikah? Yang benar saja. Setelah semua usaha yang dia berikan selama ini, (Name) malah menghilang begitu saja dan membuatnya seperti orang gila. Lalu saat dia menemukan wanita itu, tiba-tiba saja dia mengatakan jika ingin menikah dengan orang lain?

"Apa kau tahu permasalahanku dengan Isabel waktu itu?"

Kalimat pertanyaan itu terus-terusan terngiang dikepalanya dan jawabannya adalah tidak. Dia tidak mengetahui apa yang menjadi masalah pertengkaran antara (Name) dan Isabel. Ketika malam itu Jean mengatakan jika Isabel hampir membuat (Name) tenggelam di laut, dirinya hanya bisa terdiam dan menolak hal tersebut. Dia sangat mengenal Isabel dan dia tidak percaya jika sahabatnya itu akan tega melakukan hal tersebut.

"Aku harus berbicara dengan Isabel." Desah Levi pasrah.

Levi akhirnya bangkit dari kursi yang diduduki dan bersiap keluar dari areal pemakaman. Tapi langkahnya terhenti saat dirinya melewati makam Erwin. Pria itu menatap tulisan yang tertulis pada batu nisan milik Erwin.

Di sini terbaring, Komandan terhebat Pasukam Pengintai sekaligus sosok Ayah tercinta.

"Erwin, apakah kau marah padaku karena telah menyakiti (Name)?" Tanya Levi pelan.

Pria itu menghembuskan napasnya berat. Siapa sangka jika dia akan berbicara dengan nisan teman baiknya sendiri.

"Maaf, aku akan berusaha lebih keras setelah ini." Lanjutnya.

Tak ingin berlama-lama di sana, Levi langsung beranjak menuju kereta kuda yang telah dia sewa sebelumnya. Tujuannya kali ini adalah kembali ke markas luar dinding dan bertemu langsung dengan Isabel untuk meluruskan permasalahan yang ada.

Selama di perjalanan, Levi hanya dapat menyenderkan tubuhnya ke belakang sambil menatap pemandangan di luar. Pikirannya berkelana kemana-mana memikirkan perkataan (Name) sejak tadi. Jika saja dirinya tidak terbawa emosi waktu itu, (Name) mungkin tidak akan menghilang begitu saja dari markas. Dia tidak perlu menanggung perasaan yang menyiksa dirinya karena tidak dapat bertemu wanita itu hampir setahun lamanya.

"Dasar bodoh." Maki Levi pada dirinya sendiri.

***

Eren menarik tangan seseorang ke salah satu ruangan kosong yang berada di dalam markas pasukan pengintai. Setelah memastikan (Name) pulang dengan selamat tadi pagi, dia langsung kembali ke markas untuk bertemu dengan orang ini. Eren langsung melepaskan tangannya setelah memastikan tidak ada orang yang akan melihat mereka.

Redamancy / Levi x ReadersWhere stories live. Discover now