10. Membatalkan Misi Sampingan

1.6K 309 16
                                    

"Wah, Arthe, lucunya~!" Lucille memekik riang saat melihatku melewati pintu ruang makan. Aku tentu saja kelihatan lucu setelah Kieran berusaha keras untuk membuatku kelihatan makin layak. Padahal dia baru saja bekerja sekitar satu minggu sebagai pelayan kediaman ini, tapi dia sudah pandai dalam hal pelayanan.

Aku memasang senyuman lebar pada tiga anggota keluargaku yang baru. Pelayan lalu memintaku untuk duduk di samping Lucille, aku agak memanjat naik saat harus duduk di kursi yang agak tinggi bagiku.

"Hehe, terima kasih, Ibu. Ibu juga sangat cantik!" Aku diajari untuk memuji kembali saat dipuji, ini supaya aku tidak merasa arogan.

Lucille melebarkan senyumannya. "Arthe, kamu membuatku salah tingkah." Tangan kanan Lucille terulur dan mencubit pipiku dengan pelan.

Lagi-lagi sarapan kali ini pun memiliki menu yang mewah dan bergizi! Nutrisinya cocok buatku yang kurus kerempeng setelah dibuang Duke dan tidak diurus dengan benar. Aku sampai merasa apakah boleh mendapatkan kasih sayang cuma-cuma seperti ini.

"Arthe, bagaimana dengan tidurmu?" Adrian yang duduk di depanku bertanya setelah mengelap bibirnya menggunakan serbet. "Apakah kamu mengalami malam yang nyenyak?"

Aku memang tidak bisa mengetahui etiket makan dengan rapi seperti ketiga anggota keluarga Crissalo lainnya, tetapi aku sebisa mungkin makan tanpa berantakan. Aku juga sesekali selalu mengikuti apa yang mereka lakukan saat makan.

Aku menarik serbetku dan mengelap bibirku dengan kain serbet, mengikuti apa yang Adrian lakukan sebelumnya.

"Aku tidur dengan nyenyak! Sudah lama aku tidak tidur dengan nyaman."

Karena hari-hariku sebagai seorang pro gamer, aku terkadang main gim sampai kebablasan subuh, makanya aku tidak pernah merasa tidur dengan nyenyak. Sesekali, aku bahkan ketiduran di kursi, layar monitor masih menyala, bahkan ada masanya ketika aku streaming, aku malah ketiduran. Dan saat aku ingin tidur di siang hari, apartemen di ibu kota yang padat tidak mendukung sama sekali karena suasananya sangat ramai. Jadi, aku jarang mendapatkan tidur yang nyenyak. Sekalinya aku tidur, aku malah semakin lelah.

"Mengapa, Arthe? Apakah Duke tidak memberikanmu tempat yang nyaman untuk tidur?" Aaron bertanya, dia meletakkan peralatan makannya, dan menatapku sedih.

Aku mengerjap. Oh, aku lupa kalau tubuh asli Arthevian tinggal di paviliun yang jelek! Aku malah menjawab pertanyaan Adrian sesuai pengalamanku sendiri di dunia modern.

"Ahaha, Duke memberiku tempat tinggal, Ayah. Ingat paviliun itu? Aku setidaknya diberikan tempat tinggal di sana."

Sorot Aaron makin sedih. "Arthe, tidak apa-apa, Sayang. Sekarang kamu akan tidur di tempat tidur yang nyaman dan kasur yang empuk. Aku akan memastikan bahwa kamu bisa beristirahat dengan benar."

Aku tersenyum sebagai balasan. "Terima kasih, Ayah, Ibu, Kakak atas perhatian kalian semua. Ini membuat hatiku menghangat."

Lucille terkekeh gemas dan memeluk tubuhku. "Arthe, kami menyayangimu, Nak."

Rasanya aneh. Kami baru saja bertemu kemarin, tetapi mereka telah mencurahkan kasih sayang mereka padaku tanpa ragu-ragu, walaupun ada status tak terbantahkan bahwa aku pada awalnya bukanlah siapa-siapa. Meski sudut hati terkecilku tahu jika kasih sayang mereka terbentuk dari rasa simpati, aku akan menerimanya. Tidak apa meski mendapat kasih sayang dari rasa kasihan, jika memang kasih sayang ini akan berusaha untuk melindungiku dari bendera kematiannya Arthevian.

***

Adrian memiliki kelas berpedang di pagi hari setiap harinya, sementara Aaron dan Lucille memiliki kesibukan masing-masing. Sementara untukku, katanya Lucille akan segera mencarikan guru yang pantas untukku belajar beretiket dan ilmu pengetahuan, hanya saja mungkin akan memakan waktu selama beberapa hari untuk mencari gurunya. Dan aku kini tidak memiliki kesibukan.

Anak Buangan DukeWhere stories live. Discover now